Fahira Salsabila, seorang wanita yang ditinggal mati suaminya dan mempunyai satu anak perempuan bernama Yumna Arsyila.
Dia yang berstatus janda dinikahi oleh seorang pria yang bekerja sebagai Manager perusahaan ternama yang bernama Arka Ardinatha karena dijodohkan oleh orangtua Arka.
Fahira dinikahi tapi tak pernah disentuh oleh suaminya sampai dua tahun lamanya hanya dengan alasan tidak mencintainya.
Lalu bagaimana dengan perasaan Fahira yang tulus padanya, Apakah Fahira akan tetap terus bertahan dengan siksa batinnya ?
Atau justru dia akan pergi meninggalkan Arka ?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Tak Tersentuh
By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 23
Siang hari, Fahira baru saja pulang ngajar. Dia di jemput oleh sang suami menggunakan motor tanpa Yumna, Yumna di titipkan oleh Neneknya dirumah.
"Gimana Yumna dirumah Mas ? Apa dia rewel ?" tanya Fahira membonceng di belakang Arka.
"Dia nggak rewel, anakmu itu pintar. Dia nurut sekali, bahkan ngajak Bapak sama Ibu main Barbie.."
Jawaban Arka kembali membuat Fahira terkekeh. Tidak bisa dibayangkan jika Kakek Neneknya di ajak bermain Barbie oleh sang Putri.
Tak lama motor yang dikendarai Arka sudah sampai di depan rumah. Sebelum pulang keduanya mampir ke rumah makan untuk membeli lauk, karena nasi nya sudah di masak oleh Arka dirumah.
"Assalamualaikum..."
"Bundaaa..." Yumna berlari berhambur memeluk sang Bunda yang sudah ia rindukan sejak pagi.
"Waalaikumsalam.." sahut Bapak dan Ibu bersamaan.
"Bu.. Pak.."
Fahira menyalami kedua mertuanya dengan sopan. Fahira lalu kembali melangkah menuju dapur untuk menaruh lauk yang dia beli diluar. Saat sedang membukanya, tangan Fahira ditahan oleh Arka.
"Sini biar aku saja, kau ganti baju dulu. Habis itu kita makan bareng.." ucap Arka.
Fahira lalu menganggukkan kepalanya dan menyingkir melangkah mundur karena Arka mengambil alih bungkusan itu.
"Ya sudah, aku ganti baju dulu ya Mas.."
"Iyaa.."
Fahira melangkah masuk ke kamarnya, setelah menutup pintu kamar belum mengganti bajunya, dia menjatuhkan diri dulu di atas kasur. Rasanya seluruh tubuh Fahira sakit semua, setelah semalam dihajar habis-habisan oleh Arka, ditambah lagi paginya. Membuat semua tulang ditubuhnya seakan patah.
Arka yang menunggu di ruang keluarga bersama yang lain merasa gelisah, karena Fahira tak juga keluar dari kamarnya. Arka akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam kamar, penasaran apa yang dilakukan sang istri di dalam.
"Astagfirullah.. Di tungguin ternyata tidur.."
Arka bergumam pelan menghampiri Fahira di atas kasur. Dengan kaki menjulang ke bawah, masih menggunakan sepatu dan seragamnya, Fahira ketiduran karena saking lelahnya.
"Aku bangunin, atau aku biarin ajah yah ? Kasian, kayaknya capek banget.."
Arka akhirnya memutuskan untuk membiarkannya, jika di pindah takutnya Fahira terbangun. Arka lalu melepaskan sepatu sang istri dan menaikkan kakinya di atas kasur kemudian menyalakan Ac agar tidak panas.
Sedangkan Pak Wira dan Bu Dewi yang melihat Arka keluar tanpa Fahira akhirnya mengajukan pertanyaan pada putra semata wayangnya itu.
"Loh, istrimu mana ?" tanya Bu Dewi sambil mengusap kepala Yumna.
