Gairah Terlarang Lolly
"Loly, kamu bisa bantuin kakak nggak?" teriak Bella yang bersiap-siap untuk pergi.
"Bantuin apa kak?" jawab Loly yang terpaksa harus tinggal bareng Bella kakak perempuannya yang sudah menikah, setelah kedua orang tuanya meninggal dunia.
"Kamu tolong setrikain baju kerjanya mas Vadel ya, soalnya kakak sudah ngak sempat. " teriak Bella buru-buru pergi meninggalkan rumah.
"Baik kak."
Setelah kepergian sang kakak, Loly mulai mengambil stelan pakaian kantor Vadel, yang sudah disiapkan Bella sebelumnya.
"Lagi apain Ly?"
"Aaaaaaw.., Mas Vadel bikin kaget aja." ucap Loly yang sempat terlonjak kaget begitu Vadel muncul tiba-tiba dibelakangnya dengan jarak yang begitu dekat, bahkan Loly tidak berani membalikkan posisi tubuhnya, agar tidak bersentuhan.
"Apa Bella sudah berangkat ke kantornya?"
"Sudah mas, sepertinya buru-buru banget. Makannya Loly yang bantuin nyetrika dan nyiapin baju kerjanya mas Vadel."
"Terimakasih Ly, kamu memang adik iparku yang begitu pengertian."
"Ini bajunya sudah siap mas."
"Aaahhhggg!"
Saat hendak berbalik dan menyerahkan pakaian Vadel, Loly kembali dibuat kaget dan refleks berteriak.
"Kamu kenapa sih Loly, suka banget berteriak. Malu kedengaran tetangga tau!" ucap Vadel berkacak pinggang, dengan penampilannya yang hanya
"Abisnya mas ngapain ngak pakai baju, malu tau?" Loly memonyongkan bibirnya cemberut dan menatap kearah lain dengan wajah memerah karena malu, tidak ingin tergoda dengan bentuk tubuh Vadel yang begitu mempesona.
Gadis itu masih gemetaran hanya mengenakan handuk kecil untuk menutupi bagian tertentu tubuh atletis nya.
“Aduuuuuh, mataku yang polos. Jantungku yang selama ini berdetak normal, kenapa kalian sekarang sudah tidak seperti biasa lagi, mataku sadarlah, jangan terpesona pada laki-laki ini, dia itu kakak iparmu Lolly. Jantung sadarlah jangan engkau terus berdebar tidak menentu seperti ini.” Gumam Lolly berusaha menetralkan perasaannya.
"Santai aja kali..., lagian bagaimana mau pakai baju. Kan masih disetrika sama kamu?" jawab Vadel tersenyum puas melihat wajah Loly merah merona seperti kepiting rebus. Lalu Vadel mengenakan kemeja, bahkan dia terlihat cuek dan mengabaikan keberadaan Lolly yang masih mematung.
"Sekali lagi makasih ya Loly cantik." ucap Vadel mengerlingkan sebelah mata Sedangkan Loly masih melongo melihat perubahan sikap Vadel semenjak dia tinggal disana.
***
"Sebaik aku segera mandi, bersiap-siap untuk pergi kekampus." gumam Loly membuka pakaiannya, sehingga tinggal dalaman saja yang membalut tubuh indahnya.
"Rasanya sangat segar dan menenangkan." Loly bersenandung kecil seraya memejamkan matanya untuk beberapa saat, menikmati suasana tenang dan aroma wangi bunga mawar sabun kesukaannya. begitu membuka matanya Loly tiba-tiba melihat seekor kecoa didinding kamar mandi seolah-olah berjalan kearahnya.
"Aaaa.... tolong!!!."
Loly menjerit keras karena ketakutan, dia berusaha kabur keluar kamar, namun naas Loly malah terpeleset di lantai kamar mandi. sehingga dia hanya bisa menangis menahan bokongnya yang pegal dan kakinya yang ikutan perih tidak bisa berdiri lagi, bahkan untuk sekedar menarik handuk yang tergantung di dinding.
Teriakan nyaring suara Loly barusan, membuat langkah Vadel yang hendak berangkat ke kantor terhenti seketika. refleks dia berlari menuju asal suara barusan.
Sedangkan kedua tangan Loly berusaha memeluk tubuh polosnya, begitu mendengar suara langkah kaki mendekat.
Tok!tok!tok!
"Loly apa kamu baik-baik saja dek!" terdengar nada panik suara Vadel dari balik pintu kamar mandi.
"Aaa..aku tidak apa-apa mas, hick...hick.." Loly berusaha untuk berbohong, antara membutuhkan bantuan Vadel, namun belum rela jika tubuh polosnya terlihat, sehingga dia menahan sebisa mungkin rasa sakit dan suara isak tangisnya.
"Ayo Vadel, ini kesempatan emas bagimu untuk melihat kemolekan tubuh adik ipar mu, bukankah selama ini kamu menyukainya. dobrak saja pintunya. berpura-pura jadi dewa penolong!" batin Vadel mendengar bisikan dari telinga sebelah kirinya.
