ketika anak yang di harapkan tak kunjung datang,lantas haruskah seseorang menyalahkan orang lain karena dia tidak bisa memiliki anak?
Najwa selalu di hina mandul dan tidak bisa mempunyai anak,hampir sepuluh tahun menikah Najwa tidak kunjung melahirkan seorang anak,segala cara telah ia lakukan tapi tidak membuahkan hasil...
sehingga hinaan itu berujung pemaksaan agar Najwa bisa menerima kenyataan jika Rendi suami dari Najwa di paksa menikah lagi oleh orang tuanya demi ingin mendapatkan sebuah keturunan yang akan mewarisi usaha Rendi.lantas bagaimana Ahir dari cerita ini????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Dianamega.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
...POV NAJWA...
...(Yusup Horizon)...
Siang ini intan membawaku ke sebuah cafe di jam istrihat kantor.Sahabatku yang satu ini memang mak comblang papan atas. Aku sedikit nervous melihat pria yang duduk di meja nomor tujuh Tampak menunggu dengan setelan jas CEO yang melekat di tubuhnya terlihat sangat gagah dan berwibawa
muka mulus persegi dengan gaya rambut klimisnya, mendadak membuatku salah tingkah menghadapinya
"Maaf Yusuf kami terlambat," ucap intan nyengir memamerkan gigi gigi putihnya dan membawaku duduk di hadapannya
"tidak apa apa intan Aku juga belum lama datangnya," balas Yusuf sambil tersenyum melirikku
"Sudah lama kali kita tidak bertemu Najwa kau terlihat semakin cantik"puji Yusuf mengulurkan tangan untuk bersalaman
gemetar tanganku saat menjangkau jabatan tangannya apa lagi dia memujiku begitu membuat jantungku bergetar kuat, Senyum manis pria itu membuat aku hanyut dalam lamunanku sekejab. Kembali aku tarik secepat mungkin dan tersenyum simpul
" Mm-memang sudah sangat Lama sekali Aku tidak menyangka kamu jadi orang hebat begini yusuf" ujarku, Pria itu tersenyum simpul lagi tertunduk.
"Sama saja Semua orang juga hebat Najwa sama sekali aku tidak merasa hebat dengan gelarku," ucapnya merendah. cara bicaranya yang sopan merendah seketika hatiku jadi hangat.
"jadi kapan Kamu punya waktu berdua saja dengan Najwa.tapi Itu pun kalau kamu gak sibuk sih" lontar intan to the point, aku reflex mencubit pinggangnya
Memang dasar mulut intan ember setiap mengucapkan kata kata tidak pernah di saring selalu to the point pada intinya,Yusuf tampak terkekeh melihat kekesalanku
"Berharapnya sih aku punya banyak waktu tapi bagaimana dengan Najwa sendiri Apakah dia punya waktu untuk jalan bersamaku?" tanyanya langsung menatapku penuh senyum mempesona sontak aku menjadi Kikuk tak sanggup melihat matanya.
"Aku...mm-," ucapku di cegat lagi oleh intan dengan spontan tidak membiarkan aku untuk berbicara menjawab Yusuf
"Dia punya waktu kapan saja kok Yusuf kalau untuk bersamamu. Kamu tinggal bilang saja kapan pasti dia bisa,justru CEO sepertimu yang tak punya banyak waktu selalu sibuk" jawab intan membuat aku kesulitan untuk bernafas karena ulahnya
reflek aku menoleh pada intan dengan mata membulat.sedangkan Sahabatku satu itu hanya menyengir merasa tidak bersalah
"Baiklah kalau begitu bagimana dengan akhir pekan ini apakah kamu bisa Najwa,aku tidak ingin menganggu waktu kerjamu di hari hari biasa apa lagi aku sangat mengenal sifat Cakra CEO dari Raymond Company yang memiliki sifat arogan"
"bagaimana apakah kamu bisa di akhir pekan ini"tanyanya terus memandangku kembali,Aku yang terus di pandang seperti itu di buat salah tingkah apa lagi saat melihat mata indahnya
"Iiih malah diam cepat jawab najwa!" bisik intan mencubitku untuk menyadarkanku
"Biss-a," singkatku agak gundah sebenarnya Entah kenapa aku belum siap untuk kehadiran pria lain di hidupku. Aku takut kembali di sakiti dan di kecewakan
"baiklah silahkan di minum" pinta yusuf, reflek aku menyeruput jus itu entah kenapa aku sangat gerah Kondisi tubuhku jadi panas dingin karna ulah sahabat gilaku itu
"ih benar benar keterlaluan kamu intan membuat aku malu tujuh turunan,kamu gak perlu kali lakuin semua itu!" bentakku saat kami kembali ke kantor sedangkan yang aku bentak malah terkekeh.
