Malika Anggraini 19 th yang di paksa menikah oleh keluarga angkatnya dengan laki laki cacat yang duduk di kursi roda karena sebuah kecelakaan.
Demi membalas budi keluarga angkatnya dan juga ingin keluar dari rumah yang seperti neraka bagi Malika, dia menyetujui permintaan Ibu angkatnya, berharap setelah keluar dari rumah Keluarga angkatnya Malika bisa mendapatkan kehidupan bahagia.
Bagaimana kisah Malika, yukkk.... ikuti cerita selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Setelah lama berkutat di dapur dengan adanya drama dari suami tampannya itu, akhirnya masakan Malika selesai juga.
"Mas... Ayo makan?!" ajak Malika kepada sang suami yang sedang adik berkutat dengan laptop, entah apa yang dia lakukan Malika tidak tau.
Refandi lansung menoleh kepada sang istri, dan memberikan senyum manisnya, ini ada lah kali pertama dia mencicipi masakan istrinya itu.
"Iya sayang..." ujar Refandi sambil meletakan laptop di atas meja.
Malika mendorong suaminya ke meja makan, dan membatu sang suami duduk si meja makan.
"Mas berat ya sayang, mas ngerepotin kamu ya?" ujar Refandi sendu.
"Husss.... Ngomong apa sih mas, mana ada mas ngerepoti aku, itu sudah kewajiban aku untuk membantu mas, karena mas suami aku" tutur Malika dengan lembut.
"Makasih ya...." ucap Refandi memegang tangan sang istri dan tersenyum haru.
"Ngak usah terimakasih terus mas, itu sudah kewajiban aku, ayo makan" ujar Malika mengambilkan nasi beserta lauk pauk ke dalam piring Refandi dan memberikan segelas air putih di sampingnya.
Refandi memakan makanan yang sudah di sediakan oleh sang istri.
"Ini enak sayang..." ujar Refandi dia makan dengan lahap sampai nambah, Malika yang tadinya sedikit takut makanannya tidak enak kini bisa bernafas lega ternyata sang suami menyukai masakannya.
"Syukurlah mas suka, aku kita tadi mas ngak suka" ujar Malika.
"Mana mungkin mas ngak suka sayang, masakan kamu benar benar enak, sekali pun kamu kasih makan telor ceplok pak kecap mas akan memakannya sayang, kamu tau... selama ini mas belum pernah memasak makanan dari orang terdekat mas, semua hanya masakan bibi atau restoran, mas juga merindukan masakan dari mama atau orang yang mas cintai sayang, dan hari ini terkabulkan, makan masakan orang yang kita cintai seenak ini" tutur Refandi berbinar.
Malika ikut tersenyum dengan ucapan Refandi itu, dia masih ragu dengan kata cinta dari suaminya itu, dia tau dia menikah karena di beli bukan karena cinta, dia juga tau Refandi mempunyai tunangan, namun tunangannya pergi karena dia lumpuh, dia juga sadar dia menikah dengan Refandi karena dia hanya di beli oleh orang tua Refandi kepada ibu angkatnya, namun yang Malika sadar saat ini, dia adalah istri Refandi, dia hanya akan mengikuti alur seperti air mengalir.
"Mulai saat ini aku akan masak buat mas" ujar Malika dengan senyum manisnya.
"Tidak setiap hari juga sayang, klau kamu dan banyak ke giatan kita bisa pesan, jangan memaksakan" ujar Refandi.
"Siap bossku..." ujar Malika
"Ayo aku bantu..." ucap Malika kembali membantu suaminya itu duduk di kursi roda dan mendorongnya ke ruang tamu.
"Mau kemana?" tanya Refandi memegang tangan Malika.
"Mau ke dapur, membersihkan meja makan dan mencuci piring sebentar" ujar Malika.
Refandi hanya mengangguk dan membiarkan istri cantiknya itu kembali ke dapur tanpa banyak drama.
"Mas mau tidur sekarang, apa masih mau di sini?" tanya Malika setelah lama mereka bersantai di depan tv, bukan mereka tapi hanya Malika karena Refandi masih sibuk dengan laptop nya.
"Ayo ke kamar, kamu besok kuliah, nanti ke siangan" tutur Refandi.
"Baiklah..." jawab Malika dia mendorong kursi roda Refandi ke kamar tidur mereka dan membantu Refandi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan di sikat gigi.
"Eehhh... Sayang, kamu mau ngapain?" kaget Refandi saat dia tidur Malika malah memijat kakinya.
"Kita coba pijat ya mas, setiap hari kita lakukan mudah mudahan ada perubahan" ujar Malika tersenyum memijat kaki sang suami.
"Ngak usah sayang, ini akan sia sia" ujar Refandi sendu.
"Kenapa mas putus asa, yakin lah pasti bisa cepat atau lambat, lagian mas kan bukan di vonis lumpuh total" ujar Malika.
Refandi tersenyum haru melihat usaha sang istri untuk membuat dia sembuh.
"Terimakasih sayang" ujar Refandi membelai rambut istrinya itu.
"Sudah di bilang jangan terimakasih terus" oceh Malika dengan bibir cemberut.
"Hahaha... Iya iya..." Refandi tergelak melihat wajah cemberut sang istri.
"Kita pijit pagi dan malam ya mas, besok aku mau ke pasar pulanh kuliah, mau cari rempah rempah untuk merendam kaki mas" ujar Malika semangat, dia sudah membaca banyak artikel semoga aja berhasil, dan juga belajar tutorial memijat demi sang suami.
Refandi hanya mengangguk dengan mata berkaca kaca, kemana kekasihnya saat tau dia lumpuh lansung menghilang, kemana para sahabatnya tidak ada yang datang, dan bahkan keluarganya sekalipun lebih memilih menikahkannya dengan wanita cantik ini agar tidak repot mengurusnya.
Namun di tangan wanita cantik ini dia malah di perlakukan dengan baik dan setulus hati.
"Gimana? ada rasa ngak mas?" tanya Malika di sela sela pijatannya.
"Belum ada sayang" ujar Refandi sendu.
"Tidak apa, kan baru sekali, kita akan coba setiap hari pasti berhasil" ujar Malika penuh keyakinan.
Refandi tersenyum haru dan ikut mengangguk dengan keyakinan sang istri.
"Sudah mas tidur dulu ya?!" dia menyelimuti Refandi dan bangkit dari kasur.
"Kamu mau kemana sayang?" tanya Refandi saat tau sang istri mau turun dari ranjang.
"Mau ke kamar mandi sebentar" ujar Malika.
Refandi mengangguk tanda mengerti.