Masa lalu Arneta yang begitu kelam, karena diceraikan dalam keadaan hamil anak dari pria lain. Membuat wanita itu memutuskan kembali ke Indonesia dan membesarkan anaknya seorang diri.
Wanita itu ingin mengubah masa lalunya yang penuh dengan dosa, dengan menjadi seorang Ibu yang baik bagi putri kecilnya. Tapi apa jadinya jika mantan pria yang membuatnya hamil itu justru menjadi atasannya di tempat Arneta bekerja?
Akankah pria itu mengetahui jika perbuatan semalam mereka telah membuat hadirnya seorang putri kecil yang begitu cantik? Dan akankah Arneta memberitahu kebenaran tersebut, di saat sang pria telah memiliki seorang istri.
Ini kisah Arneta, lanjutan dari You're Mine.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
"Yah..." Nadine menghela napasnya dengan tak bersemangat. "Jangan-jangan atasan baru kita sudah berumur dan botak," ucapnya dengan tertawa geli.
Arneta pun ikut tertawa saat membayangkan wajah pemilik perusahaan baru, seperti yang digambarkan oleh Nadine.
"Hei, kalian berdua! Kalian itu dibayar untuk bekerja bukan untuk bergosip!" ucap Hengky dengan sinis.
Membuat Arneta dan Nadine langsung terdiam dan kembali ke meja kerjanya masing-masing. Arneta yang hendak duduk, menatap Hengky yang kini berdiri di sampingnya. Pria yang merupakan kepala bagian keuangan itu menatapnya dengan penuh minat seperti biasa.
"Neta, apa kau sudah tahu Pak Candra akan di pindahkan ke Paris?"
Arneta hanya menjawab dengan anggukan kepala dengan malas. Karena jujur ia merasa tak nyaman berbicara dengan pria tersebut yang selalu merayunya, bahkan pernah melecehkannya dengan bertanya berapa tarifnya agar pria itu bisa ditemani seperti ia menemani Candra.
"Sebentar lagi sugar Daddy mu itu akan pergi, dan aku harap kau mau mempertimbangkan tawaranku untuk menjadi istri kedua. Jika kau bersedia aku akan membayar berapa pun yang kau minta," ucap Hengky dengan tersenyum, menatap tubuh indah Arneta yang seperti seorang model meskipun sudah memiliki satu orang putri.
"Jaga bicara Anda!" geram Arneta dengan menahan amarah. "Perlu Anda ingat, aku bukan wanita bayaran seperti yang Anda pikirkan selama ini!"
Hengky tertawa mengejek sambil menyentuh wajah cantik Arneta, yang langsung ditepis oleh wanita tersebut.
"Oh come on, semua orang sudah mengetahui kalau kau wanita milik Pak Candra. Tapi hanya sekedar wanita simpanan. Karena sampai detik ini Pak Candra tidak mau mengakui kau sebagai kekasihnya di depan semua orang."
Arneta yang tidak ingin berdebat dengan pria yang jelas-jelas telah memiliki istri itu, bergegas mengambil ponselnya dengan memperlihatkan pada Hengky.
"Jika Anda masih ingin menggangguku, aku tidak akan segan-segan melaporkan perbuatan Anda ini pada Pak Candra," ancam Arneta.
Hengky yang takut pada ancaman tersebut, mau tidak mau meninggalkan Arneta. Dia masih waras tidak ingin kehilangan pekerjaannya hanya karena menganggu seorang wanita.
"Dasar wanita murahan!" umpat Hengky sebelum meninggalkan tempat Arneta.
Arneta pun hanya bisa menghela napasnya mendengar umpatan pria itu. Karena memang tidak satu dua kali ia dikatai wanita murahan. Bahkan di lingkungan tempat tinggalnya pun banyak mata yang memandang Arneta dengan sinis karena statusnya sebagai single parents. Ditambah dengan kecantikan dan body indah yang dimilikinya, semakin membuat para wanita sirik dan para pria yang selalu menatapnya dengan penuh minat.
Jika dulu Arneta pasti akan dengan senang hati menerima semua pria tampan dan berduit untuk memuaskan kebutuhan sex nya yang terbilang hiper. Tapi sekarang tidak lagi, karena semenjak melahirkan, waktunya banyak terkuras untuk bekerja dan membesarkan Ivy sehingga kebutuhan sex nya dapat ia kendalikan.
*
*
Tak terasa waktu dua Minggu pun berlalu dengan cepat. Hari di mana atasan barunya itu akan datang menggantikan Candra yang harus pergi ke Paris, setelah menyerahkan tanggung jawab pekerjaan pada sang pemilik perusahaan.
"Sial, kalau seperti ini aku pasti terlambat masuk kerja" umpat Arneta dalam hati, yang sedang fokus mengendarai kendaraannya di tengah kemacetan lalu lintas.
Padahal hari ini adalah hari penting, di mana Ceo barunya akan datang untuk pertama kalinya. Tapi Arneta justru harus terjebak kemacetan saat mengantarkan Ivy ke sekolah.
"Mom, nanti pulang sekolah Ivy ingin bertemu Ayah Candra boleh?" tanya Ivy sambil menatap mommynya.
"Lihat nanti ya sayang, Mom takut Ayah sibuk."
Ya, jika di depan putrinya maka Arneta menyebut Candra dengan Ayah. Karena pria itu sejak dulu selalu menyebut dirinya sendiri sebagai Ayah Ivy, sehingga putri kecilnya itu sudah terbiasa memanggil Candra dengan sebutan Ayah.