Ditalak ketika usai melahirkan, sungguh sangat menyakitkan. Apalagi Naura baru menginjak usia 20 tahun, harus kehilangan bayi yang dinyatakan telah meninggal dunia. Bagai jatuh tertimpa tangga dunia Naura saat itu, hingga ia sempat mengalami depresi. Untungnya ibu dan sahabatnya selalu ada di sisinya, hingga Naura kembali bangkit dari keterpurukannya.
Selang empat tahun kemudian, Naura tidak menyangka perusahaan tempat ia bekerja sebagai sekretaris, ternyata anak pemilik perusahaannya adalah Irfan Mahesa, usia 35 tahun, mantan suaminya, yang akan menjadi atasannya langsung. Namun, lagi-lagi Naura harus menerima kenyataan pahit jika mantan suaminya itu sudah memiliki istri yang sangat cantik serta seorang putra yang begitu tampan, berusia 4 tahun.
“Benarkah itu anak Pak Irfan bersama Bu Sofia?” ~ Naura Arashya.
“Ante antik oleh Noah duduk di cebelah cama Ante?” ~ Noah Karahman.
“Noah adalah anakku bersama Sofia! Aku tidak pernah mengenalmu dan juga tidak pernah menikah denganmu!”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Permintaan Sofia
Irfan selama ini selalu merasa bersalah pada Sofia, istrinya. Akibat pertengkaran mereka di dalam mobil enam tahun yang lalu membuat Irfan kehilangan fokus saat mengendarai mobilnya, hingga terjadilah kecelakaan tunggal.
Akibat kecelakaan tersebut, Sofia mengalami nyeri hebat di perut bawahnya dan pendarahan hebat, pada saat itulah Dokter menyarankan Sofia untuk diangkat rahimnya karena mengancam nyawanya. Sungguh ini pukulan berat buat Sofia begitu juga dengan Irfan, menyesali telah menghancurkan masa depan mereka berdua secara tidak langsung. Lebih tepatnya Irfan menghancur Sofia yang masih berusaha mengandung buah hati mereka berdua.
Pengangkatan rahim yang dilakukan oleh Sofia pun tidak diketahui oleh kedua orang tua Irfan dan Sofia demi kebaikan mereka semua. Meskipun mamanya Irfan selalu menanyakan, “Kapan Sofia hamil?”
“Kapan kalian punya anak?”
“Kapan kami dikasih cucu? Atau Jangan-jangan Sofia mandul ya? Mending Irfan nikah lagi kalau benar Sofia mandul!”
Pertanyaan ini sungguh amat menyesakkan hati Sofia, dan karena tuntutan serta desakan kedua orang tua Irfan atas nama calon pewaris, wanita itu dengan berat hati meminta Irfan menikah lagi tanpa sepengetahuan orang tua mereka, dengan perjanjian setelah wanita itu melahirkan anaknya Irfan, Sofia minta suaminya untuk menceraikannya.
Permintaan Sofia terdengar kejam bukan? Menguntungkan buat dirinya tapi menyakitkan bagi wanita yang melahirkan buah hati Irfan. Seakan-akan rahim wanita itu tidak ada harganya! Lebih berharga jika Sofia dan Irfan mencari ibu pengganti yang jelas ada kesepakatan bersama, dan tidak melibatkan perasaan serta tidak mempermainkan sebuah pernikahan.
Kini, lagi-lagi mamanya Irfan minta Noah memiliki adik. Dan tidak salahkan jika memintanya pada Sofia karena mamanya Irfan tahunya Noah dilahirkan dari rahim Sofia bukan wanita lain.
Usai menenangi Sofia dan saat ini wanita itu sudah tertidur Irfan memilih ke ruang kerjanya setelah membersihkan diri.
Pria itu duduk termenung di kursi kerjanya, sementara pandangannya ke layar laptop. Sesekali ia mengusap ujung matanya, sebenarnya apa yang ia lihat di layar laptopnya hingga matanya berkaca-kaca? Lalu ia menghela napas dalam-dalam, kemudian menutup layar laptop tersebut seakan sudah tak sanggup melihatnya.
“Hufh!”
***
Esok hari di kediaman Mahesa, Sofia tampak terdiam saja saat sarapan bersama dengan Irfan, seakan menunjukkan dirinya sedang mengambek pada pria itu.
Sementara Irfan yang sudah terlihat rapi dengan setelan jasnya tampak sedang menyuapi Noah makan sarapannya, dan hal ini memang rutinitas pria itu jika mau berangkat kerja, atau jika ia ada waktu. Sementara Sofia sendiri dalam mengurus Noah lebih menyerahkan pada Elin, baby sitter yang mengurus Noah sejak lahir. Wanita itu hanya ala kadarnya, dan sesungguhnya dalam hati Irfan sangat kecewa, namun ia tidak bisa memaksakan hati Sofia yang mungkin saja hingga saat ini belum bisa menerima kehadiran Noah 100% dan menyayanginya selayaknya anak yang dilahirkan sendiri.
Ya, pada kenyataan terkadang ada istri yang belum bisa menerima kenyataan jika ada anak suami dari wanita lain. Akan tetapi sampai kapankah bersikap seperti itu? Lagi pula kehadiran Noah juga atas permintaan Sofia sendiri.
