Seorang pria bernama Alzeyroz, ia hanyalah pekerjaan bangunan. Saat mendapatkan upah, ia pulang untuk membelikan kue dan kado ulang tahun istrinya, saat sampai di rumah, ternyata istri dan teman satu kantornya dulu berselingkuh, karena panik, istrinya menusuk kedua matanya dengan gunting.
Bukan hanya kedua matanya buta permanen, ia juga di jual dengan bos pengemis, ia kerap kali di siksa karena tidak mau mengemis. hingga akhirnya ia terjatuh di aspal panas, saat ingin meraba tongkat kayunya ia malah menemukan kacamata.
Saat di pakai, kacamata itu malah membuat ia kembali bisa melihat, ternyata itu adalah kacamata super yang mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Mengelabui Dion
...❤️❤️❤️❤️ Happy reading ❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
"Cepat buka pintunya!" teriak Azlan lagi, suaranya bergetar karena panik.
Alzeyroz, yang fokus pada misinya, tidak menyahuti. Ia menekan tombol di samping kacamatanya, mengaktifkan fitur deteksi hewan berbahaya. Matanya menyipit, mencari tanda-tanda keberadaan ular.
Navigasi kacamatanya menampilkan gambar termal, menunjukkan titik panas tiga meter dari gudang. Sebuah ular sedang bertelur di sana. Ini adalah kesempatan emas! Alzeyroz bertekad untuk menangkap ular itu dan memasukkannya ke dalam gudang.
Kacamata supernya menampilkan instruksi terperinci tentang cara menangkap ular dengan aman, menghindari gigitan berbisa. Alzeyroz, dengan hati-hati, mendekati ular tersebut. Ia memegang mulut ular dengan kuat, sementara tangannya yang lain memegang erat ekornya.
Dengan gerakan yang terukur, Alzeyroz membawa ular itu ke arah gudang. Ia perlahan memasukkan ular itu ke dalam, memastikan tubuh ular tidak tersangkut di pintu.
"Cepat Alzeyroz! Buka pintunya!" teriak Azlan, suaranya semakin tinggi.
"Hey Azlan, ngapain kamu pegang kaki ku?" tanya Yoga, merasa ada yang aneh.
"Pegang kaki mu? Ini tangan ku," jawab Azlan, memperlihatkan tangannya yang memegang senter.
"Lalu siapa yang memegang kaki ku?" tanya Yoga, panik mulai merayap ke dalam suaranya.
Azlan mengarahkan senter ke arah kaki Yoga. Keduanya terbelalak, mata mereka membulat sempurna. Sebuah ular besar melilit erat kaki Yoga!
"Aaaaaaaaaaaaa! Ular!" teriak Yoga dan Azlan bersamaan, suara mereka bergema di dalam gudang.
Alzeyroz, yang menyaksikan kejadian itu dari luar, tersenyum penuh kemenangan. "Selamat bersenang-senang di dalam bersama ular," ucapnya, lalu berlalu meninggalkan mereka.
Azlan dan Yoga terjebak di dalam gudang bersama ular yang berbahaya. Mereka panik, tak tahu harus berbuat apa. Ular itu semakin mengeratkan lilitannya, membuat kaki Yoga terasa sakit dan mati rasa.
"Alzeyroz! Tolong!" teriak Azlan, suaranya penuh keputusasaan.
Namun, Alzeyroz sudah menghilang. Azlan dan Yoga terdampar dalam situasi yang mengerikan, dihantui oleh ular yang berbahaya dan rasa takut yang mencekam.
Alzeyroz kembali menunju ke tempat tinggalnya itu dan melihat ada beberapa orang yang masih berjaga di sana. Hatinya berdebar kencang, rencana pelariannya sudah matang, namun ia harus berhati-hati. Ia melihat Doni, penjaga yang terkenal bengis, sedang berbincang dengan seorang pria bertubuh kekar bernama Son.
Alzeyroz berpura-pura panik dan lari pontang panting. “Tolong! Tolong!” teriaknya, suaranya bergetar. Doni, yang sedang asyik berbincang, langsung terkesiap dan berbalik. “Hey! Ada apa?” tanyanya, matanya tajam menatap Alzeyroz yang terengah-engah dan terjatuh di depannya.
“Tolong! Tuan Azlan di patok ular! Tolong mereka!” ucap Alzeyroz, wajahnya pucat pasi. Doni mengerutkan kening, ia tak percaya dengan ucapan Alzeyroz. "Apa! Di patok ular? Kamu jangan berbohong," ucapnya, matanya masih tertuju pada Alzeyroz.
“Aku beneran, tadi Tuan Azlan berteriak meminta tolong padaku untuk menemui Anda, dia dalam kesakitan,” ucap Alzeyroz lagi, matanya berkaca-kaca seolah menahan tangis.
“Lalu di mana Yoga?” tanya Doni, curiga.
“Dia juga di lilit ular, cepat tolong dia, kalau tidak mereka berdua bisa mati,” ucap Alzeyroz cepat, suaranya bergetar. Doni terdiam sejenak, ia merasa ada yang janggal.
“Son, kamu jaga di sini, jangan sampai mereka semua lolos,” ucap Doni, lalu berlari menuju gudang tempat Tuan Azlan dan Yoga dikurung. Son mengangguk patuh, ia tak curiga sedikit pun.
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️ Bersambung ❤️❤️❤️❤️...