"jangan berharap banyak didalam pernikahan ini, karena aku tidak akan pernah jatuh cinta kepada kamu Rayya" ucap Deril pada Rayya disaat malam pertama mereka sebagai suami istri
"anda tidak perlu mengingatkan saya tuan, saya tidak pernah berharap apa pun didalam pernikahan ini tuan Deril" tegas Rayya
Pernikahan Deril dan Rayya atas dasar perjodohan, mereka terpaksa untuk menikah dengan alasan hutang budi
Apakah mereka bisa bertahan didalam perjikahan itu atau berpisah jalan terbaik yang mereka akan ambil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
Pagi harinya ketika Rayya mau berangkat kekantor dan seperti biasa nya Rayya membawa bekal untuk sarapan dan makan siang nya
"pagi bik marni, pagi ini langit cerah sekali ya bik" sapa Rayya
"iya non, ini bibik sudah selesai bikin bekal untuk non rayya, ada sarapan roti dan menu makan siang, dimakan ya non Rayya" sahut bik marni
"terima kasih, bik marni baik banget" balas Rayya
"sama sama non, non Rayya juga baik, semalam den Deril pulang cepat langsung nanyain non Rayya, kenapa belum pulang kerja, apa tiap hari pulang telat, bibi jawab sesuai keadaan saja non" terang bik marni
"oh ya, semalam marah marah bik ke Rayya, tidak tau kenapa terus ajakin berantem, Rayya diamin saja, kalau berdebat sama orang lagi marah kan bingung mau apa bik" balas Rayya
"semalam bibi dengar suara den Deril teriak teriak, itu anak memang sangat berubah semenjak bergaul dengan kekasihnya itu" jelas bik marni
"didoakan saja bik, semoga bisa kembali seperti dulu" ucap Rayya
"iya non, non Rayya mau jalan sekarang?" tanya bik marni
"iya bik marni, Rayya jalan ya, selamat pagi bik" pamit Rayya sambil membawa tas bekal makanannya
Sesampai diruang makan Rayya melihat Deril sudah duduk dimeja makan, dia sedang sarapan pagi
Rayya hanya diam saja ketika melewati Deril yang sedang menatap kearahnya, Rayya mempercepat jalan nya, karena takut telat berangkat kerja
"kamu berangkat kerja naik angkot saja, saya mau pakai pak amir untuk menyupiri saya" ucap Deril
"silahkan tuan" balas Rayya dia berhenti sebentar lalu melanjutkan langkahnya menuju keluar rumah, menuju motornya yang kemaren sudah diantar oleh orang tuanya
Rayya mengambil jaketnya yang ada dimobil pak amir, lalu memakainya dan berjalan mengambil helm lalu memakainya, segera Rayya menaiki motornya dan segera berangkat kerja
"non Rayya kenapa naik motor?" tanya pak amir yang ada di tempat mang Jaya
"tuan deril katanya mau ajak pak amir, mari pak amir mang Jaya, Rayya berangkat dulu ya, selamat pagi" jawab Rayya
"hati hati non, jangan ngebut" ucap mang Jaya
"siap mang" sahut Rayya sambil menjalankan motornya menuju kantor Danendra
"Tuan Deril ada ada saja, sejak kapan dia mau disetirin oleh saya" ungkap pak amir
"aneh saja sih, tiba tiba mau ajakin pak amir" sahut mang jaya
Sedang didalam rumah Deril hanya bisa melongo mendengar jawaban dari Rayya yang tidak terpengaruh sedikitpun dengan perkataannya
Deril menyelesaikan segera sarapan nya dan segera berangkat kerja, tadi dia sempat melihat Rayya yang naik motor ke kantornya
"dasar wanita sombong" gumam Deril dalam hati, segera Deril masuk kedalam mobil nya
Pak amir dan mang jaya hanya diam melihat Deril yang pergi sendiri tanpa mengajak pak amir
"bukannya den deril mau ajak pak amir, kok malah pergi sendirian, tadi kata non Rayya, den Deril mau ajak pak amir, makanya non Rayya naik motor ke kantor" ucap mang Jaya
"tidak tau juga mang, ya sudah biarkan saja, mungkin mereka lagi bertengkar, lihat saja wajah den Deril cemberut begitu" balas pak amir
"iya pak amir, kita bisa apa mending diam dan lihat saja, daripada nanti salah" terang mang Jaya
Rayya yang naik motor sudah sampai dikantor, dia bertemu dengan Tiara diparkiran motor kantor
"Rayya kok bawa si ganteng lagi" tanya Tiara, memang Rayya menamakan motor nya si ganteng
"panjang ceritanya Tia, naik dulu yuk, nanti aku ceritain" ajak Rayya lalu mereka masuk kedalam gedung perusahaan Danendra yang mana karyawan nya sudah banyak yang datang
Mereka naik lift karyawan bersama yang lain, sampai dilantai 9 mereka keluar dari lift, menuju divisi keuangan tempat ruangan mereka berada.