"Ketiduran Bu.. Capek banget kayaknya.." sahut Arka lalu kembali duduk di sofa.
"Nggak dibangunin Le ? Kasian nanti kelaperan.." sambung Pak Wira yang duduk dihadapannya.
"Biarkan saja Pak, kasian. Nggak tega aku mau bangunin nya, wajah nya keliatan capek banget.."
Mereka bertiga akhirnya memutuskan untuk makan lebih dulu, Yumna di suapi oleh Arka. Tadinya Yumna menolak ingin menunggu sang Bunda, tapi setelah di rayu di bujuk oleh Neneknya, akhirnya dia mau di suapi oleh Arka.
*
Sejak pagi, Arka sudah menghubungi seseorang untuk mempersiapkan kamar Yumna. Arka meminta orang tersebut untuk menghias secantik mungkin dengan tema Barbie warna pink kesukaan anak tirinya itu. Dan siang nya mereka datang untuk merenovasi kamar Yumna.
Fahira baru saja membuka matanya dari tidur pulas nya, badannya sedikit lebih segar. Saat bangun, Fahira menepuk dahinya karena masih memakai seragam.
"Ya ampun, kenapa nggak ada yang bangunin aku ? Yumna kemana yah, kok nggak cariin aku, Mas Arka juga, kemana sih semuanya ?"
Fahira menggerutu karena tidak di bangunkan dari tidurnya, kini dia bangkit untuk membersihkan dirinya di kamar mandi. Dia mengguyur tubuhnya dibawah air shower yang dingin membuat tubuhnya lebih segar.
Tok..Tok..
"Fahira.. Kau di dalam ?"
Arka mengetuk pintu kamar mandi, membuat Fahira terkejut. Fahira tak berani membuka pintunya, dia hanya menyahutnya dari dalam agar suaminya tak lagi meminta jatah.
"Yaa aku sedang mandi, sebentar lagi selesai.." sahut Fahira sedikit berteriak kecil.
"Ooh ya sudah.."
Setelah mendengar jawaban Fahira, Arka berbalik melangkah untuk duduk di sofa menunggu sang istri keluar dari kamar mandi. Tak berselang lama, Fahira baru selesai dari mandinya.
Fahita tak memakai baju handuk, dia hanya menggunakan handuk seukuran dada dan hanya menutupi bagian bawah bokongnya saja. Karena dia lupa tak membawa baju handuknya yang ia gantung di belakang pintu.
Arka yang melihat Fahira hanya menggunakan itu tanpa pakaian dalam, menelan ludahnya kasar. Arka menatap sang istri dari ujung rambut hingga ujung kaki, rasanya ingin menerkam sang istri saat itu juga.
Sedangkan Fahira yang tidak tahu ada suaminya di sofa, membuka handuknya dan mengusap rambut panjangnya yang basah, hingga membuat tubuhnya yang polos terlihat jelas di depan mata sang suami.
"Astagfirullah... Mas Arka. Sejak kapan kau disitu ?"
Fahira terkejut bukan main, dia kembali menutupi tubuhnya dengan handuk. Sedangkan Arka tersenyum miring melihat sang istri yang gugup seperti itu.
"Sejak kau baru keluar dari kamar mandi.."
Mendengar jawaban sang suami, Fahira membulatkan matanya. Dia merasa malu sekali, sudah bisa dipastikan suaminya itu melihat semua tubuh polosnya.
"Tapi.. Tapi tadi.. Aku.. Aku udah mengunci pintu kamar, kenapa kau bisa masuk ?" tanya Fahira merasa heran.
"Aku masuk melalui pintu doraemon, jadi kapan saja pintu ini terkunci. Aku bisa masuk dengan mudah.." balas Arka.
Fahira mengerutkan keningnya, pintu doraemon ? Emangnya ada ? Pikir Fahira. Arka yang melihat Fahira berfikir dan melamun, langsung memeluk pinggangnya membuatnya kaget.
"Eh.. Kau mau apa ?" terkejut Fahira buyar dari lamunannya.
