NovelToon NovelToon
Jadi Pembantu Demi Bayiku

Jadi Pembantu Demi Bayiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh / Pembantu
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Alitha Fransisca

Anna diperkosa Dean Monteiro yang menginap di hotel karena mabuk. Anna ancam akan penjarakan Dean. Orang tua Dean memohon agar putranya diberi kesempatan untuk bertanggung jawab. Akhirnya Anna bersedia menikah dengan Dean, tapi Dean berniat ceraikan Anna demi menikahi kekasihnya, Veronica.

Anna terlanjur hamil. Perceraian ditunda hingga Anna melahirkan. Anna yang tidak rela Dean menikah dengan Veronica memutuskan untuk pergi. Merelakan bayinya diasuh oleh Dean karena Anna tidak sanggup membiayai hidup bayinya.

Veronica, menolak mengurus bayi itu. Dean menawarkan Anna pekerjaan sebagai pengasuh bayi sekaligus pembantu. Anna akhirnya menerima tawaran itu dengan bayaran yang tinggi.

Dean pun menikahi Veronica. Benih cinta yang tumbuh di hati Anna membuat Anna harus merasakan derita cinta sepihak. Anna tak sanggup lagi dan memutuskan pergi membawa anaknya setelah mendapat cukup uang. Dean kembali halangi Anna. Kali ini demi Dean yang kini tidak sanggup kehilangan Anna dan putranya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alitha Fransisca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 ~ Someone Special ~

Seperti biasa Anna menyiapkan sarapan pagi untuk Dean dan dirinya. Dean yang telah siap dengan setelan jas kerjanya duduk dan langsung menyantap makanan yang telah terhidang di hadapannya. Tanpa mengajak sarapan bersama Anna yang masih bersih-bersih di dapur. Anna hanya bisa menoleh lalu menghembuskan napas berat saat mendengar denting sendok dan garpu itu beradu.

Dean sama sekali tidak bertanya apapun tentang pekerjaan baru Anna. Jelas Dean tidak peduli. Setelah menyerahkan tugas mencarikan posisi kerja untuk Anna pada HRD, Dean tidak mau tahu lagi. Entah pekerjaan itu cocok untuk istrinya yang tengah hamil itu atau tidak.

“Ini …! Buku rekening, pin dan kartu ATM untuk keperluan bulanan. Aku rasa nominal segitu sudah cukup banyak untukmu,” seru Dean begitu selesai menghabiskan sarapannya.

Laki-laki itu berlalu meninggalkan apartemen menuju hotel. Setelah mendapat tantangan itu, Dean ingin bekerja dengan sungguh-sungguh. Dean tidak mau diremehkan. Dean tahu, sahabatnya berkata seperti itu karena sekarang menganggap Dean telah menjadi lawan yang sepadan.

Kita liat siapa yang lebih sukses. Kita liat siapa yang akan lebih dikagumi Vero. Kamu akan segera tersingkir dari hati pacarku, batin Dean sambil menatap lurus ke depan.

Fokus mengemudi hingga sampai ke tujuan. Semua orang terpana, terutama para karyawati. Pemandangan pagi yang mencerahkan mata saat bos tampan itu melangkah melewati beberapa ruang divisi untuk mencapai kantornya.

“Makin lama Tuan Dean makin tampan ya?” tanya seorang karyawati entah bertanya pada siapa.

Karena mata karyawati itu tak melihat ke arah siapapun kecuali hanya tertuju pada Dean. Dalam pandangan matanya, pria tampan itu seolah melangkah seperti seorang model catwalk yang sedang peragakan setelan jas kerja yang mahal.

“Semakin dewasa dan semakin wibawa. Terlebih sekarang makin serius menjalankan perusahaan,” ucap karyawati lain.

“Kalau dia melamarku, aku terima sajalah ….”

Beberapa orang karyawati yang berada di sekitar wanita itu langsung menoleh. Dengan ekspresi yang bertanya-tanya, mulut ternganga dan mata yang menatap tak percaya. Seolah-olah tak menyangka begitu percaya dirinya karyawati itu.

