Kirana pernah tak sengaja melakukan sebuah kesalahan yang membuatnya di usir oleh suami dan mertuanya lalu ia juga di pisahkan dari sang buah hati. Empat tahun berlalu kini Kirana kembali lagi untuk bertemu buah hatinya tersebut.
Kirana sekarang bukan seperti wanita di sebuah novel yang tiba-tiba kaya lalu kembali untuk membalas dendam, namun Kirana tetaplah seperti Kirana yang dahulu hanya seorang gadis panti asuhan yang tak memiliki pendidikan tinggi maupun kekayaan.
Hanya bekal sebuah tekad dan rasa rindu yang menggebu terhadap putranya membuatnya rela menyamar menjadi seorang pembantu di kediaman mantan suaminya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~03
Pagi itu Kirana nampak mematut dirinya di depan cermin, rambutnya yang sebelumnya panjang dan hitam legam kini terlihat pendek setelah ia potong semalam.
Dahulu mantan suaminya sangat menyukai rambut panjangnya, namun kini Kirana tak peduli akan hal itu. Lalu pandangannya beralih ke wajahnya yang sebelumnya wanita itu memiliki kulit wajah yang putih bersih kini terlihat gelap kecokelatan berkat keahlian make up yang ia kuasai selama di salon.
Kemudian Kirana menambahkan sebuah tai lalat di atas dagunya lalu tak lupa ia juga menggunakan kaca mata baca tebal untuk menyempurnakan penampilannya agar tidak mudah di kenali.
Kini Kirana benar-benar seperti bukan dirinya, apalagi ia juga mengenakan pakaian panjang kebesaran yang terlihat sangat tidak cocok di badannya.
Setelah memastikan penyamarannya sempurna Kirana segera bersiap-siap berangkat, semoga saja ia di terima bekerja di keluarga mantan suaminya tersebut.
"Cari siapa mbak ?" seorang security langsung menghampiri Kirana saat wanita itu sampai di gerbang komplek perumahan sang mantan mertua.
Kirana langsung menegang saat melihat security yang pernah ia kenal sebelumnya itu karena dahulu ia sering ke rumah mertuanya bersama sang suami, semoga saja pria berkumis tebal itu tak mengenalinya.
"Saya ingin mencari kediaman pak Adiguna, kebetulan kemarin sudah telepon dan saya di suruh datang pagi ini." terang Kirana.
Security tersebut nampak memindai penampilan Kirana dari ujung rambut hingga ujung kaki. "Kamu pembantu barunya ?" tanyanya menegaskan.
Kirana nampak menelan ludahnya, sepertinya penampilannya benar-benar meyakinkan hingga security itu pun bisa menebak maksud kedatangannya.
"Iya benar, pak. Saya dari kampung sebelah kebetulan kemarin lihat lowongan pekerjaan dari koran." Kirana langsung membetulkan, logat bahasanya pun ia buat semedok mungkin.
"Baiklah, ayo saya antar." Security tersebut langsung membuka palang gerbang lalu menyuruh Kirana masuk.
"Akhirnya." gumam Kirana lega.
Beberapa saat kemudian mereka telah sampai di sebuah rumah mewah dan luas dengan gerbang yang lumayan tinggi, tak ada perubahan dari rumah itu selalu bersih dan juga terawat.
"Ayo masuklah, nyonya sudah menunggumu di dalam !!" perintah sang security setelah baru keluar menemui sang majikan di dalam rumah tersebut.
Dengan dada berdebar-debar Kirana mulai melangkah masuk, pandangannya nampak memindai sekitarnya berharap ada putranya di sana.
Lalu saat melihat seorang wanita paruh baya yang baru datang Kirana langsung menunduk sopan.
"Selamat pagi nyonya, perkenalkan saya Ira yang ingin bekerja menjadi pembantu di rumah ini." ucap Kirana mengenalkan dirinya.
Nyonya Ranti nampak menghempaskan bobot tubuhnya di sofa lantas memindai penampilannya, ada perasaan tak suka bercampur jijik di wajah mantan ibu mertuanya itu saat melihatnya dan Kirana berharap wanita itu tak mengenalinya.
"Apa kamu punya pengalaman sebelumnya ?" tanya nyonya Ranti kemudian.
"Sudah nyonya, saya sangat berpengalaman dalam membersihkan rumah dan juga memasak." terang Kirana.
Nyonya Ranti nampak mengangguk kecil. "Baiklah kamu bisa bekerja mulai hari ini." ucapnya kemudian yang langsung membuat Kirana nampak lega.
"Bangunlah lebih pagi dan bersihkan rumah ini sebelum sarapan pagi dan saat kami ada di rumah jangan pernah berkeliaran di sekitar kami kecuali kami memanggilmu." nyonya Ranti menjelaskan aturan di rumahnya.
