NovelToon NovelToon
Gadis Polos Tawanan Mafia Dingin

Gadis Polos Tawanan Mafia Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: bungabunga2929

Aurora Steffani Leandra, gadis polos berusia 18 tahun yang dalam sekejap nasibnya berubah.
Setelah kedua orang tuanya meninggal, tiba-tiba Aurora dikejutkan dengan sebuah kenyataan bahwa dirinya harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.

Siapakah pria yang akan menikah dengan Aurora?.
Dan kenapa Aurora harus menikah dengan pria tersebut?.

Jangan lupa ikuti terus kelanjutan ceritanya ya🤗🤗🙏🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungabunga2929, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Setelah mendengar kalau ini ada hubungannya dengan kedua orang tuanya, akhirnya Aurora mengambil dokumen yang berada ditangan Edgar dan membacanya.

Selesai membaca dokumen tersebut, Aurora langsung merasa sangat terkejut.

"Apa?!".

"Benarkah kedua orang tuaku memiliki hutang sebesar ini?".

"Apa kau tidak sedang membohongiku tuan?" tanya Aurora memastikan.

"Untuk apa aku berbohong, disitu sudah jelas tertulis nama kedua orang tuamu kan. Dan disitu juga ada tanda tangan kedua orang tuamu".

"Lagipula apa gunanya aku berbohong kepadamu" ucap Edgar.

"Iya kan siapa tahu aja, apalagi zaman sekarang kan sedang banyak kasus penipuan" ucap Aurora.

"Enak saja, kau menyamakan diriku dengan orang-orang yang suka menipu. Aku ini orang kaya, untuk apa melakukan hal seperti itu".

"Ahh sudahlah, aku malas berdebat denganmu lagi. Sekarang lebih baik kau panggilan kedua orang tuamu. Aku ingin menagih hutang tersebut sekarang juga" ucap Edgar.

Aurora langsung menundukkan kepalanya mendengar ucapan pria didepannya.

"Kedua orang tuaku sudah meninggal satu Minggu yang lalu karena kecelakaan mobil" jawab Aurora.

"Apa?".

"Benarkah mereka sudah meninggal?".

"Lalu bagaimana dengan hutang-hutang mereka padaku" ucap Edgar.

"Dasar ya, tuan memang laki-laki tidak berperikemanusiaan. Apa anda tidak punya rasa simpati sedikitpun".

"Kenapa disaat seperti ini tuan masih memikirkan hutang" ucap Aurora.

"Sekarang aku tanya, apa hubungannya hutang kedua orang tuamu dengan kematian mereka".

"Bukankah hutang tetaplah hutang. Jadi karena kedua orang tuamu sudah meninggal, hutang tersebut menjadi tanggung jawabmu sekarang" ucap Edgar.

"Dasar pria tua menyebalkan, kenapa bisa mamah dan papah berurusan dengan pria seperti dia".

"Sekarang aku harus bagaimana, aku tidak punya uang sebanyak itu untuk melunasi hutang mamah dan papah" batin Aurora.

"Hey gadis kecil, kenapa kau diam saja. Aku tanya, mana uangnya. Pasti mereka sudah menyiapkannya kan sebelum meninggal" ucap Edgar.

"Emmm begini tuan, untuk sekarang aku tidak punya uang sebanyak ini untuk membayar hutang-hutang kedua orang tuaku".

"Jadi aku mohon, tolong berikan lagi waktu untuk aku bisa membayar semuanya. Aku janji akan melunasi semua hutang-hutang kedua orang tuaku" ucap Aurora.

"Apa?".

"Jadi, uang itu belum ada" ucap Edgar.

Aurora hanya bisa mengangguk mendengar ucapan pria didepannya.

"Baiklah, karena kedua orang tuamu belum bisa membayar hutang-hutangnya, jadi kau harus ikut denganku sebagai jaminan" ucap Edgar.

"Apa?".

"Tidak, aku tidak mau ikut dengan anda" tolak Aurora.

"Yaudah, kalau kamu tidak mau ikut denganku aku akan menyita rumah ini dan nanti aku akan menjualnya".

"Ditambah lagi, aku akan mengambil restoran milik kedua orang tuamu dan akan menjualnya juga".

Walaupun sebenarnya itu belum cukup untuk membayar hutang-hutang mereka. Tapi itu lebih baik daripada uangku tidak kembali sepeser pun" ucap Edgar.

"Apa?".

"Tuan mau menjual rumah ini?" kaget Aurora.

"Iya, mau bagaimana lagi" ucap Edgar.

"Tidak!, jangan menjual rumah ini tuan. Disini banyak kenangan diriku bersama kedua orang tuaku".

"Jadi aku mohon jangan jual rumah ini" ucap Aurora.

"Ahhhh kenapa kau mempersulit ku. Tadi aku sudah menawarkan mu untuk ikut bersamaku sebagai jaminan dan kau menolak".

"Aku juga memberikan saran padamu untuk menjual rumah ini juga kau tolak".

"Sebenarnya kau mau bagaimana, atau begini saja kau ikutlah denganku. Aku akan mengantarmu ke kantor polisi, agar kau bisa dipenjara karena tidak membayar hutang-hutang kedua orang tuamu" ancam Edgar.

"Apa!, ke kantor polisi?" kaget Aurora.

"Jangan bawa aku ke kantor polisi tuan. Aku mohon" pinta Aurora.

"Semua keputusan ada di tanganmu sekarang, jadi silahkan pilih dari semua tawaranku mana yang ingin kau pilih" ucap Edgar.

