Jatuh cinta pas masih umur enam tahun itu mungkin nggak sih?
Bisa aja karena Veroya Vogt benar-benar mengalami jatuh cinta pas usianya enam tahun. Sayangnya, cinta Ve sama sekali nggak berbalas.
Dua puluh tahun kemudian, ketika ada kesempatan untuk bisa membuat Ve mendapatkan pria yang jadi cinta pertamanya, apa Ve akan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya?
Gimana perjuangan Ve, untuk mendapatkan cinta dari King Griffin A. Cassano?
" Bagaimana dengan membentuk aliansi pernikahan dengan ku? Bukankah tujuan mu akan tercapai? "
" Kau mabuk, ya? "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kulkas delapan pintu
Griffin menarik sudut bibirnya tipis begitu melihat Veroya. Calon istrinya itu keluar dari ruang ganti dan sudah mengenakan dress yang akan digunakan saat pernikahan nanti. Griffin suka, Veroya terlihat berkali-kali lipat lebih cantik. Tapi sebisa mungkin Griffin tetap menampilkan mimik datar di wajahnya. Tidak ingin terlihat mengagumi, gengsinya tinggi sekali untuk mengakui jika wanita yang dia tolak ratusan kali selama ini memang secantik itu.
Veroya sudah tidak kaget melihat respon calon suaminya yang lempeng saja seperti ini. Kapan Griffin pernah memujinya, karena yang ada hanya kata-kata pedas yang pria ini selalu ucapkan padanya. Tapi melihat binar bahagia di mata Griffin, sudah pasti calon suaminya ini menyukai penampilannya. Veroya bisa melihat, tatapan Griffin berbeda dari beberapa menit lalu yang tengah marah padanya atas keterlambatan nya.
Ya jangan salahkan Veroya kalau terlambat datang. Tidak ada konfirmasi dari Griffin atau Dexon, asisten pria itu kalau hari ini mereka akan ikut fitting. Pasalnya Veroya sendiri tahu kalau Griffin tengah sibuk-sibuknya mengurus bisnis. Dua minggu lagi mereka akan menikah, jadi Griffin benar-benar dikejar waktu untuk bisa segera menyelesaikan semua pekerjaannya.
" Bagaimana tuan muda? Apa ada yang perlu ditambahkan? " Tanya staf butik. Ekspresi datar Griffin dia artikan sebagai bentuk ketidaksukaan pria ini pada gaun dan riasan pada calon istrinya.
" Selama dia nyaman, ikuti saja keinginannya. " Jawab Griffin masih dengan wajah datarnya.
" Tidak apa, dia suka kok... Tolong bantu aku memakai gaun yang satunya ya. " Veroya langsung mengambil alih. Tahu jika staf butik ini tidak bisa membaca isi hati Griffin di balik wajah datarnya itu. Bisa makin lama kalau menuruti ekspresi wajah prianya ini, karena sampai nanti juga pasti akan tetap datar.
Selama menunggu Veroya keluar dengan gaun keduanya, Griffin kembali menyibukkan diri mengecek laporan yang Dexon kirim melalui email. Setidaknya dia bisa menyicil pekerjaannya karena kalau saja Veroya tidak terlambat datang, pastinya pekerjaan Griffin sudah berkurang sejak dua jam yang lalu.
Mau marah juga percuma, daripada kepalanya meledak mendengar semua kata yang diucapkan calon istrinya itu. Griffin paling tidak suka jika Veroya sudah berubah menjadi ibu bebek. Berisiknya mengalahkan adik bungsunya yang kelakuannya mirip monster itu.
" King.... Aku cantik tidak?? " Pandangan mata Griffin langsung beralih melihat ke depan dimana Veroya berada.
Kali ini Griffin tidak lagi bisa menyembunyikan ketertarikannya melihat Veroya mengenakan dress untuk pesta pernikahan mereka. Dress dengan model mermaid itu membungkus tubuh seksi Veroya, menonjolkan lekuk indah tubuh wanita nya. Griffin suka, Veroya terlihat begitu memukau dengan dress itu apalagi warna merah dress itu semakin menambah kesan seksi untuk wanitanya.
" Suka kan? " Veroya hampir memekik girang melihat ekspresi Griffin. Senyum yang lebar dan mata yang berbinar lebih dari tadi.
" Hm... " Griffin berdehem, mencoba menutupi rasa kagumnya.
Sudahlah, kalau memang suka ya akui saja suka. Nanti giliran Veroya dipuji pria lain malah tantrum lagi. Dasar anaknya Galen dan Lucena, gengsinya itu lho, setinggi gunung Alpen.
*
*
Griffin berpamitan pada Hanabi setelah acara fitting baju pengantinnya dan Veroya selesai. Ada meeting penting yang seharusnya Griffin datangi sejak satu jam yang lalu. Berhubung calon istrinya ini terlambat, alhasil dia pun harus mengundur meeting penting ini.
Beruntung sekali kliennya ini paham jika Griffin tengah mempersiapkan pernikahannya dengan putri keluarga Vogt. Kliennya ini memaklumi dan mengalah untuk mengundurkan pertemuan mereka. Hampir saja Griffin kehilangan puluhan juga dollar karena menunggu calon istrinya itu.