"tidak apa Najwa, aku sengaja biar kamu tidak terus menerus ingat mereka yang selalu membuatmu stres oleh orang-orang laknat itu di rumahmu"
"Ya tapi kan jangan Yusuf juga dong.aku malu intan" geramku tak habis pikir dengan Jalan fikiran intan
"terus harus kah aku berbalik kembali menggantikannya dengan bos Cakra saja bukan dengan Yusuf? Kurangnya apa coba dari Yusuf dia orangnya keren tampan mapan begitu terus tajjir lagi,"
"atau jangan Jagan kau telah jatuh hati dengan bos Cakra yang menurutmu arogan itu sehingga Engan aku jodohkan dengan yusuf,hayooo ngaku keduanya kan Sama sama duren keren"
" siapapun pilihannmu aku akan mendukungmu,tinggal kamu pilih yang mana aku ngikut saja kalau begitu"
"Say denger ya kamu pantes untuk dapatkan kebahagia'anmu.aku yakin Yusuf adalah pria yang cocok dan kamu pun kenal cukup baik dengan dia"
"lagi pula kalian dulu sempat saling suka"pikiranku jauh membayangkan ke jaman SMA, seorang Yusuf teman satu kelas yang kutu buku.
Kami begitu dekat tapi aku tidak pernah berani mengungkapkan perasa'anku padanya hingga rasa itu pun hilang saja tertelan oleh waktu sedangkan Yusuf sendiri tidak pernah menyatakan cintanya padaku meskipun dia juga mencintaiku entah apa alasannya
Satu minggu berlalu hari yang kami sepakati pun telah tiba di hari ini Malam ini Yusuf akan menjemputku ke rumah
Tadinya aku tidak mau kalau Yusuf menjemputku karena mas Rendi dan ibuk ada dirumah tapi kembali lagi intan meyakinkan aku, bahwa sekarang Rendi dan ibu mertuaku tak pantas lagi untuk dihargai.
Tin ....tin ....!
Bunyi klason mobil pajero nangkring didepan rumah sontak saja mas Rendi keluar memeriksa siapa yang datang, aku yang sudah dandan secantik mungkin keluar menghampiri Yusuf yang turun dari mobil.
Jelas aku dapat melihatnya karena pintu rumah terbuka Sedangkan letak kamar aku dan pintu utama satu arah tepatnya lurus, sehingga jika pintu kamarku terbuka, dan pintu rumah terbuka ada tamu, aku dapat melihatnya.
"Najwa kamu mau kemana dan Siapa dia?"tanya Mas Rendi, aku tidak peduli terus saja berjalan ke arah mobil Yusuf
Yusuf membukakan pintu mobil untukku dengan penuh senyum. dia tidak akan kaget dengan adanya Mas Rendi Sebab intan sudah menceritakan semua tentangku padanya.
"Nyonyah ini ponselnya ketinggalan!" teriak Bik Surti bergegas mendekatiku.
"Makasih ya, Bik."
"Najwa kamu mau kemana?" tanya mas Rendi lagi dengan sedikit melirik Yusuf, Aku yang tidtak enak hati pada Yusuf membawa mas Rendi menjauh.
"Kamu apa apa'an sih mas pakai cegat aku mau pergi segala! Sudah sana Urus saja istrimu jangan ikut campur dengan urusanku"
" bukannya kalian harus deadline bikin anak ya jadi Sono pergi jangan menghalangi aku untuk pergi" ledekku ke mas Rendi
Mas Rendi tampak mengusap wajahnya gusar. Aku beranjak meninggalkan dia dan menghampiri Yusuf
"Kita bisa berangkat?" Aku mengangguk dengan senyum saat Yusuf merangkul pinggangku menuju mobil dan membukakan pintu mobil mesra
"Rendi sepertinya cembura sekali ya?" tanya Yusuf di dalam mobil sontak saja aku menoleh memandangnya heran.