"Baik, nyonya." Kirana langsung mengangguk setuju, tentu saja ia takkan berkeliaran di sekitar mereka apalagi di sekitar sang mantan suami.
Tiba-tiba terdengar teriakan seorang anak kecil dari lantai atas dan sontak membuat Kirana langsung mendongakkan kepalanya.
"Keanu, kau kah itu sayang ?" gumamnya, matanya langsung berkaca-kaca saat melihat seorang bocah berusia sekitar 4 tahunan nampak menuruni anak tangga.
"Dia satu-satunya cucu saya." terang nyonya Ranti yang langsung membuat Kirana kembali menatap wanita itu, ia tak boleh memperlihatkan sikap yang mencurigakan agar rencananya tak mudah di ketahui.
"Jangan pernah mendekatinya karena saya tidak suka cucu saya atau anak-anak saya bergaul dengan pembantu." imbuh nyonya Ranti lagi.
"Baik, nyonya." Kirana langsung mengangguk mengerti.
"Oma, siapa tante yang kulitnya hitam itu ?" tanya Keanu seraya menunjuk ke arah Kirana.
"Dia pembantu baru di sini sayang, apa kamu sudah bersiap untuk pergi ke sekolah ?" sahut Nyonya Ranti.
"Hm." Keanu langsung mengangguk, namun pandangannya masih ke arah Kirana.
"Keanu, sayang. Ibu sangat rindu sayang, ibu ingin memelukmu." gumam Kirana, akhirnya ia bisa bertemu dengan putranya tersebut meskipun ia takkan di kenalinya.
Tapi tak masalah asal bisa melihatnya setiap hari Kirana sudah sangat bersyukur dan ia akan merawatnya dengan baik.
"Siapa Ma ?" ucap seseorang tiba-tiba yang langsung membuat Kirana mematung di tempatnya berdiri.
Suara itu masih tak asing di telinganya meskipun 4 tahun telah berlalu, suara yang pernah menjadi favoritnya karena setiap saat selalu memujinya dan menyatakan cinta padanya.
"Ini pembantu baru dari kampung, lihatlah penampilannya kampungan sekali bukan? tapi sepertinya mama cocok karena pasti tidak akan berani menggodamu seperti pembantu sebelumnya yang tidak tahu diri itu." terang nyonya Ranti pada sang putra.
Pria itu adalah Kendra Adiguna, pria tampan berusia 32 tahun itu nampak melangkah ke arah sang ibu yang sedang duduk di sofa ruang tamunya.
Penampilannya sangat rapi dengan kemeja hitam lengan panjang, sepertinya pria itu akan pergi ke kantornya.
Kendra nampak menatap Kirana hingga pandangan keduanya nampak terkunci sesaat namun pria itu langsung membuang mukanya dengan angkuh.
"Aku ada meeting pagi ini Ma, jadi tidak ikut sarapan." ucapnya kemudian.
"Sepagi ini ?" protes nyonya Ranti.
"Hm, aku ada meeting dengan investor dari Singapura pagi ini." terang Kendra.
"Baiklah sayang semoga sukses dengan proyek barumu dan setelah itu segera lamar Alexa karena mama sudah tak sabar melihat kalian menikah." ucap nyonya Ranti seraya beranjak dari duduknya lalu mengikuti langkah putranya itu keluar dari rumahnya.
"Alexa? jadi kamu sudah memiliki kekasih baru mas." gumam Kirana, meskipun ia sudah berusaha menghilangkan perasaannya namun nyatanya seluruh hatinya masih menjadi milik pria itu sepenuhnya.
"Kamu pembantu baru ya? aku Bi Asih, ayo ku antar ke kamarmu di belakang, jangan sering berkeliaran di ruang utama karena nyonya besar tidak suka itu." ucap seorang wanita paruh baya saat mendekati Kirana yang masih berdiri di tempatnya.
Kirana sangatlah mengenal wanita itu, satu-satunya pembantu yang bertahan selama bertahun-tahun di rumah tersebut.
"Saya Irawati Bi, panggil saja Ira." ucap Kirana sembari mengiringi langkah wanita itu.
Sesampainya di kamar belakang Kirana segera menyimpan tas yang ia bawa tadi.
"Sementara waktu kamu akan tidur sendiri di sini sampai nyonya besar mendapatkan pembantu satu lagi terang Bi Asih.
Ranti nampak menatap 2 kasur lipat di sana. "Memang pembantu sebelumnya kemana, Bi ?" tanyanya penasaran, meskipun ia sudah tahu karena pasti mereka tidak betah dengan banyaknya aturan yang di buat mantan ibu mertuanya itu.
"Satunya ketahuan mencuri kue milik nyonya besar dan satunya lagi...." Bi Asih nampak menjeda ucapannya dan itu membuat Kirana sangat penasaran.
makasih nofel nya bagus