“Apa? Kenapa? Apa aku salah bicara?” tanya karyawati itu pada orang yang beramai-ramai memandangnya.

“Kamu bercanda kan?”

“Aku beliin cermin ya biar ngaca …!”

Karyawati itu langsung berikan perlawanan, “huu, dalam hati kalian juga ngomong begitu lah,” jawab karyawati itu.

Kini Anna telah bekerja di ruangan yang sama dengan para karyawan dan karyawati itu. Anna heran saat sibuk bekerja tiba-tiba para wanita itu berdiri berkelompok dan berbisik-bisik sambil menatap ke arah Dean yang sedang melangkah melintasi ruangan karyawan.

Aktivitas seolah-olah dibolehkan berhenti sesaat untuk menikmati pemandangan itu. Bu Delima tidak bisa melarang, karena dirinya sendiri tanpa sadar juga menatap terpesona pada bos mereka yang masih muda dan tampan itu.

Ternyata sedang bicarakan dia. Mereka tidak tahu kalau watak orang itu sangat menyebalkan. Sadarlah para wanita, tampang dan jabatan saja sudah cukup membuat hidup bahagia, batin Anna.

Tiba-tiba seorang gadis mencubit lengan Anna. Karyawati itu tersenyum. Anna yang ikut menatap Dean jadi gelagapan. Tatapan karyawati itu seolah menggoda Anna.

“Dia adalah CEO perusahaan ini, putra dari Tn. Monteiro. Wanita manapun pasti bermimpi agar bisa menjadi wanitanya. Nggak usah malu jika punya perasaan seperti itu,” ucap karyawati itu masih tersenyum menggoda.

“Apa ... Mbak juga bermimpi seperti itu?” tanya Anna.

“Aku? Aku tahu diri. Orang-orang seperti mereka tidak akan melirik wanita seperti kita ….”

“Mereka?” tanya Anna.

“Ya, Tuan Dean dan sahabatnya. Jika ditanya siapa yang paling sempurna, tidak ada yang bisa memilih. Keduanya seperti pangeran-pangeran tampan di dunia modern,” jelas karyawati itu.

Anna tersenyum mengangguk. Meski tidak mengenal sahabat Dean Monteiro, tapi melihat pergaulan Dean, tentunya mereka adalah orang-orang yang selevel. Para wanita-wanita masih asyik berbincang tentang Dean. Entah membahas setelan jas mahalnya, warna dasinya atau hendak melakukan apa Dean saat ini.

“Aku masih ingin cerita tapi aku sedang sibuk,” sambung karyawati itu pada Anna.

“Oh maaf ya Mbak, saya udah banyak tanya. Saya udah ganggu kesibukan, Mbak,” ucap Anna tak enak hati.

“Nggak apa-apa Anna, aku juga butuh refreshing, kok,” jawab karyawati itu sambil tersenyum.

Anna ikut tersenyum. Anna merasa karyawati itu sangat ramah. Sama sekali tidak memandang rendah dirinya. Anna pamit ke ruangan fotocopy untuk melanjutkan tugasnya.

“Kalau begitu aku mau fotocopy berkas ini dulu, Mbak. Apa Mbak ada titipan?” tanya Anna menawarkan diri.

“Oh, belum ada, Anna,” jawab karyawati itu.

Sesaat kemudian semua beraktivitas seperti biasa. Anna sudah mulai mengerti dengan kebiasaan bagian manajemen hotel itu. Anna mulai sibuk menggandakan berkas-berkas yang diperintahkan padanya, sekaligus asyik membaca berkas-berkas itu.

Sementara Dean kembali ke ruang kerjanya. Laki-laki itu hampir saja menghardik orang yang mencoba masuk ke ruangannya. Namun, saat melihat siapa yang datang, wajah kesal laki-laki langsung berubah lega.

