Fakultas peternakan x Fakultas Hukum
Nyambung nggak jelas ngak Nyambung bangetkan, bau sapi sama tumpukan undang-undang, jelas tidak memiliki kesamaan sama sekali. Tapi bagaimana jika terjalin asmara di dalam perbedaan besar itu, seperti Calista Almaira dan Evan Galenio.
Si pawang sapi dan Arjuna hukum yang menjalin hubungan dengan dasar rasa tanggung jawab karena Evan adalah pelaku tabrak lari kucing kesayangan Calista.
Kamu sudah melakukan tindak kejahatan dan masih bertanya kenapa?" Calista sedikit memiringkan kepala menatap Evan dengan tidak percaya, laki-laki yang memakai kaos putih itu pun semakin bingung.
"Nggak usah ngomong macen-macem cuma buat narik perhatian gue, basi tau nggak!" Hardik Evan emosi.
"Buat apa narik perhatian pembunuhan kayak kamu!"
Beneran kamu bakal ngelakuin apapun?" Tanya Calista yang gamang dan ragu dengan ucapan Evan.
Evan mengangguk pasti.
"Hidupin joni lagi bisa?"
"Jangan gila Lu, gue bukan Tuhan!" sarkas Evan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gaby di Fapet
Gaby menghela napas berat saat memasuki area kandang sapi. Bau khas yang menyengat langsung menyapa hidungnya, membuatnya meringis dan menutup hidung dengan sapu tangan. Matanya memandang lantai kandang yang penuh dengan campuran jerami, kotoran, dan entah apa lagi. Dengan kaus lengan panjang yang dipinjami anak Fapet, awalnya gaby menolak karena bukan selera dia memaki kaos seragam seperti ini. Tapi dia akhinya memakai kaos pinjaman ini karena baju yang ia pakai terlalu bagus dan mahal untuk pekerjaan ini, dia mencoba bertahan dari rasa jijik yang menggeliat di tubuhnya.
“Serius nih gue harus bersihin ini?” gumamnya setengah berteriak, berharap ada yang mendadak datang membatalkan hukuman ini. Tapi tidak ada yang datang. Sebaliknya, beberapa anak Fapet malah berkumpul di dekat pagar.
Mereka berkumpul untuk menikmati hiburan yang sayang sekali untuk dilewatkan. Dengan susu produksi Fapet di tangan mereka, mereka saling bersulang sambil tertawa. Seolah menikmati kemenangan, beberapa juga menatap sini dan remeh pada Gaby. Jelas saja mereka meremehkan Gaby. gadis itu datang ke Fapet dengan mengunakan sepatu blink-blink, kaos lengan panjang dan rok sepan pendek, belum lagi kuku-kukunya dihias dengan cantik, dia mau fasion show atau kerja?
“Lihat tuh anak hukum! Biasanya debat di ruangan ber-AC, sekarang jadi Cinderella sapi!” seru salah satu dari mereka sambil terbahak-bahak.
“Eh, jangan lupa bagian bawah ya, Mbak Hukum. Itu sapi kamu kayaknya abis pesta besar semalam!” tambah yang lain sambil menunjuk ke tumpukan kotoran yang besar dan licin.
Gaby memicingkan mata ke arah mereka, tapi tidak bisa membalas. Ia hanya menghela napas panjang lagi sambil mengambil sekop. Saat mencoba membersihkan kotoran itu, ia salah langkah dan terpeleset sedikit ke samping. Sepatu putihnya, yang seharusnya tetap bersih, kini ternoda dengan jejak-jejak cokelat.
“Oh my God! Ini mimpi buruk!” pekiknya, memegang kepala dengan ekspresi panik. Tawa anak-anak Fapet semakin keras.
Setelah membersihkan kandang dengan penuh perjuangan, Gaby diminta memandikan salah satu sapi. “Ya ampun, ini si sapi kotor banget! Ini pasti dendam ya sama gue, sapi-sapi ini ada otaknya!” Gaby meratap saat ia mencoba menyemprotkan air ke tubuh sapi yang besar. Tapi yang terjadi, sapi itu malah menggoyangkan tubuhnya dengan keras, dan air bercampur sabun pun memercik ke wajah Gaby.
“Pfft...!” salah satu anak Fapet hampir tersedak karena tertawa terlalu keras. dan mmebuat teman di sampingnya semakin tertawa.
“Mbak Hukum, jangan lupa maskeran tuh, kotorannya bagus buat kulit katanya!”
"Bisa buat kulit mulus, glowing sama bikin otak encer!''
"Bisa bikin tau diri juga, hahahahaa..." celetuk Mira yang langsung di sambut tawa oleh teman-teman lainya.
Gaby melempar tatapan membunuh ke arah mereka, tapi ia tahu itu sia-sia. Saat ia mengelap wajahnya yang basah, sapi itu malah menginjak ember air yang ia bawa, menumpahkan semuanya ke sepatu yang sudah nyaris kering.
“Sumpah ya, habis ini gue gak akan pernah mau susu sapi!” gumamnya kesal, membuat anak-anak Fapet semakin puas melihat penderitaannya.
