Suatu hari, aku memutuskan untuk melakukan healing sendirian menuju kepedesan nenek ku. Diperjalanan Bus kami mengalami kecelakaan dan yah tiba-tiba saja aku terbangun di hutan belantara...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jamag, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi pedagang lokal 1
"Aku mau kau sewakan perhari 50 perunggu!" Ujarku menyilangkan tangan pada gadis berkulit kecoklatan berambut pirang.
Dia menjawabnya dengan nada keluh.
"Astaga, 80 lah akan kulepas kios ini... "
Gadis keras kepala ini, baru saja ku temui setelah mengelilingi pasar warga biasa. Aku berhasil menemukan kios yang disewakan, tapi harga nya lumayan mahal.
1keping perak.
Aku melakukan tawar menawar padanya tapi berakhir dengan membuang waktu hampir 2 jam.
"Aku cuman menyewa nya selama 7 hari lo? Jadi kau bisa mendiskonku 50 perunggu, dan aku bayar kas untuk 7 hari kedepan! "
Dia menjawabnya dengan nada jutek.
"Aku tak peduli, harga nya 80 perunggu itu yang terbaik dari tawaran saya... Mau atau tidak?! "
Dengan wajah menggerutu aku mengeluarkan uang dari kantong kecil.
"Baiklah 5 keping perak 50 perunggu... Apa tak masalah? "
Dia menunjukku dengan wajah kesal.
"Apa apaan itu?! Kau masih memotong nya 10 perunggu?! "
Aku memberinya 5 perak dan 50 perunggu...
"Brisik, ambil saja kenapa? Ga usah perhitungan gitulah... " Ujarku menaruh di tangannya dengan paksa.
Dia memasukkan nya ke kantong kecil uang nya.
"Pria sok akrab, dasar pedagang... Kalian selalu mau untung bahkan untuk hal konyol seperti harga diri pedagang... "
Aku mengusirnya dengan tangan.
"Hus Hus, pergilah! Jangan kemari lagi selama 7 hari... "
Dia mendengar itu mengepal tangan.
"Sialan, oke aku takkan kemari lagi... "
Dia berjalan dengan kesal menghentakkan kakinya.
Aku lalu merapikan kios ku, dan mulai menyiapkan barang barang.
Iris si gadis kecil rubah, berambut oren. Dia menatap ku yang tengah mengeluarkan banyak barang di atas meja kios penjualan.
Iris tampak imut dengan Switer yang aku beli di Shopee.
Switer berlubang dikepala, dengan tema Beatsman. Itu biasanya di gunakan anak yang suka mengurung diri dan bermain game streaming. Mereka disebut Vtuber di dunia lama ku.
Aku bisa dapat Versi asli gadis rubah pengurung diri.
Tapi yah, sekarang kami berdagang.
Aku tersenyum kearah Iris dengan lembut saat dia menatapku yang sedang menyiapkan barang dagangan.
"Iris, kau lihat saja ya aku... Pelajari juga sambil bantu bantu ya? "
Dia mengangguk dengan raut memerah malu.
"Hmmm ... "
Aku menjual beberapa produk, seperti Koset gas satu lusin, makanan ringan roti tawar dan roti berbagai rasa, juga beberapa perhiasan buatan dari perak dan besi ...
Ada juga yang stenlis.
Aku menghabiskan sekitar 100 ribu rupiah untuk semua barang ini, meski dengan diskon 100℅ kembalian tapi yah mau bagaimana lagi, membeli produk berbeda dikenakan pajak...
Minimal pajak 500 rupiah...
Aku duduk sambil menatap kearah depan, menunggu ada nya pembeli sementara si Iris duduk disampingku dengan mata yang sering kali tertutup dan dia mau jatuh beberapa kali karna mengantuk.
"Aku paham sih, dia pasti bosan... "Ujarku dihati.
Aku memanggilnya Iris di sampingku saat dia berusaha terus untuk tidak tertidur.
"Iris, jika mengantuk anda bisa tidur di pahaku... "
Dengan cepat dia meringkuk kepaha ku bagai anak kecil yang polos. Ah, pastinya dia tak sadar jadi berani gini karna sudah sangat mengantuk.
Aku mengelus kepalanya sambil memandang kedepan.
"Sudah lebih dari sejam tak ada pembeli yang mau kemari ya? "
Aku melihat barang barang ku dan berpikir sejenak.
"Apa ini terlalu berantakan, atau malah terlihat mewah dan buat orang takut bertanya? "
Selagi aku sibuk berpikir begitu, seseorang tiba-tiba saja menegurku.
"Halo Tuan, apa anda menjual barang-barang ini?"
Tampak di hadapan ku, ada seorang gadis berambut perak dengan mahkota kecil di kepalanya.
Dia seumuran anak SMA, dan mengenakan gaun yang lumayan mewah.
Aku menatapnya sejenak, pikir ku dia mungkin adalah warga biasa. Ini dunia lain, jelas orang-orang mengenakan pakaian bak Cosplayer semua.
Tapi, aku jadi ragu dia orang biasa.
"Tuan? " Ujarnya berkata lagi, saat dia lihat aku termenung.
Aku menjadi sadar dengan wajah terkejut sesaat, kemudian menjawabnya.
"Iya, saya menjual nya Nyonya... "
Dia menyentuh dadanya, dan berkata dengan senyuman.
"Namaku Charlotte, aku seorang Putri penguasa Kota Malboure... Aku tertarik dengan yang Anda jual Tuan, jadi izinkan saya membeli beberapa... "
Aku mendengar itu termenung sejenak.
"Putri Tuan Penguasa Kota? "
Kemudian aku terkejut. "Wah, suatu kehormatan!" Ujarku berdiri.
Iris yang tertidur di pahaku terjatuh ke bawah dan kepala nya kejedot lantai.
"Aduh, ada apa Tuan? " Ujarnya menatapku.
Aku memerah seketika.
"Astaga, aku lupa Iris ? " Mendekat padanya yang memegang dahinya kesakitan.
Charlotte yang ada di hadapan ku tertawa.
"Hahaha, jangan gugup begitu Tuan... "
Aku menatapnya dengan senyuman dan wajah memerah malu.
"Maaf menunjukkan sesuatu yang memasukkan Nona Charlotte... Aku adalah pedagang baru bernama Nanang Luthfi... Saya sangat senang anda mau ke kios saya... Silahkan pilih beberapa barang yang anda sukai... "
Dia mengangguk dan kemudian melihat barang barang yang ada.
----
