Novan dan Diana menjalin hubungan sekitar empat tahun lama nya sejak mereka sekolah SMA, sudah banyak yang Novan berikan pada gadis cantik berdarah minang itu.
namun suatu hari Novan melihat Diana malah bersama pria lain yang menggunakan mobil mewah, sejak saat itu juga hubungan mereka renggang, tak lama Diana sakit dan selalu menjerit jerit karena gigi yah semula bagus itu mengeluarkan banyak nanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Purnama
Bu Romlah masak agak banyak hari ini karena ada yang mau datang berkunjung, dia adalah salah keponakan jauh nya Bu Romlah yaitu Purnama, Bu Laras Ibu nya Purnama masih sepupu dengan Bu Romlah jadi otomatis Purnama adalah keponakan nya. walau pun mereka bukan saudara dekat, namun hubungan nya lumayan dekat satu sama lain.
Hari ini kata nya dia mau datang karena rindu dengan masakan Bu Romlah yang memang sangat enak, semua tentang Purnama dia juga sudah tahu sehingga kadang suka memperingatkan anak anak nya agar jangan sembarangan bicara. Novan dan adik nya juga tidak banyak tingkah, malah adik nya dekat dengan wanita itu.
Norma selalu ingin dekat dengan Purnama karena dia kagum dengan wanita itu, hubungan nya dengan Purnama bisa di bilang sepupu karena Purnama adalah keponakan nya Bu Romlah, kebetulan juga hari ini Purnama datang sendiri tidak mengajak suami nya sehingga lebih leluasa saja saat bicara dengan Purnama yang cantik tersebut.
Zidan suami nya Purnama juga orang baik, cuma rasa nya sungkan saja karena dia adalah orang yang lumayan alim, bahkan gelar nya di kampung sana adalah ustad, sedangkan Norma masih belum berhijab total sehingga ada rasa malu di hati gadis itu, untung saja hari ini dia tidak ikut datang.
"Makan yang banyak, nanti Bude bungkus kan juga buat suami kamu." ujar Bu Romlah sangat senang.
"Kalau aku bisa masak batang keladi ini, maka tak akan aku merepot kan mu, Bude!" ujar Purnama sambil mengunyah.
"Masakan Ibu memang juara satu, Kak! maka nya sering saja minta di masakan." Norma juga ikut makan.
"Kau kan malas masak, maka nya sering pakai kesempatan nama ku." Purnama menunjuk Norma pakai sendok.
"Ya kan sekalian, lihat lah kalau dengar Kakak mau datang pasti masak nya juga macam macam." Norma menatap meja yang penuh makanan.
"Ya kau lihat lah bawaan dia kalau datang, satu mobil penuh itu dia borong." Bu Romlah menarik kuping putri nya.
Purnama tertawa saja sambil menikmati masakan yang sangat lezat ini, tentu nya dia datang tidak dengan tangan kosong karena sudah merepotkan orang, berbagai macam belanjaan ia bawakan untuk Bude nya sebagai balasan karena sudah mau memasak untuk dia yang malas masak.
"Novan kemana, Bude?" tanya Purnama karena dari tadi dia tidak melihat keberadaan pria itu.
"Biasa lah dia, kan baru pulang dari kota maka nya pasti mendatangi Diana!" Bu Romlah jadi kesal lagi.
"Diana siapa?" bingung Purnama.
"Mas Novan itu punya pacar nama nya Diana, apa pun yang di minta selalu di berikan, bahkan kalau panen padi pun lebih banyak di berikan pada keluarga kekasih nya." Norma cerita dengan menggebu gebu.
"Sudah Bude nasehati agar dia jangan terlaku banyak habis habisan dengan pacar, bila perlu nikahi saja biar lah semua kebutuhan nya di tanggung Novan karena memang sudah tanggung jawab nya." Bu Romlah memang sangat kesal.
"Coba Kakak lihat nanti kalau Mas Novan pulang, apa dia kena pelet." ujar Norma.
"Iya, Nduk! apa mungkin Novan memang di pelet oleh gadis itu, kok semua yang di minta selalu dia berikan." Bu Romlah sudah sangat tidak nyaman pada hubungan putra nya.
