Diculik dan hendak dijual organ tubuhnya membuat Eva salah jalan dengan meminta pertolongan kepada pria asing yang rupanya seorang Mafia Berdarah Dingin??
Tinggal bersama kumpulan orang-orang bringas yang hobi berbisnis ilegal di Mansion D'Alle. Mansion milik seorang mafia berdarah dingin bernama Damiano Shaw D'Allesandro— pria dengan ambisi yang ingin menguasai 3 wilayah terbesar milik mafia terkenal dan memperluas kekuasaannya.
Pertemuannya dengan Eva malah membuatnya menemukan arti kehidupan yang sesungguhnya. Lalu bagaimana nasib Eva? Hidup bersama lima keluarga mafia yang masing-masing memiliki kisah dan dendamnya tersendiri. dibunuh dan membunuh! menyiksa, merebut, memaksa, seks, kriminal.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MY MR.MAFIA — BAB 10
KEASINGAN YANG SESUNGGUHNYA
New York — US
Sebuah langkah panjang dari beberapa pasangan kaki berbalut sepatu kulit. Namun ada sng pemimpin yang asli di sana, seorang pria tua yang kini berjalan angkuh diikuti oleh beberapa anak buahnya selalu siap siaga menjaganya.
“Berapa menit lagi?” tanya dari seorang pria tua dengan berewok putihnya yang senada dengan warna rambutnya meski sudah berumur tapi pria tua itu masih nampak vit dengan tubuh gagahnya yang tertutup oleh setelan jas hitam dan syal khusus yang berada di antara lehernya.
“2 menit lagi Tuan.” Jawab salah satu anak buahnya yang berjalan di samping sisi kanannya.
Berada di luar ruangan hingga masuk ke dalam mobil, sangat tepat waktu ketika 2 menit habis menjadi sebuah ledakan besar di sebuah mobil yang terparkir milik seorang klien kerjanya yang baru saja berbincang dengannya.
“Tuan Adrian! Ledakannya berhasil.” Ucap anak buahnya yang selalu mengawasi dengan jeli setiap perintah yang keluar dari bosnya.
Pria tua si pemilik nama lengkap Adrian Elgort (63th), jangan tanyakan berapa jumlah kekayaan dan kekuasaannya. Pria itu memiliki banyak wilayah yang dia pegang, meski usianya sudah tua, tapi dia sangat ditakuti oleh para musuhnya. Bahkan auranya tak kalah dengan Damiano Shaw D'Allesandro.
Why? Karena dia adalah ayah kandungnya sekaligus musuh terbesar Shaw!
Pria itu duduk di dalam mobilnya, sambil merokok. “Ambil kekuasaan nya, dan hancurkan tubuhnya.” Pintanya dengan suara santai.
Anak buahnya sekaligus tangan kanannya itu mengangguk dari luar pintu mobil.
“Jalan!” pintanya kepada anggota sopir sehingga mobilnya mulai bergerak pergi tanpa memperdulikan kejadian di sana. Beberapa tubuh yang terkena ledakan hingga darah bercampur dengan korban apa-apa kecil yang membakar kulit manusia.
...***...
Brakk! Suara pintu mobil baru saja ditutup. Seorang pria dengan setelan jas yang seketika mendapat sapaan hormat dari keempat anak buahnya yang ikut di Birmingham.
“Kita biarkan saja mereka mengejar sampai ke New York.” Pinta Shaw yang dia maksud adalah musuh yang kini dia incar di Birmingham. Seorang musuh yang sudah berani menantangnya terus terang hingga ingin menghancurkan namanya.
“Bagaimana jika dia melibatkan polisi?” ujar Will karena dia tahu sendiri bagaimana kelompok di Birmingham itu selalu melibatkan polisi.
“Maka kita hancurkan saja mereka sekalian.” Balas santai Shaw yang tak kenal takut.
Dia bukanlah mafia paling besar ataupun pemegang kekuasaan besar seperti Elgort atau yang lainnya. Namun Shaw ingin merintisnya hingga memperluas wilayahnya hingga benar-benar menjadikannya mafia yang paling berkuasa hingga ditakuti oleh siapapun yang mendengarnya. Merebut 3 kepemilikan dari 3 mafia pemilik wilayah terbanyak. Ya! Damiano Shaw D'Allesandro menginginkan hal itu, kekalahan dari mereka bertiga.
“Suruh wanita itu keluar dan segera kita berangkat.” Pintanya yang berjalan masuk lebih dahulu ke dalam pesawat jet pribadinya.
Will segera membuka pintu mobil dan melihat Eva masih duduk diam di sana dengan tatapan tajamnya. “Get out!” pinta Will.
Eva yang tak ingin berdebat, wanita itu segera keluar meski dia sangat muak dengan orang-orang tadi yang entah menginginkan apa darinya? Sudahlah kakek neneknya mereka bunuh dengan kejam, kini membuatnya menjadi wanita sial.
Will yang masih menunggunya berjalan lebih dulu, membuat Eva geram karena tak bisa kabur.