" Maaf.. Tidak bisa mengantarkan mama dan Veroya. " Wajah Griffin terlihat sungkan pada Hanabi, calon mama mertua sekaligus teman baik mamanya.
" Tidak apa, King.. Mama yang seharusnya minta maaf, karena membuat mu menunggu.. Kau tahu sendiri, kalau Ve sudah bertelur di kamar bisa sampai lupa waktu. " Ujar Hanabi dengan mata melirik sinis putrinya.
" Ish mama... Ve itu nggak bertelur ya. Nggak banget kalau Ve ketemu sama calon suami tapi penampilan nggak oke. " Sahut Veroya membela diri.
" Apa kata orang nanti, kalau lihat calon istri King Griffin Cassano tampilannya acak-acakan. " Tambahnya.
" Ck... Alasan saja. " Hanabi berdecak kesal.
" Tak apa, ma... Kebiasaan memang sulit dirubah. Sekali lelet, ya tetap aja lelet. " Griffin tersenyum tipis mengabaikan pelototan mata Veroya.
Setelah puas basa basi, Griffin langsung undur diri. Tujuannya kali ini adalah hotel The Ritz-Carlton, Berlin yang ada di jalan Plotsdamer Platz 3. Klien pentingnya sudah menunggu di sana untuk pembahasan mengenai proyek terbaru de Cass Hotel yang akan segera berpindah tangan ke Griffin.
Veroya terus melambai ke arah mobil Griffin yang semakin lama semakin menjauh dan hilang di kelokan tak jauh dari butik tempat mereka fitting. Sayang sekali pertemuan mereka berlangsung sangat cepat. Padahal Veroya masih ingin sekedar mengobrol bersama untuk menghabiskan waktu.
Kapan lagi mereka akan bertemu. Calon suaminya ini super duper sibuk. Presiden bahkan kalah sibuk dari calon suaminya ini, membuat Veroya merasa sedih karena harus kembali tak bertemu dengan pujaan hatinya untuk beberapa hari ke depan.
PLAK!!
" AISH, MA... SAKIT TAHU. " pekik Veroya merasakan panas di punggung tangannya yang dipukul oleh Hanabi.
" Mobilnya sudah tidak kelihatan.. Kau melambai pada siapa? Jangan jadi gila, Ve.. Malu dilihat orang. " Sentak Hanabi melampiaskan rasa kesalnya, karena dikerjai habis-habisan oleh putrinya sendiri.
" Namanya juga rindu, ma.. Mama tahu rindu kan? " Veroya terlihat ngotot.
" Salah siapa, berdandan sampai berjam-jam.. Tahu-tahunya hanya begini saja. " Hanabi menatap sinis penampilan Veroya dari atas sampai ke bawah, lalu ke atas lagi.
" Cih... Terserah mama aja deh. Lagian, siapa suruh mama nggak ngomong kalau ada King. Tahu dia ikut fitting kan aku bakalan siap-siap lebih awal, ma. " Hanabi melotot, kok jadi dia yang disalahkan.
" Ini nih... Kalau pas pembagian otak datangnya paling akhir, ya begini ini. " Ganti sekarang Veroya melotot tak Terima ucapan mamanya. Kenapa pembagian otak pakai dibawa-bawa segala.
" Denger ya Veroya Vogt... Yang namanya fitting baju pengantin jelas calon pengantinnya pasti datang dong. Yang namanya calon pengantin pasti ada pria, ada juga wanita.. Nggak mungkin kamu menikah sendirian kan... " Hanabi menjelaskan dengan bersungut-sungut.
" Gini amat punya anak perempuan satu... " Menggelengkan kepalanya, Hanabi kemudian meninggalkan Veroya yang masih terdiam mencerna penjelasan darinya.
Harap maklum kan saja. Veroya ini tidak bodoh ya, hanya mikirnya saja yang lama. Jadi mau ada penjelasan seperti apapun, dicernanya juga bakalan lama. Sudah tidak kaget kok Hanabi dan semua orang-orang terdekat Veroya.
Melihat mamanya sudah masuk ke dalam mobil, Veroya buru-buru menyusul. Masa dia ditinggal sih, kan dia ke sini nebeng mobil mamanya. Kalau tadi Griffin mengantarnya, masa bodoh mau ditinggal sama mamanya. Silahkan saja, kan.
* The Beauty_Ve..
King... Kita belum cari referensi untuk cincin pernikahan...
(emoticon hati 10x)
Kapan kita bisa ketemu lagi??
* King_Griff...
Terserah kau saja... Yang penting jangan yang norak.
Ck...
Veroya berdecak malas. Kalau dia yang ngajak ketemuan pasti ujung-ujungnya begini ini, nih...
Lagian calon suaminya ini tegaan amat. Sudah dandan cantik begini dianggurin begitu aja. Nasib sial sekali Veroya ini, punya calon suami dinginnya sudah menyamai kulkas delapan pintu.