Matahari sudah semakin tinggi dan Gaby baru saja selesai membersihkan satu sisi kandang yang di dua ekor sapi. Butuh hampir setengah hari untuk Gaby melakukannya, padahal anak Fapet bisa melkukan itu satu jam saja dan sapu bersih. Seragam praktek yang dipinjamkan untuk Gaby sudah sangat bau, bau yangsama seperti hewan berkaki empat itu.
Gaby mendengus kesal, saat mencium bau tubuhnya sendiri. Seumur hidup dia tidak akan pernah melupakan semua hinaan hari ini. Dia belum pernah di rendahkan sampai seperti ini, semua keinginan Gaby selalu terpenuhi dengan yang terbaik, dia juga selalu dilayani. Jangankan memegang sapu, mengupas buah saja dia tidak pernah. Tapi lihatlah yang terjadi hari ini, dia di kandang dan menjadi babu sapi.
Sebenarnya Gaby sudah sangat marah dan protes pada ayahnya. Dia meminta ayahnya untuk menghentikan hukuman ini, sayangnya ayah Gaby tidak punya cukup kuasa untuk itu. Meski dia salah satu dosen senior di Nolite tapi tetap saja, keputusan yang sudah di ambil BEM Universitas dengan sepengetahuan dan pengawasan para Dekan dan Rektor tidak dapat diganggu gugat.
ia menghela nafas pendek menatap nyalang pada kandang yang baru saja selesai ia bersihkan.
"Sumpah demi apapun gue nggak bakalan pernah mau masuk ke tempat ini lagi!" umpat Gaby dengan penuh benci.
Dengan langkah angkuhnya Gaby meninggalkan kandang, sementara anak Fapet lain yang sedang bersantai menikmati waktu istirahat sejenak, hanya bisa menggeleng melihat tingkah Gaby. Dengan kasar ia membuka loker untuk mengambil barang-barang miliknya, ia ingin segera mandi dan membuang kaos kotor Fapet yang ia pakai. Bau sapi ini juga benar-benar membuatnya ingin muntah.
Gadis manja itupun mandi di kamar mandi khusus wanita yang disediakan di tempat praktikum FAPET.
"Kenapa baunya nggak ilang-ilang sih, sialan!" umpat Gaby sambil mengosok keras tubuhnya dengan spons mandi dan sabun mahal yang ia bawa.
Berkali-kali ia mengumpat, mengsosok tubuhnya lagi dan lagi, ia merasa jijik dan najis ada apa yan baru saja ia lakukan di kandang sapi itu, Setelah lebh dari tiga puluh menit akhirnya dia selesai. dia pun bergegas melangkah pergi dari kandang sapi itu.
"Gab ...Gaby!"
Langkah kaki Gaby terhenti saat mendengar namanya di panggil, ia menoleh kebelakang.Tatapannya menajam kala melihat siapa yang memanggilnya. Dengan angkuh Gaby melipat tangannya menunggu gadis dengan berjepit rambut panda itu mendekat.
"Ini ada susu caramel buat kamu," ucap Calista dengan nafas tersengal karena berlari, Gaby hanya menatap dia dengan raut wajah sombong dan tatapan jijik pada sebotol susu yang Calista sodorkan.
"Gue nggak butuh!" sentak Gaby, ia berkacak pingang melihat calista dengan nyalang.
"Lu nggak usah sok baik sama gue deh, gue tahu Lu seneng kan gue sengsara di sini, bersihin kotoran sapi yang menjijikan itu!" lanjut Gaby dengan marah, Calista menggeleng cepat.
"Aku cuma mau kasih kamu susu produksi kami, aku mau kamu cobain hasil produksi dari kerja keras teman-teman di sini. Aku mau kamu lihat, kami di sini tuh bukan ngerjain sesuatu yang nggak jelas seperti yang kamu pikirin. kalau kamu mau kamu ambil kalau nggak ya udah nggak usah nyolot?" tukas Calista yang sudah mulai jengkel dengan kelakuan Gaby, mungkin di awal-awal dia bisa sabar. Tapi lama-lama gedeg juga.
"Gue nggak butuh!"
"Ya udah sih kalau nggak butuh." Calista memasukan susu itu ke tas ranselnya.
Gaby berbalik hendak melangkah pergi tapi lagi-lagi langkahnya tertahan oleh Calista.
"Malam ini kamu ikut jaga malam, kamu sama lima anak Fapet lain tugas jaga malam ini," ucap Calista yang langsung membuat mata Gaby melotot.
Sebentar saja di sini sudah membuatnya muak, apalagi harus menginap.
"Gue nggak mau! Lu gila nyuruh gue tidur di kandang bau kayak gini!" nyalang Gaby tidak terima.
"Kamu kalau mau protes jangan ke aku, protes ke Mira atau ke Bima sana. Aku cuma nyampein doang," sahut Calista lalu berjalan santai melewati Gaby yang marah.
cukup dengan memberi makan kucing saja Caca udah bahagia banget
semoga kebahagiaan cepat menghampiri kamu
kalau pas lagi bawel saja bilang cerewet lah, berisik lah.
coba nanti kalau si caca diem. pasti kelimpungan tuh si evan
Caca tuh cerewet karena peduli sama kamu Evan . Ada ada Evan masa dari dulu belum pernah makan sayuran . Sayuran sehat tauuu
tp keknya evan udh cinta ke caca tp gk sadar deh
.ciyeee Evan ciyeee🥰🥰🥰