Justru banyak juga pasutri yang tidak bisa memiliki anak hingga bertahun-tahun, namun ketika mereka adopsi anak malah sangat menyayanginya melebihi kasih sayang orang tua kandungnya.
“Papi, Noah adi'kan itut ke kantol?” tanya Noah saat menerima suapan dari tangan Irfan.
“Iya jadi, Noah sama Mbak Elin ikut Papi ke kantor,” jawab Irfan.
Sofia mengernyit sembari menolehkan wajahnya. “Kenapa Noah harus diajak segala Mas, biarkan di mansion saja. Nanti dia malah mengganggu Mas kerja,” sahut Sofia tampak tidak setuju.
Irfan mendesah, lalu kembali menyuapi Noah makan. “Dia minta ikut, dan hanya sebentar saja, lagian Elin juga ikut ke kantor untuk menemaninya,” jawab Irfan merendahkan suaranya, jangan sampai ia meninggikan suaranya.
Sofia mencebik, lalu mengiring tatapan pada Noah. “Noah, dengarkan Mami lain kali jangan minta ikut Papi ke kantor! Nanti kamu malah merepotkan Papi kerja di sana!” tegas Sofia dengan sorot matanya terlihat galak.
Noah berhenti mengunyah, lalu bocah tampan itu melirik papinya. “Papi, Noah anji ndak akan epotin Papi,” ujar Noah pelan, dan kelihatan ia enggan menatap Sofia.
Irfan yang memang sangat menyayangi putranya, mengusap kepala Noah dengan lembut. “Oke, anak Papi harus pegang janjinya, jangan berbohong,” balas Irfan.
Noah pun mengangguk pelan, lalu Irfan memandang istrinya dengan tatapan kecewanya. “Sofia, jika bicara dengan Noah tidak perlu pakai emosi. Dia mengerti kalau dikasih pemahaman secara lembut,” tegur Irfan.
Sofia berdecak sembari merapikan ujung hijabnya yang super mahal harganya itu. “Iya, tahu!” jawab Sofia masih dengan ketusnya.
Irfan hanya bisa mendesah pelan lalu ia menyelesaikan sarapan paginya setelah selesai menyuapi Noah.
“Mas Irfan, jangan lupa ya aku minta uang yang tempo hari aku bicarakan. Aku mau mulai buka usaha skincare, buka salon kecantikan dan butik muslimah sama temanku. Hari ini aku mau pergi ke lab pabriknya mau lihat sampel produk skincarenya,” ujar Sofia sembari menyelesaikan makannya.
Di Indonesia sedang menjamur usaha skincare, ada beberapa owner skincare menunjukkan keberhasilannya. Hingga muncullah berbagai brand skincare baru, lantas Sofia merasa tertantang untuk memiliki usaha tersebut, apalagi diprovokasi sama teman-temannya untuk memanfaatkan kekayaan suaminya. Ibarat kata latah, apalagi suaminya memiliki harta yang sangat banyak. Ets, tunggu dulu sepertinya Sofia lupa. Jika Grup Mahesa itu milik kedua orang tua Irfan, bukan perusahaan milik Irfan sejak awal, meskipun memang perusahaan itu diwariskan pada Irfan dan adik perempuannya.
“Berapa waktu itu kamu pinta? Aku harus cek dulu,” tanya Irfan, yang memang tidak bisa gegabah memberikan uang.
“Untuk saat ini aku butuh tiga milyar, Mas. Sebenarnya lebih, karena aku harus beli ruko buat salon dan butik muslimahku,” jawab Sofia dengan entengnya, maklumlah punya suami dari keluarga sultan.
Irfan meneguk minumnya terlebih dahulu, setelah itu baru berkata,” Aku minta kamu bikin proposal bisnis, bukan hanya sekedar meminta uang. Jika kita mau memulai berbisnis maka dari segi anggaran kamu harus memperhitungkannya. Ini bukan tanda aku pelit, aku mendukungmu jika ingin berbisnis tapi harus ada manajemen keuangannya. Jika semuanya sudah ada kasih ke aku untuk dipelajari,” pinta Irfan dengan tegasnya, lalu pria itu beranjak dari duduknya.
Sofia mengangga mendengar permintaan suaminya. Pikirnya tidak akan sesulit itu ia meminta uang, seperti saat ia minta perhiasan, barang-barang branded, atau mobil, pasti uangnya langsung masuk ke saldo blackcardnya, lalu kenapa sekarang jadi ada persyaratannya?
“Mas, kok harus bikin proposal? Apa susahnya tinggal transfer aja uangnya, masa Mas gak percaya sama aku?” rengek Sofia ikutan beranjak dari duduknya.
“Sofia, buat apa selama ini aku menguliahi kamu jika ilmu kamu tidak dipakai. Jika kamu tidak menyetujuinya, berarti tidak ada bisnis!” tegas Irfan. Jika berhadapan dengan Irfan mengenai bisnis maka ia akan menunjukkan profesionalnya meskipun sama istrinya sendiri.
Bersambung ... ✍️
carilah kebenaran sekarang
diacc ya thor /Drool//Drool/
terutamakamu sofia