Setelah meletakkan tas kerjanya, Rayya dan Tiara duduk dikursi masing kebetulan meja kerja mereka berdekatan
"jadi bagaimana ceritanya kamu balik lagi sama si ganteng" tanya Tiara antusias
"semalam deril pulang kerumah, ternyata duluan dia pulang dari pada aku Tia, aku baru datang dia langsung marah marah kayak kesel gitu sama aku"
"aku diamin saja, tidak aku jawab satupun sindiran, cacian dari deril, malah dia tambah jengkel" terang Rayya
"kenapa tidak kamu jawab Rayya, dia kenapa marah sama kamu, dia saja tidak pulang pulang, egois banget sih" ucap Tiara dengan nada kesel
"aku males berdebat sama dia Tia, lucu nya lagi waktu dia marah marah aku liatin saja, eh derilnya salah tingkah, kan kocak" terang Rayya
"malu dong dia, bicara sendiri sambil teriak tapi tidak di tanggapi kamu" sahut Tiara
"maka dari itu, dia malah makin kesal, ujung ujung nya dia menuduh aku cemburu karena kita liat dia di mall bareng kekasih nya itu" ucap Rayya
"oh dia kira kamu cemburu karena dia pergi belanja sama kekasihnya itu, anggapan dia kamu marah makanya kamu diamin dia, percaya diri sekali dia mengatakan itu" tukas Tiara
"bikin kesal sekaligus geli tau Tia, lama lama aku gondok sendiri mendengar omongan dia, akhirnya aku suruh dia masuk kamarnya, tapi dia protes" cerita Rayya sambil tergelak
"kenapa protes si Deril nya" tanya Tiara
"ini kan rumah ku, kenapa aku di usir, masuk kamar, disuruh tidur ha ha ha" jawab Rayya dan pecahlah ketawa Rayya dan Tiara mereka tertawa kencang sekali, untung ruangan mereka masih kosong pada belum datang.
"kocak banget sih Rayya, kamu denger dia bicara begitu bisa nahan ketawa" tanya Tiara
"aku saat itu lagi kesel Tia, jadi tidak kepikiran untuk tertawa, setelah dalam kamar aku baru merasa lucu mendengar jawaban nya"
"paginya karena dia masih marah, dia mau pakai pak amir untuk mengantarkan dia ke kantor, untung si ganteng sudah dianter kerumah oleh bapak, jadinya aku bawa si ganteng lagi deh" terang Rayya
"asli tuh si Deril agak lain, aku jadi gregetan mendengar cerita kamu Rayya, aku doakan semoga masalah kamu cepat selesai" ucap Tiara
"amin semoga cepat berlalu" balas Rayya
Sedang kan Deril pagi ini tidak jadi ke apartemen Fina, karena tadi dijalan dia sudah di telpon tuan Bramantyo, akhirnya Deril membatalkan pergi ke apartemen Fina
"ada apa papa menelpon ku pagi pagi dan menyuruh segera datang ke kantor" ucap Deril di dalam mobilnya
Dia pun segera mengirim pesan kepada Fina kalau dia batal kesana karena harus segera sampai di kantor.
"Roni, kau ada dimana, papa menyuruh ku agar segera datang pagi pagi ke kantor, ada apa ya, Apa kau tau apa yang mau dilakukan papa?" tanya Deril ketika sambungan telponnya diangkat oleh Roni
"aku tidak tau Deril, apa yang telah kau perbuat sampai tuan Bramantyo memanggil kau pagi pagi?" tanya balik Rono
"
mudah''an kelak km berjodoh dgn gavin