" Aku sudah bilangkan,jangan sekali-kali kamu melarikan diri." ancaman pria itu pada seorang wanita yang berdiri tepat didepan dirinya.
" Untuk apa kamu terus mengangguku." ucap wanita itu dengan nada keras.
" Jangan pernah sekali-kali kamu mendekati pria lain selain aku." ucap pria itu dengan berani mengelus pipi kanan wanita itu.
wanita itu makin dibuat bingung kenapa pria itu terus mengejar dirinya sampai hidupnya mulai tak aman lagi setelah kedatangan pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hari ke tiga puluh tiga
Mona hanya terdiam mendengar penjelasan dari Anissa.
"Kamu yakin dengan informasi itu?" tanya Mona yang nampak kebingungan.
" sebenarnya sih aku kurang yakin ,tapi kabar diluar sana begitu.ya aneh saja sih kalau orangnya begitu." jawab Anissa yang merasa bingung.
" Jujur saja, aku baru beberapa Minggu ini ikut bekerja dengan tuan Andreas.yang aku ketahui jika tuan itu begitu setelah kejadian itu." jawab Mona yang tahu apa kebenaran yang terjadi.
"Kejadian apa?" tanya Anissa yang begitu penasaran.
"Ya kejadian itu, aku takut nanti tuan marah." jawab Mona yang tak ingin membuat kecewa tuannya.
"Sudahlah aman kalau curhat sama aku, tak mungkin juga aku mengumbar aib boss kita." jawab Anissa yang begitu besar rasa penasarannya.
"Ya kejadian itulah ,nanti kamu tahu sendiri." jawab Mona yang tak mau memberitahu kejadian itu .
"Kamu itu ya,sukanya main rahasia begitu." ucap Anissa yang sedikit kecewa pada Mona yang tak mau bercerita tentang hal itu.
Mona melirik ke jam tangannya , selanjutnya Mona berdiri dari tempat duduknya.
" sepertinya aku harus kembali keruang kerja sekarang,aku takut nantinya tuan Andreas mencari ku." pamit Mona yang terlihat buru-buru.
" Ya sudah hati-hati kamu." ucap Anissa pada Mona yang terlihat seperti buru-buru.
Mona langsung menaiki lift,dia begitu ketakutan jika nantinya dia dimarahi oleh tuannya.
Mona pun sampai juga diruang kerjanya,dari ujung lorong nampak terlihat seseorang berjalan.
ternyata itu Arga yang datang membawa kantong plastik ditangan kanannya." Sudah selesai kamu istirahat?" tanya Arga pada Mona yang pada posisi duduk ditempatnya.
" sudah ." jawab Mona yang langsung berdiri dari tempat duduknya.
"Ya sudah,ini tolong serahkan pada tuan Andreas." ucap Arga yang langsung menyerahkan sekantong plastik yang berisi kotak sedang.
" Baik,nanti akan saya serahkan." jawab Mona yang langsung menerima kantong plastik itu.Arga pun langsung pergi keruang kerjanya,Mona pun segera masuk keruang kerja tuannya dengan posisi tangan kanannya memegang sesuatu.
" Tok...tok..."
" Masuk." suara dari dalam ruangan.
Mona langsung masuk kedalam ruangan itu yang didapati posisi tuannya sedang duduk dengan posisi laptop diatas meja kerjanya.
" Maaf tuan,ini pesanan tuan." ucap Mona pada tuannya.
" Kamu letakkan dimeja sana." tunjuk Andreas meja ditempat duduk paling ujung,Mona langsung meletakkan kantong plastik itu dimeja.
" Mona."
" Iya tuan." jawab Mona yang berdiri dihadapan tuannya.
" Kamu duduk di sana,dan ambil satu kotak untuk kamu." ucap Andreas yang memerintahkan Mona untuk mengambil kotak dalam kantong plastik itu.
" Maksud tuan apa?" tanya Mona yang terlihat bingung.
Andreas menghentikan pekerjaan dan langsung melirik kearah Mona.
" Kamu duduk di sana,dan langsung kamu makan ." perintah Andreas yang langsung menghentikan pekerjaannya. Ia bergegas berdiri dari tempat duduknya dan duduk ditempat itu.
" Cepat kamu duduk." perintah Andreas yang sudah mengambil 1 kotak itu.Mona pun terpaksa harus menuruti perintah tuannya .
" Cepat kamu makan, setelah itu barulah kamu melanjutkan pekerjaanmu." perintah Andreas pada Mona.
