Lengkap sudah,kesedihan dan sakit hati yang Laura rasakan.
Baru saja ditinggalkan oleh ayahnya,ia harus kembali merasakan sakit hati karena
kekasih yang sebentar lagi akan menjadi suaminya,ternyata berkhianat dengan seseorang yang tidak pernah ia sangka.
Seperti apa kelanjutan kisah Laura,yuukkk baca kisahnya hanya di novel ini...
Tbc:
Karya ini sedang diikutsertakan lomba YAW.
Mohon dukungannya yaa,dengan like,komen,vote,dan juga share..
Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Setelah dari rumah Dika,ibu tiri Laura memutuskan untuk menemui Dika di penjara.
"Andika,ada yang ingin bertemu dengan anda."Ucap petugas yang menjaga penjara.
Dika pun dikeluarkan dari dalam penjara,dan dituntun untuk berjalan keruang khusus tahanan ketika di jenguk oleh keluarga.
Ibu tiri Laura langsung berdiri,saat melihat Dika sudah dihadapannya,dihatinya ada sedikit rasa kasian,melihat penampilan Dika saat ini.
"Ada apa ibu kesini?"Tanya Dika.
"Saya hamil,dan kamu harus tanggung jawab,dulu kamu juga sangat mengharapkan saya hamil,kan?".
"Apa itu benar?,ibu tidak bohong,kan?"Tanya Dika lagi,ia masih belum percaya dengan apa yang diucapkan oleh ibu tiri Laura tersebut.
"Iya."Jawab ibu tiri Laura singkat.
"Syukurlah...anak itu bisa bantu saya untuk keluar dari penjara ini."Celetuk Dika.
"Maksud kamu gimana?"Ibu tiri Laura tidak mengerti dengan ucapan Dika.
"Dan kenapa kamu berusaha melecehkan Laura,Dika?,apa kamu masih belum merasa cukup,menyakiti Laura,dengan pengkhianatan kita?".
"Laura mau menikah dengan Arya bu,dan saya gak rela dia mendapatkan yang jauh berkali-kali lipat dibanding saya."Jawab Dika.
"Arya,pemilik Arya group?,kamu tau darimana?".
"Iya,Arya sendiri yang mengatakan hal tersebut,saat saya datang ke kantor Laura waktu itu".
"Dan besoknya saya datang lagi,untuk mencari tau dimana Laura tinggal."Jawab Dika.
"Kalo ibu mau saya bertanggung jawab,ibu harus bantu saya,bujuk Laura,supaya dia mau mengeluarkan saya dari sini."Ucap Dika.
Ibu Laura pun diam,ia tampak seperti orang yang sedang berfikir.
"Saya yakin,kalo ibu yang membujuk Laura,dia pasti mau melepaskan saya dari sini,apalagi kalo ibu bilang,ibu sedang hamil anak saya".
"Laura tidak mungkin tega,membiarkan ibu sendirian dalam kondisi hamil,siapa yang menafkahi ibu,ibu tidak mungkin bekerja dalam kondisi hamil."Ucap Dika lagi.
"Ibu bisa temui Laura,dia tinggal di apartemen-...".
Dika pun menyebutkan nama gedung apartemen Laura dan juga nomor unit apartemen Laura.
"Saya pulang dulu,nanti saya akan coba bujuk Laura,semoga dia mau membebaskan kamu dari sini."Ucap ibu tiri Laura.
Setelah itu,dirinya berdiri dan berjalan keluar.
Dika tersenyum memandangi kepergian ibu tiri Laura,ia yakin sekali,Laura pasti akan luluh dengan ibu tirinya.
Dika tau,Laura sangat menyayangi ibu tirinya.
Di dalam taxi,ibu tiri laura tampak berfikir sejenak,ia ragu ingin menemui Laura,meskipun sebenarnya,hati nya merasa sangat rindu dengan Laura.
Ia malu menemui Laura,dalam keadaan dirinya hamil dari hasil berselingkuh bersama mantan calon suami Laura.
Ia juga malu,karena akan memohon kepada Laura,agar Laura mau membebaskan Dika.
Sementara Dika,sudah berbuat jahat terhadap Laura,tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa,karena dirinya dan anak yang ada di dalam perutnya pun sangat membutuhkan kehadiran seorang ayah.
"Pak,tolong ke alamat-...".
Ibu tiri Laura menyebutkan alamat yang akan ia tuju kepada supir taksi.
Taxi yang membawa ibu tiri Laura pun berjalan,mengantarkan dirinya sesuai alamat yang ia tuju.
Setelah menempuh perjalanan selama 20 menit,taxi yang ibu tiri Laura tumpangi pun berhenti di depan sebuah gedung yang besar dan juga terlihat mewah.
Ibu tiri Laura membayar ongkos taxi tersebut dan kemudian keluar dari dalam taxi.
Ia melihat ke sekeliling di depan gedung apartemen Laura,menghela nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan.
Kemudian,ia berjalan masuk ke dalam gedung,di dalam hatinya,ia terus berdoa,semoga Laura mau membebaskan Dika dari penjara.
Dada nya juga berdebar-debar,sudah beberapa minggu ini,ia tidak lagi bertemu dengan putri tirinya tersebut.
Sebenarnya,ia pun sangat menyayangi Laura.