"Kamu tau dari mana nama mas Rendi ?"
"intan sudah cerita semuanya,"jawabnya
"Anak itu...." geramku
Yusup terkekeh melihat aku kesal .Aku melirik Yusuf sesekali yang terlihat tertawa renyah Pura-pura saja Sebab aku sudah tahu intan pasti bercerita.
"Mas kamu menertawakan apa?"
"Lucu aja setelah dengar cerita dari intan," ucapnya masih dengan senyum merekah. Aku menaiki alis dan menyandar dengan nafas tersengal, tu anak sepertinya udah cerita semua
"Oh iya kita mau jalan kemana ini?" tanyanya, aku kembali mengangkat punggungku itu dan duduk dengan baik lagi.
"Aku udah lama gak makan kepiting saos kita cari restoran kepiting ya?" ujarku.
"Baik?"
"Maaf Najwa jika aku lancang bertanya. Kenapa Rendi masih tinggal bersamamu setelah semua ini?" tanyanya, saat kami sudah berada di restoran Aku terdiam untuk sesaat.
"Aku ingin balas mereka mas. aku ingin lihat wajah tertunduk dan betapa tidak bergunanya itu mas Rendi " jelasku
"Kamu benaran udah bisa lupakan Rendi?" tanyanya, aku kembali terdiam.
"Lupain kayak gimana maksudnya mas, kalau untuk saat ini aku sudah relakan dia!" singkatku menatap wajah Yusuf hangat.
"Kamu wanita yang hebat bertahan dengan pria buruk itu selama sepuluh tahun," ujar Yusuf
aku sedikit tersipu mencuil daging kepiting yang sudah aku buka cangkangnya. Karena tak lama memesan pesanan kami sudah datang Mungkin gerak cepat.
"Kamu kenapa gak makan?" tanyaku
"Aku alergi seafood naj.apakah kamu lupa!" singkatnya, aku terdiam dan sontak menatap wajahnya merasa bersalah
"Oh ya tuhan aku lupa maafkan aku mas" desisku tepuk jidat,Yusuf terkekeh melihat tingkahku
" kamu kenapa gak bilang sih mas dari awal,aku bener benar lupa kalau kamu alergi seafood"
"tidak apa apa Najwa,Aku mau nyenengin kamu malam ini ya sudah kamu makan saja ya? Nanti kita cari cemilan untukku"
"Makasih banyak ya mas dari dulu kamu tu emang so sweet tau gak sih" ujarku.yusuf tersenyum Menatapku hangat.
"Iya kenapa tidak dari dulu saja kamu bilang kalo kamu suka sama aku padahal dulu aku juga suka sama kamu"ujarnya, mataku terbelalak mendengar ucapan Yusuf,lagi lagi Yusuf terkekeh.
"intan awas saja kau" batinku berteriak.
"Eng-gak kok" ucapku berbohong tertunduk. Yusuf tersenyum manis dan membuat aku semakin malu
"Kenapa? Kita sudah cukup dekat waktu itu. Kenapa kamu tidak mau jujur?" tanyanya, aku kikuk menengguk air putih.
"Itu gak benar mas.intan itu hanya ngada-ngada!" singkatku kembali memakan hidangan kepiting yang ada di depan meja.yusuf tersenyum manis sembari melipat lengannya di atas meja memandangku
"Ya sudah nanti kita bahas lagi sekarang Kamu fokus habisin makanannya. Lalu kita bisa ke tempat lain," timpalnya, aku kembali menatap matanya
"Kemana?" tanyaku penasaran , kembali Hadi terkekeh melihat raut wajahku penasaran
"Kemana aja! Kamu tenang saja Najwa aku bukan pria-" ucapan Yusuf aku cegat.
"Aku tau maksudku bukan itu mas emang salah aku nanya kemana?"
"Ya sudah Makan lagi habiskan, sayang kan kalo di buang," tutupnya.
"Baik"aku kembali menikmati makanan favoritku. ya itu seafood dengan tenang meskipun jantung ini berdebar debar karena Yusuf terus memandangku
Bukan tanpa alasan aku memangil Yusuf dengan panggilan mas,aku menghormati dia karena umurnya lebih tua setahun setengah dariku meskipun kami berteman dan sekolah satu kelas saat itu