" Maaf tuan, saya tadi sudah makan siang." mendengarkan jawaban itu Andreas melirik tajam kearah Mona.
" Jangan membantah,cepat kamu makan ." mendengar jawaban itu Mona pun terdiam dan hanya bisa mengikuti perintah tuannya.
" sabar Mon,sabar." batin Mona yang merasa kesabarannya benar-benar diuji oleh orang itu.
Dengan terpaksa Mona mengikuti perintah tuannya , walaupun dalam hatinya benar-benar kesal dirinya terus saja dipaksa.
Pada akhirnya mereka berdua makan bersama dengan ekspresi Mona benar-benar kesal.
Andreas melirik kearah Mona yang tampak terlihat tenang.
"jika sudah selesai bereskan ini semuanya,siapkan kopi hitam seperti biasanya." perintah Andreas pada Mona,yang hanya duduk terdiam dan membalas dengan anggukkan.
Setelah selesai makan ,Mona segera membereskan itu semuanya dan langsung dia buang ditempat sampah.
Mona pun keluar dari ruang kerja tuannya dan mulai duduk ditempat duduknya
" Benar-benar parah, perutku sampai penuh.ditambah lagi porsi makanan tadi benar-benar begitu banyak." batin Mons yang merasa kesal sendiri , setelah bossnya sendiri memaksa dirinya untuk makan kedua kalinya.
setelah duduk beberapa menit,Mona bergegas pergi lagi mempersiapkan minuman untuk tuannya
Mona turun tangan membuat minuman itu , Setelah selesai barulah dia pergi menuju ruang kerja tuannya.
Baru saja akan mengetuk,terdengar suara ribut didalam ruangan.
"Tok...tok..." pintu langsung terbuka dan Mona dikejutkan kehadiran Arga di ruang kerja tuannya.
"Ada apa?" tanya Arga dengan ekspresi datar kearah dirinya.
"Ini saya hanya diperintahkan tuan untuk mengantar ini " jawab Mona yang langsung menunjukkan minuman kopi yang ada ditangan kanannya.
"Silahkan masuk." Arga mempersilahkan Mona untuk masuk,didalam ruangan itu ada seorang pria yang berlutut didepan Andreas dan sontak saja membuat Mona kaget.
" Kenapa pria itu berlutut seperti itu." batin Mona yang meletakkan minuman untuk tuannya.
" Mona."
" Iya tuan." jawab Mona dengan menundukkan kepala.
" Jika nanti ada seseorang mencari ku bilang saja jika aku sedang keluar. Bilang saja aku masih ada urusan yang harus aku selesaikan." ucap Andreas dengan tatapan tajam kearah pria itu.
" Baik tuan." jawab Mona yang merasa ada sesuatu yang mengganjal.
Mona langsung bergegas keluar dari ruang kerja tuannya.sedangkan Arga dan beberapa orang masih bertahan diruang itu.
Jujur saja,Mona melihat ada yang aneh dari mereka yang nampak begitu rapi dengan jas hitam dengan beberapa orang berbadan besar dan berotot.
"Sebenarnya mereka siapa, wajah mereka terlihat begitu menyeramkan." ucap Mona yang melihat ada yang aneh dari mereka,apalagi mereka begitu tampak menyeramkan dengan penampilan mereka seperti orang galak dan keras.
" Lebih baik aku selesaikan pekerjaanku." batin Mona yang memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Dari dalam ruangan nampak tuan Andreas begitu marah besar,dengan reaksi pria itu masih dalam berlutut seperti ada sesuatu yang dia lakukan.
"Sepertinya kamu tidak punya rasa takut denganku." ucap Andreas yang begitu membenci pria yang ada tepat didepannya.
"Bukan begitu tuan." ucap pria itu yang masih saja membela dirinya sendiri.
Andreas langsung mendekat dengan cepat ia menarik kerah baju pria itu .
"Jangan pernah kamu bermain-main dengan apa yang aku ucapkan.beraninya kamu melakukan sesuatu di belakangku hingga semua terbukti dengan kerugian yang kamu lakukan." Andreas beberapa tak bisa memberikan ampun lagi pada pria itu.
"Itu tidak benar tuan." Pria itu masih mengelak apa yang boss dia katakan.
"Masih berani kamu membantah." teriak Andreas yang mulai tak bisa mengontrol emosinya. Andreas langsung melempar selembar kertas pada wajah pria itu.
"lihat itu!" teriak Andreas yang begitu marah besar.