Matilda seorang bad girl di sekolah barunya, dia harus menelan kenyataan pahit tentang fakta perceraian kedua orang tua nya.
Sampai dia mengenal bad boy yang di kenal kejam di sekolah barunya, sialnya orang itu justru yang memberi fakta perceraian kedua orang tua nya.
Sempat berlika-liku untuk mencari tahu faktanya, sampai akhirnya Matilda mengetahui sifat asli ayahnya seperti apa.
Ya, ayah nya sendiri yang membuat hubungan orang tuanya hancur.
Seiring waktu berjalan, mereka akhirnya saling cinta dan bersatu untuk menumpas ketidakadilan yang di lakukan oleh ayah nya Matilda.
Bagaimana kisah percintaan mereka? apa ada orang ketiga di antara mereka? bisakah mereka bersama menegak keadilan? dan bagaimana caranya? ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23.
"Sumpah demi apa sih, emang bener kata orang, hari sial itu tidak ada di kalender!"
Begitu emosian nya Matilda saat melihat sang ayah sudah menjadi sangat agresif.
"Manyun mulu, cantik lu ilang nanti" Kata Apit.
"Ya gimana ga manyun, coba lu pikir aja. sekarang gue di jadiin samsak sama tu orang, kesel gue!" Ketus Matilda.
Bu Riana sedikit menceramahi "Kamu gak boleh bicara seperti ini, ingat lah kamu juga tumbuh besar berkat kerja keras nya loh"
"Justru yang buat Matilda tumbuh besar kan berkat ibu, ibu juga yang mengurus Matilda saat masih kecil, sampai ngerti nya apa arti broken home"
Matilda berusaha untuk mengelak, tapi itu sedikit menyinggung perasaan Bu Riana.
"Coba deh kamu bayangin gimana nanti kalau ayahmu sudah tidak ada?" Kata Bu Riana.
Matilda mengerut kening "Maksut nya enggak ada Bu?" Tanya Matilda.
"Kalau ayahmu tiba-tiba meninggal, terus kamu nanti punya anak, dan anak itu melakukan hal yang sama dengan yang kamu perbuat ke ayah mu sekarang bagaimana?"
"Ya gak gimana-gimana kan Matilda cewek Bu?"
"Kalau suatu saat anak mu laki-laki?. Dan yang ibu tau sekarang kan kamu nurunin sifat ayahmu, kamu harus berubah dari sekarang biar perasaan ayahmu itu tidak tersakiti, mikirnya ke depan sayang bagaimana caranya agar orang-orang bisa menghargai kita, jangan mikir nya sekarang, ah apa sih punya ayah tukang marah ga jelas, karena perilaku seseorang adalah cerminan hidup kita" Ceramah Bu Riana.
"..." Matilda speechless.
"Bu jangan serius amat, makan dulu lah ayamnya mumpung masih anget" Tukas Apit berbicara.
"Oh iya pit, lu mau bawa gue tidur di apartemen lu?" Tanya Matilda
Apit menggeleng kepala "Di rumah, nanti lu temanin ibu disana"
"Lah berdua? — Um Erik sama lu nanti dimana, terus seragam, tas sama buku-buku gue? kan besok sekolah."
Betapa bawel nya matilda saat ini, seakan energi nya tak akan cepat habis saat dia berbicara.
Saat Apit ingin berbicara, tiba-tiba seseorang datang menghampiri dengan suara gagap nya.
"Ma-ma-matilda?" Sapa singgit yang berbicara.
"Siapa ya?" Sahut Bu Riana
"Lu tuh siapa sih? dari kemarin ganggu calon istri gue terus" Kata Apit yang sedikit terganggu.
"I-i-i-istri?" Kata singgit.
"Iya kena—"
"Tunggu Apit, jangan ngomong lagi" Tukas Matilda sambil menutup telinga dan kedua mata.
"Gu-gu-gue pe-pe-per-misi du-dulu mau pe-pe pesan a-ayam" Kata singgit
"Hus-Hus sana lu telinga gue mau pecah dengar suara kaya knalpot bajai" Kata Matilda dengan gestur jijik.
Saat sudah kembali dengan urusan transaksi nya di kasir, singgit memberi kotak makan ayam ke Matilda, Apit yang orangnya posesif langsung membuang kotak itu ke lantai.
"GUE INGETIN SAMA LU YA, SEKALI LAGI LU GANGGU DIA, HABIS LU SAMA GUE!!" Ancam Apit. Dia langsung pergi membawa Matilda dan ibunya meninggalkan restoran KFC.
**
"Apa gue ke rumah dulu ya" Kata Matilda saat sudah dirumah Apit.
"Ngapain?" Jawab Apit.
"Ya ampun, kok ngapain?. Semua keperluan sekolah gue semuanya ada disana oon" Kata Matilda.