Kebetulan Novan pulang usai dari ketemuan dengan Diana, senyum merekah terlihat di bibir nya karena dia sangat bahagia sudah bisa membuat sang kekasih senang, apa pun akan ia usahakan agar Diana bisa senang dan tidak minta putus. sungguh dia sangat takut kehilangan gadis cantik itu, padahal desa ini tidak kekurangan dengan yang nama nya gadis.
"Eh ada Kakak." Novan tidak tahu Purnama datang.
"Iya baru saja datang." angguk Purnama menatap Novan lekat.
"Ya sudah kalau gitu makan saja, aku mau mandi dulu." pamit Novan.
Pemuda itu bergegas masuk kedalam kamar karena haris sudah mau maghrib, sebentar lagi akan azan maka nya cepat mandi untuk membersihkan diri, Purnama sudah melihat nya dan dia merasa tubuh pemuda itu bersih tidak ada apa apa nya.
"Sudah kamu lihat?" Bu Romlah bertanya tidak sabar.
"Tidak ada apa apa di tubuh nya." jawab Purnama jujur.
"Masa iya, Kak? tapi kok dia sangat mencintai Diana!" Norma tidak percaya.
"Ya kan bisa jadi itu memang Novan nya yang sangat menggebu dalam mencintai pasangan, bukan berarti di pelet oleh gadis itu." jelas Purnama.
"Bude juga tak akan keberatan dia punya hubungan dengan siapa pun, tapi kok semua nya kalau bisa mau di berikan kepada Diana." keluh Bu Romlah.
Purnama masih tampak berpikir dan dia sama sekali tidak melihat ada yang aneh di tubuh Novan, tapi kenapa dia di cerita Ibu dan adik nya terlihat sangat bucin, apa mungkin memang itu hanya cinta nya ynag sangat besar dan tulus pada gadis cantik itu sehingga rela berkorban apa saja untuk dia.
...****************...
Praaaangg.
Deni marah dan melemparkan gelas kaca bekas minum nya ketika jam sebelas malam Diana baru pulang dengan di antar oleh orang lain, bukan Novan sang kekasih yang sudah lama pacaran dengan dia, bahkan bisa di bilang harta Novan sudah hampir tujuh puluh persen di ambil oleh adik nya.
"Apaan sih Uda ini?!" Diana agak ketakutan sekarang melihat kemarahan Deni, bahkan Bu Hasnah juga sampai gemetar.
"Kau gila, Diana! siapa pria yang mengantar mu pulang selarut ini?" Deni menatap Nadia sangat marah.
"Dia teman aku, kami tadi keluar dan dia mau mengantar." jawab Diana.
"Di mana Novan, apa dia tahu bahwa kau di antar pria itu?!" Deni sebagai pria tentu tahu rasa nya bila kekasih di antar oleh pria lain.
"Dia...di-dia
"Kau tidak bisa menjawab kan! pasti kau selingkuh dengan pria itu, kau jalang gilang!" bentak Deni sangat murka.
"Deni, jaga bicara mu!" Bu Hasnah tentu tak rela bila Deni memaki adik nya begitu.
"Ibu diam saja! Diana sudah kelewat batas, setelah dia habis kan harta nya Novan kini dia malah selingkuh dengan orang lain." geram Deni.
Bu Hasnah mendekati putri nya yang tidak beranu bergerak akibat ketakutan dengan amarah Deni yang sangat luar biasa, baru kali ini Deni mengamuk besar.
"Benar bahwa kamu selingkuh dengan pria itu, Diana?" Bu Hasnah mendekati Putri nya.
"Ak-aku cuma main saja dengan dia, Bu." jawab Diana gagap.
"Tolong jaga lah sikap ku, Diana! malu sekali pasti nya keluarga kita bila kamu sampai selingkuh dari Novan." Bu Hasnah meminta dengan sungguh sungguh.
Mata Deni tiba tiba saja melihat ponsel yang ada di genggaman adik nya, sekilas saja dia tahu bahwa itu adalah barang mahal dan pasti nadia juga tak akan punya uang untuk beli itu.