Kimberly adalah seorang pengantin yang memasuki altar pernikahannya, namun terkejut di atas altar itu sudah ada adik angkatnya bersama calon suaminya yang telah bertukar cincin.
"Maafkan Aku, aku sudah salah. Akulah yang merayu Kak Ramon sampai akhirnya aku hamil 1 bulan dan,, dann,,, terpaksa hari ini kami,,," ucapan adik angkat Kimberly yang menggantikannya menikah, sungguh di luar dugaan!
Ternyata selama ini, semua orang telah menipunya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Pertunjukan
"Hm,,, cincin yang tidak pernah meninggalkan jari manisnya itu sebagai bukti, tapi aku dengar identitas suaminya disembunyikan dengan begitu rapat, orang luar negeri," ucap sang selebritis Sambil memandangi Kimberly.
Ramon yang mendengarnya langsung melirik ke arah Kimberly, melihat ke arah jari-jari panjang Kimberly yang sedang memperbaiki rambut.
Di jari manis Kimberly terpasang sebuah cincin yang bermata berlian, meski berliannya tidak besar, namun terlihat elegan dan manis di jari yang indah itu.
Seketika jantungnya berdegup kencang, entah kenapa sebuah perasaan menyesal tiba-tiba saja merasuki hati Ramon.
Namun ketika dia ingat bahwa dirinya sedang bersama dengan sang istri, Ramon pun langsung tersentak berbalik menatap Berlian dan mendapati Berlian tampak tertunduk dengan tangan di bawah meja gemetar.
Ramon mengulurkan tangannya menggenggam kedua tangan sang istri sambil berkata, "kau baik-baik saja?"
Berlian menghela nafas dengan panjang sebelum mengangkat wajahnya dan memperbaiki ekspresinya melihat sang suami dengan sebuah senyuman di wajahnya.
"Aku baik-baik saja, aku bersyukur bahwa selama ini Kakak menjalani kehidupan yang lebih baik dan telah menemukan seorang suami Yang sepertinya memperlakukannya dengan baik. Tapi aku hanya,,,, aku,,," berlian menghentikan ucapannya, tampak mengolah emosinya sebelum lanjut berkata, "aku akan berbesar hati merelakan karirku di World cooperation jika Kakak memang tidak merestuiku," ucap Berlian.
Seketika cahaya di mata Ramon meredup, dia tidak tahu harus berkata apa lagi untuk menghibur sang istri yang terlihat berusaha keras untuk tetap kuat.
"Aku mau ke toilet dulu," kata berlian sambil berdiri, perempuan itu mengambil tasnya dan langsung melangkah pergi meninggalkan sang suami.
Ramon menghela nafas melihat kepergian istrinya, dan beberapa saat kemudian Dia memutuskan untuk mengikuti sang istri.
Begitu meninggalkan tempat acara dan tiba di koridor yang sepi, Ramon langsung memeluk berlian dari belakang.
"Apa kau mau pergi menangis lagi di toilet? Apakah pelukanku tidak cukup lebih baik untukmu bersandar hingga kau terus memilih melampiaskannya di tempat yang sepi?" Ucap Ramon membuat berlian menghela nafas dengan panjang lalu perlahan berbalik dan memeluk suaminya dengan erat.
"Aku tidak menangis, aku hanya mau merenung sesaat, aku terus kepikiran akan kakak. Aku tidak bisa melupakan apa yang terjadi 3 tahun yang lalu dan,,, aku terus merasa bersalah. Dan sekarang mengetahui kakak telah menikah dengan karir yang begitu baik, aku benar-benar bersyukur, tapi,,, aku masih terlalu sedih memikirkan hubunganku dengannya yang tidak kunjung membaik meski kita semua telah menempuh jalan bahagia masing-masing," berlian mendongak menatap sang suami dengan emosi yang rumit di matanya, "Apa kau bisa menyelidiki Siapa suami kakak? Mungkin kita bisa mendekati suaminya dan meminta tolong untuk membantu kita memperbaiki hubungan dengan kakak," ucap Berlian.
Ramon mengulurkan tangan memperbaiki rambut sang istri yang sedikit berantakan, "tentu saja bisa, namun mungkin saja sulit. Jika dia menikah di luar negeri, maka kita tidak akan bisa mengetahui catatan pernikahannya, juga tidak tahu Dari negara mana suaminya berasal." Ucap Ramon.
Berlian menghela nafas, "kau benar juga. Kalau begitu nanti aku akan menanyakannya sendiri pada kakak, setidaknya kakak tidak akan menyembunyikan suaminya dariku kan? Aku ini 'kan masih adiknya, iya 'kan?" Berlian berbicara dengan mata penuh keyakinan.