“Kapan pulang? Ini baru jam berapa? Pagi-pagi udah datang mengganggu. Mau menghancurkan bisnisku?” tanya Dean sambil memeluk dan menepuk punggung laki-laki tampan itu.

“Berangkat semalam, ambil penerbangan terakhir,” jawab laki-laki itu.

“Itu oleh-oleh untukku?” tanya Dean sambil mengintip paper bag yang tidak terlalu besar itu.

“Ini oleh-oleh untuk seseorang,” jawab laki-laki itu.

“Untuk Vero?” tanya Dean dengan tatapan mata yang penuh selidik.

“Vero sudah tercukupi olehmu, untuk apa aku beri hadiah lagi untuknya ….”

“Oh, lalu untuk siapa? Cewek baru? Someone special? Cantikkah dia?” tanya Dean bersemangat.

“Cewek baru? Memangnya ada cewek yang lama?” tanya pria itu sambil tertawa.

“Ayolah Nick siapa dia? Aku ingin tau seperti apa cewek yang berhasil menaklukkan hatimu,” bujuk Dean.

Nick Rush tertawa. Laki-laki itu tahu Dean sangat penasaran. Nick merasa kalau Dean sangat berharap dirinya segera memiliki pasangan.

Kalau dia sudah punya pacar, setidaknya Vero tidak bisa terlalu bermanja-manja padanya. Pacarnya pasti akan cemburu, batin Dean.

“Dia gadis biasa. Bukan type mu. Aku sudah dua kali bertemu dengannya,” jawab Nick Rush.

“Oh, lalu kenapa belum berikan hadiahnya?” tanya Dean.

“Aku nggak tau di mana dia sekarang. Aku sudah berkeliling dan bertanya, tapi tidak tahu dia di mana ….”

“Berkeliling? Dia tamu hotel ini? Atau karyawan di hotel ini?” tanya Dean.

“Dia … pekerja di hotel ini ….”

“Lalu kenapa tidak tanya ke bagian HRD atau supervisor? Apa mungkin sudah resign?” tanya Dean penasaran.

“Aku sudah tanya supervisor departemennya tapi dia sudah resign di bagian itu,” jawab Nick Rush.

“Oh, jadi sekarang kamu putus asa mencarinya? Janganlah begitu, kalau perlu aku kerahkan orang-orang untuk menemukannya ….”

“Terima kasih Dean, biar aku cari sendiri,” ucap Nick Rush sambil menatap paper bag di atas meja itu.

Seperti yang dikatakan Nick Rush, dirinya akan mencari sendiri. Setiap kali ada waktu luang, Nick senantiasa mampir ke hotel milik keluarga Monteiro itu. Mencari-cari keberadaan gadis yang telah mengusik hatinya.

Namun, hingga ke beberapa bagian dari departemen itu, Nick masih tidak menemukannya. Hari ini Nick telah putus asa. Berjalan pelan di lorong kantor yang telah sepi. Melangkah gontai menuju ruangan Dean.

Melewati ruang karyawan yang sebagian besar telah gelap. Nick ingin berpamitan pulang pada Dean, sahabatnya. Entah besok masih ingin mencari atau putuskan untuk berhenti.

Apa kita tidak bisa bertemu lagi? Oh ya  ampun, kenapa aku salah dalam mengambil keputusan kali ini. Harusnya sejak dulu aku belikan hp ini, padahal setiap saat aku ingin menghubungimu, batin Nick Rush menyesali.

“Oh ya ampun ternyata ketiduran di situ,” seru seorang karyawati. 

Lamunan Nick terusik. Di ruangan yang telah kosong dan sepi itu Nick melihat seorang wanita sedang melangkah sendirian ke sebuah ruang terbuka. Nick bahkan mengira kalau wanita itu adalah hantu perempuan. 

Nick tiba-tiba penasaran ke mana arah wanita itu melangkah. Saat melihat tujuan wanita itu, Nick terkejut. Tak jauh dari situ terlihat seorang gadis yang tertidur sambil bersandar ke jendela kaca.