.
.
.
Terpukau akan isi dalam jet pribadi untuk pertama kalinya dia melihat, Eva tak percaya akan keberadaan seseorang seperti Shaw, bak di sebuah novel cerita.
Dan yang membuat Eva lebih terkejut lagi adalah, keberadaan nya yang kini benar-benar mendesaknya untuk turun dari tempat tersebut. Tak cuman 6 orang pria saja, melainkan hampir jet tersebut dipenuhi oleh kelompok pria yang merupakan anak buah Shaw.
Eva menelan ludahnya kasar dengan wajah tegang karena keberadaannya yang merupakan seorang wanita sendiri dengan pakaian berupa mantel longgar yang bisa saja dibuka dalam satu tarikan.
Meski begitu, sebagian tempat kosong yang memang khusus untuk Shaw duduk.
“Apa kau akan berdiri saja di sini? Atau membuat hiburan pertunjukan untuk kami?!” sindir Will dengan wajah tegasnya membuat Eva menatapnya bingung.
Pria itu menunjuk dengan kelima jarinya ke arah keberadaan Shaw duduk. “Go!” pintanya kepada Eva.
Oh ayolah, biarkan dia bernapas sejenak. Melihat para pria yang duduk di sana dengan sorot mata ke arahnya saja sudah membuat Eva panik dan tegang, apalagi berjalan melewati mereka dengan posisi jalan yang kecil.
Mau tak mau, Eva mulai melangkah maju melewati para pria tadi yang memandangi keseluruhan tubuhnya dari bawah ke atas hingga Eva berdiri tepat di samping kursi Shaw saat ini berada. “Tidak perlu tegang, mereka anak buahku.” Ujar Shaw meneguk minumannya dengan santai dan sorot mata ke depan.
“I want to go home, and I want to see my grandparents' graves. (Aku ingin pulang, dan aku ingin menemui kuburan kakek dan nenekku).” Ujar Eva tegas dan masih berdiri.
Sementara Will sengaja mengalihkan perhatian para pria di sana agar tak menguping pembicaraan Shaw dan Eva saat itu. Meski diantara mereka ada yang mendengarkan, namun tak berani berkomentar.
“Anak buahku sudah membuang abunya. Don't worry (jangan khawatir).” Balas Shaw yang masih saja dingin dan seolah-olah itu tak menjadi permasalahan.
Kedua tangan Eva terkepal kuat saat mengetahui hal itu, dia benar-benar ingin marah tapi tak bisa, karena jika salah sedikit saja, itu bisa membuatnya fatal di dalam jet tersebut.
“Duduklah.” Pinta Shaw terdengar intens.
Cukup lama Eva tak menggubris perintahnya, dan sengaja agar pria itu menoleh ke arahnya dengan tatapan tajamnya. “Sit down!” sekali lagi Shaw mengatakannya dengan penekanan di setiap kalimatnya.
Eva sendiri sudah menggertakkan giginya dari dalam hingga akhirnya ia duduk tepat di sofa panjang yang menghadap ke arah Shaw duduk dari samping.
Tak ingin melihat wajah tampan yang angkuh itu, Eva berpaling kesal. Hingga tak lama jet pribadi tersebut mulai bergerak.
Beberapa menit berlalu, Shaw tiba-tiba beranjak dari duduknya dan pindah ke tempat Eva dengan duduk di sebelahnya dan membuat wanita cantik itu sedikit bergeser.
“Kakekmu mengatakan bahwa cucu nya akan membayar hutangnya. Kau tahu, pria malang itu mengatakannya dengan penuh harapan sebelum peluru menancap ke kepalanya. So I hope you understand the sufferer. (Jadi, ku harap kau mengerti penderitanya).” Entah itu sindiran atau apa? Namun Eva sama sekali tak peduli dan hanya menahan amarahnya yang meluap-luap di dalam hatinya saat ini.
Wanita itu masih berpaling menahan diri agar tidak memancing emosi.
Shaw memberikan sebuah kertas yang sudah disiapkan oleh Will atas perintahnya. “Kau bisa menandatangani nya.” Ucapnya memberikan kertas berupa surat dan penanya sekaligus.
Wanita itu mengernyit melihat ke arah surat tersebut dengan tatapan curiga. -‘Apa dia akan menjual ku dengan menyuruh menandatangani surat persetujuan dari ku?’ Pikir Eva mulai kemana-mana.
biasanya klo orang Indonesia untuk cm ..... gag sampe dalem..... jd selamat /Grin/
tapi aku kepikiran jg sm Shaw /Sob/
mudahan Eva sama Shaw baik² aja
dan si licik itu cepetan koid lah.
tolong kabulkanlah ya Thor 🫶🥺😁
ayo Eva bilang SM suami mu siapa pacar nya will
jadi ga selalu tergantung pada laki²
harus tahan banting lah ya va 😁🤭
klo ga salah ada salah satu anak buahnya yg disebutkan di bab awal