Sahira Gadis cantik ramah dan murah senyum, namun tak banyak yang tahu di balik senyum manisnya, dia banyak menyimpan luka.
Terlahir dari keluarga kaya raya tidak membuat Sahira hidup bahagia, dia di abaikan oleh ke dua orang tuanya.
Sahira selalu di suruh mengalah dari adik perempuannya.
Kekasih yang sangat dia cintai ternyata sudah berselingkuh dangan adik kandungnya sendiri, dan itu di dukung oleh orang tuanya, tanpa melihat perasaan Sahira yang hancur
Dan lebih sakit lagi, Sahira di paksa menikah dengan laki laki yang tidak di ketahui asal usulnya.
Bagaimana kelanjutan kisah sahira, yuk.... Ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Di pagi hari, matahari sudah bersinar terang, dua insan manusia yang telah menghabiskan malam pertamanya, nampak masih tertidur pulas dan saling berpelukan dalam satu selimut.
Egghhh... Terdengar lenguhan dari mulut Sahira dan badannya mulai menggeliat, mata indahnya mulai bergerak gerak, menandakan wanita yang baru melepas keperawanannya itu, mulai terbangun dari mimpi indahnya.
"Aduh... Berat sekali, badan ku kok rasanya sakit semua ya." gumam Sahira dan berusaha menggeliat melepaskan diri dari pelukan sang suami.
"Sayang, kamu sudah bangun? " tanya Galang dengan suara serak bangun tidurnya.
Badan polos mereka saling bergesekan di dalam selimut sana, membuat adik kecil Galang kembali terbangun dari tidur lelapnya.
"M-mas." gugup Sahira merasa malu dengan apa yang mereka lakukan tadi malam hingga dini hari tadi, dan sekarang dia kembali merasakan sesuatu menegang menusuk pahanya.
Tangan Galang yang tadinya hanya diam memeluk hangat dada sang istri, kini jari jemari itu mulai nakal dan merayap bak cicak di dinding, memegang buah apel yang mungkin nanti bisa berubah menjadi buah semangka.
"Kenapa hmm..." tanya Galang mengecup curug leher sang istri.
"Aku mau pipis." gugup Sahira dia pun ikut menengang merasakan sensi yang di ciptakan oleh sang suami.
"Apakah ini masih sakit? " tanya Galang memegang inti sang istri.
Wajah Sahira lansung merah padam, saat sang suami dengan tanpa dosa menyentuh miliknya dan bertanya tanpa dosa, membuat dia sangat malu setangah mati.
"Kok, diam. Malu ya? " kekeh Galang.
"Mas..." rengek manja Sahira.
"Hahaha.... Kenapa masih malu malu sih, sayang. Mas sudah melihat seluruh tubuh mu dan mas sudah absen semuanya tanpa terkecuali, kenapa harus malu, kita suami istri bukan orang lain." kekeh Galang kembali memeluk tubuh polos istrinya itu.
Ada keinginan untuk menggagahi sang sang istri di pagi nan dingin di puncak itu, namun Galang sangat tau, istrinya masih kecapean, dan inti istrinya pasti masih sakit, apa lagi semalam dia menggauli istri cantiknya tidak se kali namun berkali kali, Galang tidak tega membuat istri cantiknya semakin kelelahan, dia menahan hasratnya mati matian.
"Yok, mas antar ke kamar mandi, kamu lansung berendam dan bersihkan diri ya." ucap Galang membuka selimut yang menutupi tubuh polos mereka berdua.
Sahira di buat kaget, karena tubuh polosnya terekspos di depan suaminya, dengan reflek Sahira menutup ke dua asetnya dengan tangan mungilnya itu dan wajah memerah semu.
"Mas." pekik Sahira.
"Haha... Ngak pa apa, jangan malu, nih lihat. Mas aja santai." kekeh Galang tanpa malu menunjukan tubuh polosnya pada sang istri.
"Ihs... Dasar tidak tau malu." pekik Sahira menutup matanya karena melihat timun import suaminya itu sudah berdiri menjulang bak tiang listrik, siap untuk mencari sarangnya.
Galang terkekeh mendengar umpatan sang istri, namun dia cuek saja, dan membopong tubuh polos sang istri dengan entengnya kedalam kamar mandi.
"Mas." Sahira kembali memekik, dan reflek mengalungkan tangannya di leher sang suami.
"Ihs... Kenapa hobi banget sih teriak teriak." kekeh Galang.