Dengan penuh pertimbangan, Aurora memikirkan mana yang harus dia pilih. Setelah memikirkannya dengan matang, akhirnya Aurora memutuskan untuk ikut dengan pria didepannya.

Dengan begitu dia tidak perlu menjual rumah peninggalan kedua orang tuanya yang penuh dengan kenangan.

"Emm kalau aku ikut dengan tuan, apa yang akan aku lakukan di rumah anda?" tanya Aurora.

"Untuk itu aku belum memikirkannya, yang terpenting kamu mau dulu ikut denganku" ucap Edgar.

"Yaudah, aku akan ikut dengan tuan. Tapi apa aku boleh mengajukan persyaratan?" tanya Aurora.

"Kau!, beraninya mengajukan syarat padaku" ucap Edgar.

Aurora hanya menunduk sambil memilih jari jemarinya mendengar ucapan Edgar.

Melihat ekspresi yang gadis kecil itu tunjukan, entah kenapa membuat Edgar merasa kasihan.

"Baiklah, baiklah jangan perlihatkan wajah kasihanmu didepanku, aku akan mempertimbangkannya. Sekarang sebutkan apa syarat yang ingin kamu ajukan?" tanya Edgar.

"Yang pertama....".

Belum sempat Aurora melanjutkan ucapannya, Edgar langsung menyelanya.

"Tunggu, kenapa ada yang pertama jangan bilang kau akan banyak mengajukan persyaratan" ucap Edgar.

"Hanya beberapa saja, tidak banyak. sudahlah lebih baik tuan dengarkan dulu ucapanku" ucap Aurora.

"Hey, kenapa jadi kau yang mengaturku. Seharusnya aku yang mengatur mu, disini yang punya hutang adalah kau. Jadi kau yang harus mengikuti semua ucapanku" ucap Edgar.

Aurora tidak mendengarkan ucapan Edgar, dia tetap saja menyebutkan apa persyaratan yang ingin dia ajukan.

"Diamlah tuan, dengarkan aku".

"Yang pertama, walaupun aku ikut bersamamu tapi aku minta agar tetap di ijinkan sekolah. Karena sekolahku hanya tinggal sebentar lagi".

"Aku tidak mau putus sekolah, sayang kan perjuangan sekolahku selama hampir 3 tahun ini".

"Yang kedua, aku diperbolehkan untuk bekerja agar aku bisa mencicil semua hutang-hutang kedua orang tuaku".

"Yang ketiga.....".

"Tunggu, tunggu kenapa banyak sekali persyaratannya. Disini kau itu sebagai tawananku, kenapa jadi banyak syarat seperti ini".

"Sudahlah, lebih baik sekarang kau ikut denganku. Aku sudah membuang banyak waktuku disini karenamu" ucap Edgar.

"Tapi tuan......".

"Kalau kau masih membantah, aku akan membawamu ke kantor polisi" tegas Edgar.

"Baiklah, baiklah".

"Jangan bawa aku ke kantor polisi, aku akan ikut dengan tuan" ucap Aurora.

"Bagus, seharusnya sejak tadi kau menurut seperti ini" ucap Edgar.

"Tunggu sebentar tuan, aku akan membereskan pakaianku" ucap Aurora.

"Cepatlah, aku beri waktu 10 menit. Tidak kurang dan tidak lebih" ucap Edgar.

"Iya iya, dasar pria tua menyebalkan" gerutu Aurora.

"Apa kau bilang?" marah Edgar.

"Ehh tidak tidak, aku tadi hanya bercanda saja. Kalau begitu tunggu sebentar ya" ucap Aurora yang langsung masuk ke dalam kamar untuk membereskan baju-bajunya.

Setelah Aurora masuk kedalam, Max yang sejak tadi diam saja akhirnya angkat bicara.

"Tuan, hari ini sikap anda sangat berbeda" ucap Max.

"Maksudmu?" tanya Edgar.

"Apa tuan tidak merasa kalau gadis itu spesial. Dia bisa membuat tuan banyak berbicara, bahkan mau meladeninya".

"Biasanya kan tuan sangat tidak suka mengurusi hal-hal seperti ini. Biasanya kalau ada orang yang tidak membayar hutang, tuan langsung akan membunuhnya".

"Tapi sikap tuan pada gadis tadi berbeda, tuan bahkan sampai ingin membawanya sebagai tawanan".

"Aku tidak mengerti apa yang ingin tuan lakukan pada gadis itu kedepannya. Tapi saat berbicara dengan gadis tadi tuan benar-benar berbeda".

"Tuan jadi banyak berbicara, biasanya kan tuan sangat dingin dan irit bicara. Tapi dengan gadis tadi tuan menjadi sangat berubah" ucap Max.

Mendengar ucapan Max, Edgar langsung berfikir.

"Oh iya benar juga, sebenarnya ada apa denganku. Kenapa tadi aku sangat suka berbicara dengan gadis itu".

"Sehingga tanpa sadar aku berbicara panjang lebar dengannya. Sebenarnya apa yang terjadi pada diriku" batin Edgar.

1
Alvina Margaretha
ayo dong thor semangat up nya,, tanggung bgt
bungabunga2929: .siapp kak makasih udah mampir 🤗🙏
.ditunggu ya nanti author update lagi 🙏🙏
total 1 replies
Alvina Margaretha
bagus,, semangat up nya
bungabunga2929
.siap kak makasih ya udah mampir 🤗🙏🙏
Sri Mardiastuti
semangat thor
bungabunga2929: .siap kak makasih udah mampir 🤗🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!