Semakin dekat dengan nomor unit apartemen Laura,dada ibu tiri Laura semakin berdebar-debar,ia merasa gugup.
Ia berdiri sejenak di depan pintu apartemen Laura,mengumpulkan keberanian,sebelum dirinya memencet tombol bel pintu apartemen Laura.
...****************...
Sementara itu,Laura dan Arya,baru saja tiba di apartemen,merek sudah selesai berunding dan membicarakan soal pernikahan mereka,dengan wedding organizer terkenal,di kota mereka.
Karena merasa Lelah,Laura meminta untuk pulang saja,dan melanjutkan kembali,esok hari.
Saat sedang asyik menikmati waktu berdua,sambil menonton televisi,Arya dan Laura di kagetkan dengan suara bel pintu apartemen mereka.
Arya dan Laura saling berpandangan,seperti seseorang yang sedang berkomunikasi lewat tatapan mata mereka.
"Sayang...kamu mengundang orang kesini?"Tanya Arya.
"Gak kok,mungkin Citra,atau ibu kamu sayang."Jawab Laura.
"Biar bibi yang bukain pintu nya den."Sela bi Sarti yang tiba-tiba saja muncul di belakang sofa mereka.
Bi sarti berjalan menuju pintu,dan hendak membukakan pintu tersebut.
"Selamat sore bu...apa benar ini apartemennya Laura?"Tanya ibu tiri Laura.
"Benar,tapi maaf,anda siapa ya?"Balas bi Sarti.
"Saya ibu nya Laura bu,apa Laura nya ada di dalam?".
"Non Laura ada di dalam,ibu tunggu disini sebentar,saya tanyakan dulu dengan non Laura."Jawab bi Sarti.
Ibu tiri Laura pun menunggu dengan gelisah di depan pintu,telapak tangannya sudah basah,karena ia merasa sangat gugup.
"Non...di depan ada ibu-ibu yang mengaku sebagai ibu non Laura."Ucap bi Sarti.
Laura dan Arya saling berpandangan,keduanya sama-sama merasa heran,karena bi Sarti menyebutkan seorang ibu.
"Jangan-jangan itu ibu tiri kamu sayang,tapi dia tau alamat apartemen ini darimana?"Tanya Arya.
"Aku juga gak tau sayang...mungkin aja dari Dika."Jawab Laura.
"Terus gimana?,kamu mau ketemu apa gak?,kalo gak,biar aku yang bicara."Ucap Arya.
"Suruh dia masuk bi,aku mau tau,dia ada perlu apa kesini."Ucap Laura.
Bi Sarti berjalan kembali ke depan,dan mempersilahkan ibu tiri Laura untuk masuk.
"Silahkan duduk bu."Ucap Laura.
Ibu tiri Laura memandangi Laura cukup lama,setelah itu,mata nya beralih memandang pria yang duduk di sebelah Laura.
Sebelum berbicara,ia terlebih dahulu menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan.
"Ra...ibu tau,mungkin ini gak adil untuk kamu,tapi ibu juga gak punya pilihan lain".
"Ibu minta maaf,Ra."Ucap ibu tiri Laura,sedikit menunduk.
"Aku gak ngerti maksud dari ucapan ibu,tolong jangan berbelit."Balas Laura.
"Ra...ibu tau Dika di penjara,karena berusaha melecehkan kamu,ibu juga baru tau hari ini,dan ibu tau alamat apartemen ini dari Dika".
"Ibu hamil Ra."Ucap ibu tiri Laura,sambil menunduk.
"Terus...?"Balas Laura lagi.
"Ibu disini,bermaksud meminta kerendahan hati kamu,agar mau membebaskan Dika".
"Dika harus bertanggung jawab terhadap ibu,tapi gimana caranya dia bertanggung jawab,jika dia saja ada di penjara".
"Siapa yang menafkahi ibu dan anak ini,Ra?,ibu gak mungkin bekerja dalam keadaan hamil".
"Ibu tau,hal yang ibu minta ini berat buat kamu,mungkin ibu terkesan tidak perduli dengan sakit hati yang kamu rasakan,ibu justru memohon,agar kamu mau melepaskan Dika".
"Tapi cuma itu opsi satu-satunya Ra,ibu minta maaf."Ucap ibu tiri Laura.
Arya merangkul Laura,membelai dan menepuk lembut lengan kanan Laura,berusaha memberikan dukungan lewat sentuhannya.
Ia bisa memahami,apa yang saat ini dirasakan oleh Laura,bisa-bisanya ibu tiri Laura datang dan meminta Laura untuk membebaskan pria yang sudah berbuat jahat kepada anak tirinya tersebut,bukan hanya itu,keduanya sudah mengkhianati Laura,dan menggoreskan luka kepada Laura.
"Aku belum bisa jawab sekarang,aku perlu waktu."Balas Laura,setelah itu Laura berdiri dan meninggalkan Arya serta ibu tirinya begitu saja di ruang televisi.
"Saya minta maaf bu,sebaiknya ibu pulang dulu,hal ini pasti tidak mudah untuk Laura."Ucap Arya.
Ibu tiri Laura terpaksa pulang,ia tidak mungkin memaksakan kehendaknya terhadap Laura,ia sangat sadar diri,ia dan juga Dika sudah sangat menyakiti hati Laura...