Tetapi tatapan itu malah membuat Ramon semakin sedih melihat sang istri, istrinya begitu mengharapkan hubungan yang baik bersama dengan Kimberly, namun di sisi lain, itu terlalu sulit untuk dilakukan oleh Kimberly.
Dengan kikuk, Ramon menganggukkan kepalanya, "Ya, kau benar," ucap Ramon memaksakan diri untuk mengiyakan ucapan sang istri meski dia juga tidak yakin Apakah Kimberly mau mengatakannya.
"Kalau begitu kita bisa kembali ke tempat acara, aku merasa lebih baik sekarang," ucap berlian membuat Ramon kembali merangkul sang istri memasuki tempat acara.
Saat itu, di atas panggung salah seorang selebriti yang tak lain adalah Hanani sedang menyanyikan sebuah lagu berjudul "Toxic Love".
Lagu tersebut menyita perhatian semua orang, sehingga seluruh perhatian tertuju ke arah panggung.
Sementara di meja keluarga Sanjaya, saat ini Steven sedang berbicara, "Bukankah dia adalah salah satu duta dari perusahaan kita?"
"Benar, kita sudah bekerja sama selama 2 tahun dengannya untuk duta produk kosmetik. Rencananya tahun ini dia juga akan dinominasikan menjadi duta Utama perusahaan yang akan mengcover seluruh produk di bawah naungan world cooperation. Mulai minggu depan kita akan mencoba memperluas kerjasama dengannya ke bagian fashion dan juga aksesoris," ucap Kimberly.
"Aku dengar hubungannya dengan berlian tidak terlalu baik, mereka juga bersaing ketat di dunia entertainment dengan penggemar yang sama-sama kuat," ucap Steven sambil menatap perempuan di atas panggung yang terlihat begitu cantik dengan warna suara yang unik.
"Benar, penggemar mereka selalu bertengkar di internet, bahkan selalu melebihkan Hanani karena bisa bekerja sama dengan world cooperation ketimbang berlian yang tidak bisa memasuki world cooperation. Sepertinya itu jugalah yang membuat berlian sangat ingin masuk ke tempat ini, agar bisa menunjukkan dirinya," ucap Kimberly dengan tenang.
"Kalau begitu, Mengapa kau menghalanginya?" Tanya Steven membuat kening Kimberly mengerut.
"Ini seperti bukan kau, aku rasa kau selalu menghalangi lawanmu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan bukan?" Kimberly bertanya dengan sorot mata tajam pada sang suami.
"Sepertinya Nyonyaku masih kurang belajar setelah 3 tahun mengikutiku," ucap Steven membuat Kimberly mengangkat sebelah alisnya.
"Aku rasa gurunya lah yang payah mendidik muridnya," ucap Kimberly membuat Steven tercengang.
Istrinya benar-benar telah belajar untuk memutarbalikkan situasi saat berdebat dengannya.
Beberapa saat kemudian Steven menahan tawanya sambil tertunduk, "baiklah, Nyonya Sanjaya, kau harus belajar untuk bermain tarik ulur dengan musuhmu untuk memberikan sebuah kejutan yang lebih besar 'kan? Akan ku perlihatkan contohnya," ucap Steven sambil mengangkat tangannya memberi kode pada sang asisten agar menghampirinya.
Sang asisten pun datang menghampiri Steven, lalu Steven membisikkan sesuatu di telinga sang asisten itu membuat kening Kimberly mengerut melihat kelakuan Sang suami.
Namun Kimberly tidak bisa mendengar apa yang dikatakan oleh Steven pada asistennya hingga asisten itu mengangguk dan berbalik pergi meninggalkan mereka.
Setelah asisten itu pergi, Steven berbalik menatap sang istri sambil mengedipkan sebelah matanya, "pertunjukannya akan dimulai setelah penampilan Hanani," ucap Steven.
Mau tak mau, Kimberly pun mengukir sebuah senyuman di wajahnya, tidak tahu apa yang dipikirkan oleh sang suami, tetapi dia jelas menunggunya dengan penuh semangat. Hatinya pun menjadi hangat, seolah-olah seorang malaikat sedang melindunginya dan memiliki jaminan akan selalu ada orang yang berada di pihaknya.
tidak tegaan tapi ngrebut calon suami kakak nya
pemikiran yang aneh
sampai anak kandung pun ga ada arti nya sama sekali....
kalahkan rasa trauma itu...
kamu harus bahagia..