"Oh iya gue belum jawab pertanyaan lu soal itu, tiba-tiba ada si gagap, tapi lu kesel ga sih kalau diganggu dia terus-terusan?"
"Engga terlalu, emang nya kenapa?" Jawab Matilda.
"Kayaknya dia serius mau deketin lu banget, dilihat dari wajah dan perlakuan nya saja sudah seperti itu" Gumam Apit
"Hm—"
"Kalau dia benar-benar rebut gue dari lu gimana?" Kata Matilda.
Matilda disini mulai sedikit usil, karena penasaran dengan reaksi Apit kalau memberi jawaban yang tidak diinginkan olehnya.
Apit mengerut kening "Loh, kok lu bilang gitu sih beb?" Jawab Apit.
"Iya gak papa, apa lagi dia anaknya bos papah gue" Kata Matilda.
Apit berdecak sebal memalingkan wajah, Matilda terkekeh geli melihat wajah lusuh apit yang cemberutan.
"Hahaha"
Matilda tertawa gak niat sambil berdiri.
"Gue mau ambil perlengkapan sekolah dulu buat besok" Kata Matilda.
"Gue antar ya" Tukas Apit
Matilda langsung menoleh tajam, menghela nafas dan menjawab "Ga perlu, gue gpp kok sendirian, gue minjem motor lu" Kata Matilda.
Dengan berat hati Apit merelakan Matilda jalan sendirian.
Namun di pertengahan jalan menuju rumah, singgit membuntuti dari belakang dengan sepeda motor nya yang bising.
Dia mencegah laju Matilda dari depan.
Matilda memberhentikan sepeda motornya lalu turun dari jok motornya.
"Mau ngapain lu?" Bentak Matilda
Singgit turun dari motor, melepas wig rambut dan gigi palsunya, dia berjalan menghampiri Matilda. Perawakan ideal dengan wajah yang glow tanpa kulit berkerut apa lagi rambut two blocks dan gigi putih tanpa cacat, membuat hati Matilda sedikit terjun ke bawah.
"Lu sudah gue baikin kasih ayam juga, malah lu hina-hina, lu gak tau kalau kita bakal di jodohin?, kalau gue ga berhasil buat dapetin lu, gue bakal di pindah dari kota ini sama bokap gue, dan gue gak mau ninggalin cewek gue disini!"
"Lah lu kenapa jadi curcol anying" Kata Matilda
Tapi, dalam hati Matilda berkata lain setelah melihat dia membuka wig dan gigi nya "Ganteng maximal anjir ni orang"
"Lu mau kemana? Malam-malam gini?" Tanya Singgit
"EH" Matilda memekik selepas melamun.
"Gue mau ke rumah"
Singgit berbalik badan langsung meraih sepeda motornya "Buru, gue kawal lu sampai rumah" Katanya.
"Gausah" Jawab Matilda.
Sampai rumah Matilda, berkat pengakuan dari singgit, Pak Burhan langsung mengijinkan Matilda pergi sambil membawa seragam tas dan baju-baju nya.
Sampai mereka kembali dan ingin berpisah, Matilda mengobrol sesuatu ke Singgit di pinggir jalan.
"Lu kenapa sampai bohong segala?, dan kenapa bilang ke papah, kalau lu mau ajak gue ke rumah lu sampai nginap segala?" Kata Matilda.
Singgit tanpa menjawab, dia memilih memasang kembali helm full face dan menyalakan mesin motor racing nya pergi meninggalkan Matilda.
"Dih dasar orang aneh" Kata Matilda sambil mengerut keningnya.
Matilda kembali melajukan sepeda motornya menuju ke rumah besarnya Apit
Kebetulan saat Matilda masuk rumah, apit baru saja selesai mandi, dia melihat dengan wajah keheranan.
"Lah kok bisa dapat semua yang lu butuhin?"
"Iya dong, dengan rayuan maut gue bisa dapat?" Kata Matilda sedikit salah tingkah
"O—oh" Jawab apit
"Oh iya lu kapan pulang ke apartemen?" Kata Matilda.
"Lah siapa yang bilang gue mau kesana, orang gue mau nginep disini bareng lu satu kamar" Celoteh Apit.
"What The — " Matilda langsung mencubit pinggang Apit keras.
"Awas lu ya jangan macam-macam!!" Ancamnya dengan melotot tajam.
"Enggak lah, gue becanda" Kata apit sambil mengambil jaket dan helm nya.
"Lu sudah mau pergi?" Kata Matilda
"Iya — kalau ibu nyari, sampaikan aja ya, gue sudah balik ke apart" Jawab Apit
"Oke hati-hati ya bad"
Apit berdecak keras.
JADE ( Who Stole My Virginity )