Sedangkan disisi kanan juga terdengar bisikan. "Jangan Vadel! memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan itu tidak boleh. kasihan Loly, dia masih gadis belia yang polos dan lugu."
Vadel menjadi dilema dengan pikirannya, sehingga dia menuruti kata hatinya yang begitu tergoda dengan bentuk tubuh Loly yang masih segar dan montok. sehingga dia nekat mendorong kuat pintu kamar mandi.
"Bruuuaaak!!!"
"Wuuuaaa...mas Vadel!!!" Loly kembali berteriak panik dan kaget tidak menyangka jika Vadel akan senekat ini masuk kedalam kamar mandinya, kedua tangan Loly berusaha memeluk tubuhnya sendiri, gadis itu benar-benar malu.
"Aduuh!! Kenapa harus pakai adengan jatuh segala lagi, sial!!" umpat Loly merasa malu.
Mata Vadel terbelalak melihat pemandangan dihadapannya, sama persis dengan apa yang sedang dipikirkannya selama ini. Deru nafasnya mulai memberat. Loly begitu cantik, kata-kata bidadari surga sangat cocok disematkan untuk dirinya. meskipun dia terlihat pucat, berlinang air mata, dan rambutnya yang basah. namun semua itu tidak mengurangi pesona ayu wajahnya yang putih mulus bagaikan susu.
"Jangan dekat, mas Vadel tolong cepatan tutup matanya!" teriak Loly nyaring.
Meskipun tidak rela, Vadel mengikuti saja meskipun dia tidak benar-benar menutup mata seutuhnya, rugi jika pemandangan yang begitu menggairahkan ini terlewatkan begitu saja.
Susah payah Loly menggapai benda apapun untuk menutupi tubuhnya, Vadel yang baru sadar dari keterpanaanya segera meraih jubah mandi, melemparkannya pada Loly yang langsung cepat-cepat dikenakannya, sedangkan detak jantung Vadel jangan ditanya lagi, seakan ingin meledak saat itu juga. Setelah berhasil menguasai keadaan kembali, Vadel langsung memanfaatkan kesempatan berjalan mendekati Loly yang masih menundukkan kepalanya.
"Apa aku pura-pura pingsan aja ya? Wah ide menarik." Loly langsung terkulai lemas, namun harapannya tidak sesuai keinginan, begitu tubuhnya ditangkap oleh tangan kokoh dan langsung digendong berjalan keluar dari dalam kamar mandi. gadis itu terlihat berusaha untuk menahan segala rasa, sedih, malu dan nyeri akibat jatuh barusan. meskipun Vadel terlihat masih menutup matanya.
"Loly, kamu kenapa bisa jatuh hingga seperti ini?" tanya Vadel lembut, tidak seperti sikap yang biasanya dia tunjukkan pada bawahannya.
"Aku terpeleset mas, karena kecoak berlari menuju ke arahku!" menunjuk kearah dinding, sedangkan kecoa yang ditunjuk Loly, segera bersembunyi menyelamatkan diri dan berpura-pura tidak tahu akan nasib sial yang sudah menimpa Loly karena ulahnya.
"Ha...ha...dasar manja, cengeng kamu Loly."
Vadel tertawa renyah, tanpa basa-basi lagi dia langsung mengangkat tubuh gadis itu berjalan keluar dari kamar mandi.
"Mas, tutup matamu. Jangan pandangi aku terus-terusan!" protes Loly, karena jalan Vadel mulai tidak benar, bahkan kepala Loly beberapa kali hampir terbentur pintu dan dinding kamar mandi.
"Diamlah Loly, seharusnya kamu berterimakasih karena sudah mas tolongin."
Secara diam-diam Loly tersenyum menatap wajah pria yang sudah menjadi kakak iparnya itu, Pandangan Loly seakan tidak bisa lepas, rahang yang kokoh dan terlihat jantan. kedua alis tebalnya seakan menambah pesona ketampanannya. Begitu juga dengan postur tubuhnya yang sangat mendukung. Sehingga wanita manapun akan langsung tergila-gila jika melihatnya.
"Mas Vadel sangat tampan, jika dilihat dengan jarak yang begitu dekat seperti ini, astaga apa yang sudah aku pikirkan, sadarlah Loly...dia suami kakakmu." batin Loly berusaha menahan gejolak yang terus berkecamuk di benaknya.
"Puas kamu mencuri-curi pandang pada wajah tampanku, Loly?" ucap Vadel tersenyum membuat Loly bersemu merah karena malu ketahuan.
"Aku tidak menatapmu mas, jadi jangan kegeeran." Loly ketus.
Vadel menidurkan Loly di atas ranjangnya, lalu menarik sebelah kaki gadis itu yang keseleo barusan.
"Mas Vadel, mau apa dengan kakiku?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Bunda
ikutan mampir Thor
2024-11-17
0
Yunita aristya
mampir , liat vadel Loly😅
2024-10-22
1
Kar Genjreng
kenapa ini tentang mirza dan anak.lolipop
2024-10-09
2