Setelah kepergian kedua orang tua tercinta yang meninggalkan sebuah pesan wasiat, Lolly diminta tinggal bersama kakaknya Bella yang sudah menikah dengan Vadel. tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika sang kakak ipar menjadikan dirinya sebagai objek pemuas gairahnya. mampukah Lolly bertahan dengan segala pesona yang dimiliki Vadel? atau malah sebaliknya? yuuuk...ikutin kelanjutan cerita author ya!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak bisa mengakhiri
Diluar negeri, Bella yang tengah sibuk tiba-tiba menghentikan sejenak pekerjaannya. Entah kenapa semenjak semalam perasaanya gundah gulana teringat adik semata wayangnya Lolly.
"Mudah-mudahan tidak terjadi sesuatu yang buruk pada Lolly, aku yakin Vadel pasti mampu menjaganya dengan baik." bathin Bella berusaha menenangkan pikirannya, akan tetapi semua itu tidak mampu membuatnya merasa tenang dan nyaman kembali, sehingga mau tidak mau Bella menyambar ponselnya untuk menghubungi Lolly, namun sudah deringan kesekian kalinya tidak ada tanda-tanda akan diangkat.
"Lolly, ayo dong angkat panggilan kakak." gumam Bella was-was.
Sedangkan ditempat lain, Lolly tengah melamun menatap sedih photo kedua orang tuanya, merasa gagal menjaga sesuatu yang paling berharga yang pernah dimilikinya. Tanpa sadar air mata kembali lolos membasahi kedua pipinya.
"Mama.... papa..., maafkan kecerobohan Lolly...hick.. hick, pengaruh obat telah membuatku terjebak pada situasi yang sulit, aku menyesal... meskipun terlambat dan semua sudah terjadi. aku bingung harus bagaimana menghadapi semua ini kedepannya, teruma kak Bella yang tentunya akan terluka."
Lolly membasahi wajahnya, berusaha mengendalikan dirinya agar lebih tenang lagi, menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan dengan perlahan, saat akan kembali ke ruang kamar dia mendengar ponselnya yang terus berdering, gegas Lolly menyambar begitu tahu siapa yang telah menghubunginya.
Lolly berusaha bersikap tenang agar Bella tidak curiga, meskipun detak jantungnya terus berpacu, bahkan ke-dua lutut Lolly gemetaran seakan tidak kuat untuk menopang tubuhnya.
"Ha...hallo kak Bella?" Lolly berusaha ceria.
"Hallo juga adikku, bagaimana kabarmu selama kakak tinggal pergi?"
"Aku baik-baik saja, kakak gimana dan kapan pulangnya... Lolly kesepian tanpa kakak." cemberut.
"Maafkan kakak, mudah-mudahan urusan pekerjaan kakak cepat selesai. Sehingga bisa pulang dalam minggu ini."
"Amin, Lolly akan sabar menunggu kakak pulang."
"Lolly, kamu jaga kesehatan ya.. jangan sampai telat makan, wajahmu terlihat pucat dek." ucap Bella khawatir.
"Aku pucat karena semalam bercinta dengan suamimu kak, ditambah lagi panik dan rasa bersalah ku padamu, kak." bathin Lolly berdiam.
"Dek, kamu kenapa diam? kamu baik-baik saja kan?"
"I...iya kak, wajah ku pucat mungkin karena terlalu sibuk dengan tugas kuliah yang menumpuk kak."
"Ya sudah, kakak lanjut kerja dulu...kamu kuliahnya yang rajin ya, agar bisa menjadi orang sukses, mampu membanggakan kakak dan juga almarhum kedua orang tua kita. Meskipun begitu kamu juga harus memperhatikan kesehatan dan jangan terlalu dipaksakan." pesan Bella sebelum memutus panggilan mereka.
"Terimakasih kak, karena sudah perhatian dan begitu menyayangiku."
"Tentu adikku sayang, Miss you..."
"Miss you too..."
"Beep!"
Setelah panggilan terputus, Lolly menarik nafas lega, bersyukur ternyata sang kakak tidak menaruh curiga sedikitpun terhadapnya.
"Syukurlah, kak Bella tidak curiga dan menanyai yang macam-macam tentang kejadian semalam, aman." Lolly tersenyum seraya mengusap dadanya.
"Lolly?"
DEGH!
Lolly terlonjak kaget begitu menyadari Vadel sudah berdiri di belakangnya dengan jarak yang begitu dekat.
"Mas, sejak kapan kamu berasa di belakangku dan ngapain main masuk ke dalam kamar Lolly. Tidak sopan tau." ucap Lolly yang kembali berdebar begitu berdekatan dengan Vadel. Bahkan bibirnya ikutan bergetar saking gugupnya.
"Aku sudah mengetuk beberapa kali, tapi tidak ada sahutan sehingga aku langsung masuk. Bagaimana kondisimu sekarang, apa baik-baik saja?" ucap Vadel tertawa kecil dan menatap penuh arti wajah merah merona Lolly. Membuat gadis itu mengepalkan tangannya karena kesal.
"Mas, mulai sekarang dan seterusnya. aku ingin kita menjaga jarak. dan aku juga tidak ingin mengurus semua keperluan mas termasuk soal pakaian dan makanan. Aku juga ingin dirumah ini ada pelayananya." ucap Lolly.
"Kenapa bisa begitu, aku sudah sangat nyaman diurusi oleh kamu cantik."
"Tapi aku bukan asisten rumah tanggamu, mas. Aku tinggal disini untuk kuliah dan belajar." Lolly bersuara lantang memberanikan diri melawan Vadel.
Lolly merasa sepasang tangan kekar tiba-tiba meraih pinggangnya, hingga tubuhnya terhuyung kedepan. Dengan jarak yang begitu dekat nyaris tanpa jeda, Vadel tersenyum puas menatap wajah cantik Lolly.
"Lolly, kita sudah berbaur bersama. saling menikmati tubuh masing-masing...dan aku tidak ingin semua berakhir begitu saja."
DEGH!!!
Lolly tercekat merasa tubuh disetrum ribuan sengatan listrik mendengar kata-kata Vadel, seakan dia lupa cara bernafas dan tempatnya berpijak saat ini.
Lolly kembali tersadar begitu bibirnya terasa hangat disapu ciuman lembut Vadel, sebisa mungkin dia berusaha agar tidak terbuai lagi, Lolly mendorong tubuh Vadel hingga keluar dari kamarnya lalu mengunci rapat pintu tersebut.
dlm agama Islam tdk di benarkan seorang wanita memiliki suami lebih dari 1,bahkan setelah bercerai pun wanita harus menunggu masa Iddah jika mau menikah lagi, berbeda dg laki-laki yg memang boleh beristri lebih dari 1