"Mau memakan mu yang begitu sangat menggoda selera.."
Fahira yang mendengar jawaban Arka langsung mendorong tubuhnya cepat dan berlari menuju kamar ganti dengan segera menguncinya. Arka yang telat mengejar hanya bisa berdiri di depan pintu sambil menggedor pintu kamar ganti tersebut.
"Ra... Buka pintunya.."
"Nggak mau.. Bisa-bisa aku keluar dari kamar sudah subuh.. Malu nanti aku sama Bapak dan Ibu.."
Fahira menjawab sang suami sambil memakai bajunya. Setelah selesai Fahira membuka pintu kamar ganti dan keluar dengan posisi sudah memakai baju serba panjang agar terlihat sopan.
Fahira tersenyum jahil pada Arka, sedangkan Arka menatapnya kesal. Fahira tak memperdulikan itu, dia lalu melangkah keluar karena perutnya sudah sangat lapar.
Tapi, langkahnya terhenti karena tangan Fahira ditarik oleh suaminya hingga membuatnya berbalik dan menabrak dada bidang sang suami. Keduanya saling bertatapan tanpa kedip.
"Aku mau makan mas, laper.." ucap Fahira.
Namun Arka malah semakin erat memeluk pinggang Fahira, dia menatap sang istri dengan begitu lekatnya.
"Aku ingin bicara dengan mu.. Dan ini serius.." ujar Arka masih dengan posisi yang sama memeluk pinggang sang istri.
"Kenapa Mas..?"
"Fahira, aku.. Aku minta maaf. Aku minta maaf yang banyak sekali padamu, aku sudah terlalu banyak menumbuhkan luka dihatimu. Tapi sekarang... Sekarang kau mau dengan mudahnya memaafkan aku tanpa hukuman. Kau terlalu baik Ra, aku merasa tidak pantas diterima begitu saja olehmu.. Apa tidak ada hukuman untukku agar aku sedikit lebih pantas dimaafkan oleh mu Fahira ?"
Arka menjelaskan semua yang ada di dalam benaknya pada Fahira. Dia merasa malu, dia merasa pria yang egois dan seenaknya sendiri. Tapi Fahira dengan begitu mudahnya mau memaafkan sang suami tanpa hukuman sedikitpun.
"Mas... Dengar aku. Semua rumah tangga itu ada cobaan dan godaan. Mungkin Tuhan sengaja memberiku cobaan untuk melihatmu bergonta ganti wanita, hal itu tak membuatku sedikitpun goyah. Aku selalu berdoa dalam sujudku, jika kau memang ditakdir kan untukku, kau pasti akan mencintaiku.. Karena Tuhan sang Maha membolak-balikkan hati, dan aku percaya itu. Nyatanya, kau sekarang sudah mencintaiku kan ?"
Fahira menjawab semua pertanyaan Arka dengan bijaksana. Jawaban Fahira membuat Arka terharu, dia meneteskan air matanya lalu memeluk sang istri dengan eratnya. Arka terus mengucapkan kata maaf ditengah tangisannya.
Fahira lalu membalas pelukan Arka dan mengusap punggungnya. Hal itu membuat Arka semakin merasa menyesal sudah menyakiti Fahira.
"Aku sayang sama kamu Arka.." ucap Fahira.
Arka melepas pelukannya dan menatap Fahira dengan senyuman. Dia mengusap air matanya dan membalas ucapan Fahira.
"Aku juga mencintaimu Fahira, aku janji, aku nggak akan lagi memberi luka dihatimu.. Aku janji itu Fahira. Dan aku mohon, jangan pernah tinggalkan aku seperti apapun badai didalam rumah tangga kita.. Oke !"
Keduanya kembali saling berpelukan, sebuah janji dan kata maaf membuat keduanya semakin mesra. Fahira dengan begitu mudah memaafkan sang suami. Hal itu membuat cinta Arka semakin tumbuh besar untuk Fahira.
...----------------...
Bersambung...