Anna? jerit hati Nick dengan riang.

Nick segera menghentikan langkah gadis itu. Dengan cepat Nick menyilangkan jari telunjuknya di bibir. Meminta gadis itu tidak mengeluarkan suara.

“Halo, kenalkan! Aku Nick Rush, sahabatnya Dean Monteiro,” bisik Nick.

“Ya, Tuan. Saya tau siapa Tuan,” jawab Anggun. 

“Apa kamu ingin bangunkan dia?” tanya Nick.

“Ya Tuan, tadi dia menemani saya kerja lembur. Sekarang saya ingin mengajaknya pulang ….”

“Biarkan aku yang bangunkan dia ….”

“Tapi?”

“Jangan salah paham. Aku kenal dengannya. Biar aku yang mengantarnya pulang,” bisik Nick sambil mengangguk memohon. “Kamu kenal aku, kan? Jika terjadi sesuatu padanya, kamu bisa bersaksi kalau aku yang terakhir bertemu dengannya. Kamu percaya padaku, kan?” tanya Nick dengan tatapan memohon.

“Baiklah Tuan Nick. Kalau begitu aku pulang duluan,” ucap karyawati itu.

“Terima kasih. Siapa namamu, by the way,” tanya Nick Rush.

“Anggun, Tuan. Tapi boleh juga dipanggil Angelia,” jawab Anggun Angelia.

“Aku panggil Angelia?” tanya Nick Rush.

“Boleh Tuan, di rumah memang itu panggilan saya,” jawab Anggun Angelia. “Baiklah Tuan, saya pulang dulu.”

“Sampai jumpa Angelia,” ucap Nick sambil tersenyum.

Anggun Angelia melangkah dengan ragu-ragu. Di balik dinding kaca itu Angelia melangkah sambil terus menatap ke arah Nick yang mulai mendekati Anna. Terlihat Nick yang mencoba bangunkan Anna dengan mengusap lembut pipinya.

Dari jauh Angelia melihat Anna yang langsung terbangun dan tersenyum menatap Nick. Melihat ekspresi Anna, Angelia merasa lega. Gadis itu dengan mantap melangkah untuk pulang.

Ternyata Anna kenal dengan Tuan Nick. Apa mereka punya hubungan spesial? Tanya Angelia di dalam hati.

Gadis itu tak tahu jawabannya. Merasa aneh gadis yang bekerja sebagai pesuruh kantor itu bisa mengenal pengusaha muda yang sukses seperti Nick Rush. Melihat ke arah jam tangannya, Angelia tak ingin memikirkan keduanya lagi meski Angelia sangat penasaran.

...🍀🍀🍀 ~ Bersambung ~ 🍀🍀🍀...

1
Sering Halu
🙋🙋🙋
Bang Wind
hadiiirrrr /Doge/
Bang Wind
/Grin//Good//Good//Good/
Sering Halu
lanjut thorrr
Adinda
anna sama nick aja thor buat dean menyesal telah menyia-nyiakan ana.
Bang Wind
next
Sering Halu
lanjut thoorr
Bang Wind
lanjut thoorrrr
Sering Halu
next 👻
Bang Wind
makin seruuuuu
Bang Wind
/Good//Good//Good/
Bang Wind
👍👍👍
Bang Wind
♥️♥️♥️
Ria Nasution
sekarang belum. mungkin setelah pergi baru merasakan nya dan akan takut kehilangannya. tapi kalau bisa lebih baik pergi yang jauh sekalian biar kapok Dean nya
Adinda
Ana sama nick aja thor buat dean menyesal
Adinda
Ana sama nick aja thor jangan sama dean
Alitha Fransisca: Makasih atas perhatiannya, Adinda 🫶
total 1 replies
Sering Halu
lanjott Thor 😜
Sering Halu
♥️♥️♥️
Sering Halu
yuhuuu 🤪
Sering Halu
hadirr 🙋
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!