"Mas sih bikin aku kaget mulu." celetuk Sahira menyembunyikan wajahnya di dada bidang sang suami.
Galang hanya terkekeh melihat tingkah istrinya itu, kaki panjang Galang terus melangkah membawa sang istri ke dalam kamar mandi.
"Mandi lah, mas keluar dulu, atau mau di mandikan, atau mau mengulang yang tadi malam di sini? " tanya Galang menaik turunkan ke dua alisnya.
"Aku mau mandi sendiri, mas keluar aja." usir Sahira.
"Yakin ngak mau di mandikan? " goda Galang lagi.
"Ngak! " ketus Sahira malu.
"Hahaha... Baiklah baiklah, mas keluar, jangan lama lama ya, udaranya masih dingin." ucap Galang mengelus puncak kepala sang istri.
Setalah Galang keluar, Sahira lansung menuntaskan hajatnya yang sudah mendesak dari tadi.
"Ahh... Lega." gumam Sahira.
Galang lansung membersihkan tempat tidur mereka, sambil menunggu sang istri keluar dari kamar mandi.
Dia sudah memakai celana kolornya, dan tersenyum melihat bercak darah yang ada di atas seprai itu, dan Galang lansung melepas seprai itu dan menggantinya dengan yang baru, seprai yang ada darah perawan sang istri dia simpan dengan baik, sebagai kenang kenangan.
"Sayang, masih lama? " tanya Galang, karena istri cantiknya belum juga keluar dari dalam kamar mandi.
Cek lek...
Pintu kamar mandi terbuka dengan lebar dan menampakkan Sahira yang keluar dari dalam kamar mandi dengan langkah sedikit berbeda, dan juga bibir yang maju dua senti.
"Kenapa habis mandi cemberut gitu, siapa yang bikin kesal di sana." heran Galang mantap mata sinis sang istri.
"Mas yang bikin kesal." omel Sahira mendelikan mata.
"Lah, kok mas sih, mas aja masih di sini. " heran Galang.
"Kenapa mas meninggalkan banyak jejak di tubuh ku, kan aku jadi kaya macan tau." sungut Sahira.
"Oh.. itu, hahaha.... itu kan tanda cinta dari mas, sayang, kan jadi keren kamu, ngak usah pakai tato lagi." kekeh Galang dengan gelak tawanya.
Memang dia memberi banyak tanda di tubuh istrinya itu, karena saking gemesnya melihat tubuh putih mulus nan sintal itu, membuat Galang ingin melahapnya saja.
Sahira hanya memutar mata malas.
"Lalu yang ini gimana cara menutupinya, banyak gini." keluh Sahira memperlihatkan leher jenjangnya yang penuh dengan tanda cinta suaminya itu.
"Ngak usah di tutupi, biarkan saja orang melihatnya, bahwa istri cantik mas ini sudah ada yang punya. " santai Galang.
"Astaga mas, tanpa di kasih tanda, aku memang sudah ada yang punya." sewot Sahira.
Galang hanya terkekeh, dan masuk ke kamar mandi, tampa mendengar ocehan istri cantiknya itu.
"Huu... Dasar drakula." gerutu Sahira memandangi lehernya yang penuh tanda cinta itu, dan tidak bisa di tutup dengan sempurna.
"Jangan marah marah mulu, nanti makin cantik loh."
Cup...
Galang melabuhkan satu kecupan dan sedikit lum*tan di bibir manis istri cantiknya itu.
"Manis." kekeh Galang membersihkan sisa salivanya di bibir sang istri.
"Dasar ngak ada puasnya." cibir Sahira.
"Ngak akan pernah puas, sayang." kekeh Galang merangkul tubuh istrinya.
"Yuk, kita cari sarapan di luar." ajak Galang.
Bersambung.....
Haiii... Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘😘😘
Kasih bintangnya jangan tanggung tanggung ya, lansung kasih binta 5 aja😁
Semoga mamak bisa up doble hari ini, walau otak mamak lagi gegana.
Baru beberapa hari yang lalu mamak ke hilangan ibu, dan sekarang bapak mamak juga lagi di rawat karena masih belum bisa menerima kehilangan istri tercintanya.
Dan hari ini mamak mau tugas jaga orang tua mamak dulu di rumah sakit.
Do'a kan mamak selalu kuat dalam cobaan ini ya... 🥺🥺🥺
Makasih...