kita memang tak tau siapa yang tuhan takdir kan untuk kita,namun kita bisa melabuhkan hati kita pada siapa. namun bagaimana jadinya jika ternyata hati dan takdir tak sejalan. Begitulah yang di rasakan oleh Aidan Arsyad Rafardhan,dia mencintai seorang wanita dan berniat akan melamar nya,namun bagaimana jadinya malah dia menikah dengan adik dari sang pujaan hati?
"menikahi orang yang di cintai memang impian,tapi mencintai orang yang di nikahi adalah kewajiban."
Aidan Arsyad Rafardhan
yukkk simak cerita lengkapnya di sini 👇
tinggalkan like,komen dan follow setelah membaca yah ☺️😆
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon h.alwiah putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 33
"Assalamualaikum."salam Aidan dan Maureen kala masuk ke dalam rumah pak Latif.
"Waalaikumusalam warahmatullahi wabarokatuh."
"Alhamdulillah kalian datang juga."sambut mama Hana dengan gembira.
"Maaf ma tadi kita jalan jalan dulu makanya kesini nya sore."ucap Aidan.
"Gak papa nak,dengan kamu datang kesini saja mama sudah sangat bahagia. Ayo ayo duduk,mama ambilin dulu minum."ucap mama Hana.
"Sore ayah."ucap Aidan sembari mencium tangan pak Latif.
"Alhamdulillah kamu kesini juga dan."ucap pak Latif menepuk pundak Aidan.
Setelah Aidan mencium tangan mertuanya kini giliran Maureen,dia mencium tangan pak Latif. Lalu tangan pak Latif terangkat untuk mengelus kepala Maureen,namun Maureen tampak memasang siaga dengan sedikit menjauhkan kepalanya.
Tentu Maureen masih trauma dengan pak Latif,setiap tangan pak Latif terangkat pasti akan memukul nya,bukan seperti sekarang yang ingin mengelus kepalanya.
Maureen pun tampak sangat jelas memperlihatkan kesiagaan nya,dan jika orang peka pasti akan melihat sedikit ketakutan di mata Maureen.
Hati pak Latif terenyuh kala melihat kewaspadaan putrinya sendiri.
Segera Maureen melepaskan tangan pak Latif lalu ikut duduk di samping suaminya. Tampak pak Latif menatap nanar ke arah putri bungsunya itu.
"Eh ini tadi sebelum kesini Aidan sama Maureen beli sesuatu buat kalian,ini buat ayah sama mama ini buat Shafa. Dan ini juga ada beberapa makanan,ada kue sama brownies kesukaan mama juga."Aidan menyerahkan beberapa paper bag yang tadi dia bawa.
"Masya Allah makasih nak, padahal gak usah repot repot pake bawain makanan sama hadiah buat kita segala."ucap mama Hana.
"Makasih yah."
"Iya sama sama ma."
Mereka pun saling bercengkrama, banyak yang di obrolkan. Namun Maureen tampak lebih banyak diam,tak ikut nimbrung dalam percakapan mereka.
Paling jika dirinya di tanya akan menjawab itupun hanya beberapa kata saja yang keluar.
"Pusing?"tanya Aidan, karena sedari tadi Maureen terus saja diam sembari menyandarkan kepalanya di pundak Aidan.
"Enggak cape aja."jawab Maureen.
"Kalau capek istirahat gih di kamar,sekalian nginep aja disini. Kalau pulang pasti lebih capek kan,mending nginep aja disini kamar kamu juga selalu di bersihin sama bibi setiap hari."ucap pak Latif.
"Mau nginep?"tanya Aidan.
Maureen pun membalas dengan gelengan kepala.
"Nginep aja dek,kasian kamu sama suami kamu juga capek pasti nyetir mobil. lagipula besok kampus juga libur kan,jadi nginep aja disini."timpsk Shafa.
"Benar Maureen,menginap saja disini nak. Jarak rumah kamu lumayan jauh loh,kalau pulang pasti bakal kemalaman. Nginep,sekalian besok kan hari ulang tahun kamu kita rencana nya mau ngadain syukuran disini,sekalian kita juga ziarah ke makam bunda kamu juga. Kan besok bertepatan dengan meninggal nya bunda."ucap mama Hana seketika membuat tubuh Maureen panas dingin dan menegang.
"Kita nginep aja yah,mas juga capek."ucap Aidan,mau tak mau Maureen pun mengangguk karena kasian juga dengan Aidan yang seharian ini terus saja menyetir mobil.
"Besok ajak keluarga kamu kesini yah Aidan,kita adain syukuran kecil kecilan atas bertambahnya umur Maureen."titah pak Latif.
"Iya ayah."
Aidan memang sudah tau jika besok adalah hari ulangtahun istrinya,jauh jauh hari Aidan sudah menyiapkan suprise untuk sang istri. Tak sabar rasanya ingin hari esok tiba dan memberikan kejutan pada istrinya.
"Ya sudah gih sana istirahat kasian kalian berdua pasti cape. Nanti makan malam turun yah."ucap mama Hana di balas anggukan oleh Aidan.
"Ayo sayang."ajak Aidan.
Maureen pun menganggukan kepalanya,lalu berjalan beriringan dengan Aidan untuk pergi ke kamar.
"Ya Alloh kenapa masih sangat sakit."batin Shafa melihat keromantisan kedua pasutri itu.
***
Sepanjang malam tampak Maureen terus gelisah,dia tak bisa memejamkan matanya. Keringat dingin membanjiri tubuhnya, tubuhnya sedikit bergetar.
"Yang kamu kenapa?"tanya Aidan dengan wajah panik.
"E-enggak gak papa."ucap Maureen mencoba tersenyum menutupi kegelisahan nya.
"Gak bisa tidur? Kenapa kamu sampai keringetan gini mau aku naikin lagi suhu AC nya."
"Gak usah mas."
"Kamu kenapa yang? Ada masalah coba cerita sama mas."
"Enggak mas aku juga gak tau kenapa tiba tiba gak bisa tidur kayak gini terus keringetan juga."
Maureen memang tidak sekali dua kali mengalami kondisi seperti ini, bahkan jika sebelum menikah Maureen bisa mengalami hal seperti ini sebulan dua atau tiga kali. Puncaknya adalah ketika malam besoknya dia akan ulang tahun, seperti sekarang ini.
Ya,ada sesuatu di hari itu yang membuat Maureen sampai menjadi seperti ini.
Jika Maureen sudah menjadi seperti ini, biasanya Maureen akan mengonsumsi beberapa tablet obat tidur dan juga obat penenang. Namun kali ini tak bisa karena ada Aidan di sampingnya.
Niatnya dia akan memakan obat tidur itu saat Aidan sudah tertidur.
"Sini mas peluk,mas kelonin sambil baca sholawat di jamin adek langsung tidur."ucap Aidan.
Maureen pun menurut lalu memeluk tubuh suaminya,dan Aidan pun langsung mengelus kepala dan punggung Maureen sembari melantunkan sholawat.
Tiba tiba air mata Maureen menetes,lambat laun dia merasakan ngantuk. Dia sangat bersyukur jika bisa tertidur tanpa obat tidur itu
Sungguh dari dulu Maureen ingin berhenti mengonsumsi obat tidur itu,namun dia sudah ketergantungan,tanpa obat itu Maureen tak akan bisa tidur dan tak akan bisa tenang.
Dan Alhamdulillah berkat suaminya Maureen bisa tertidur tanpa obat itu.
ada ruang,