Genre : Fantasy, Action, Adventure, System, Over Power, Romance.
Chen Lin, mahasiswa terbaik di Universitas Huaxia. Terkenal karena kepintarannya dalam pemrograman dan tentu juga dengan ketampanannya.
Disaat berumur 21 tahun Chen Lin mendirikan perusahaan Game berbasis VRMMOPG dan masuk dalam jajaran orang terkaya dunia. Namun sayang, saat ia dalam perjalan pulang dari kantor ia terbunuh oleh wakilnya sendiri.
Tanpa diduga jiwanya menyebrang ke dunia Cultivator, dimana yang kuat berkuasa.
Chen Lin menempati tubuh Tuan Muda keluarga Lin yang cacat.
Namun ternyata A.I buatannya juga mengikutinya ke dunia Cultivator sebagai System untuk membantu dirinya.
Tahapan :
Fana :
Pembentukan Tubuh (1-9)
Pembentukan Inti (1-9)
Penyempurnaan Qi (1-9)
Penyempurnaan Roh (1-9)
Jalan Surgawi (1-9)
Raja Surgawi (1-9)
Kaisar Surgawi (1-9)
Nirwana (1-9)
Mahayana (1-9)
Half Saint (Rendah-Sedang-Puncak)
Immortal :
Saint (1-9)
Holy Saint (1-9)
Dao (1-9)
Holy Dao (1-9)
Monarch (1-9)
Holy Monarch (1-9)
Venerable (1-9)
Holy Venerable (1-9)
Immortal (1-9)
Half God (Rendah-Sedang-Puncak)
God :
•Prajurit Dewa
Dewa Putih (1-9)
Dewa Kuning (1-9)
Dewa Ungu (1-9)
Dewa Merah (1-9)
Dewa Hitam (1-9)
•Jendral Dewa
Dewa Besi (1-9)
Dewa Perunggu (1-9)
Dewa Perak (1-9)
Dewa Emas (1-9)
Dewa Giok (1-9)
•Raja Dewa
Dewa Air (1-9)
Dewa Bumi (1-9)
Dewa Angin (1-9)
Dewa Api (1-9)
Dewa Petir (1-9)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch-32. Murid dari Pria Misterius?
Murid dari Pria Misterius?
***
Melihat kekacauan di depannya, Yan Zhong sebagai Patriak Keluarga Yan merasa direndahkan saat Lin Chen membuat keributan di perayaan Leluhurnya, beda dengan Leluhur Yan yang hanya duduk diam. Yan Zhong bangkit dari tempat duduknya, Ia hendak mengatakan sesuatu tapi ditahan oleh Yan Xue.
Yan Zhong menoleh ke arah Yan Xue dengan heran, "Xue'er kenapa kau membela dia?!" tanya Yan Zhong menunjuk Lin Chen.
"Karena dia yang telah menyelamatkan ku 2 kali, pertama saat bepergian bersama Yan Lin, kedua saat dirampok di hutan" jawab Yan Xue. Yan Xue dengan sengaja tidak menyebutkan tentang pembantaian yang terjadi di Kota Xuan, karena Ia tidak ingin menimbulkan masalah bagi Lin Chen.
"Kakak. Apa dia yang menolong kita? Bukan kakek-kakek?" tanya gadis kecil.
Yan Xue mengangguk pelan, "Iya, dia yang menyelamatkan kita. Aku melihat sendiri saat dia mengeluarkan tekniknya, dan apa ayah tahu tentang hewan buas penjaga Hutan Ungu di Provinsi Jingwen?" tanya Yan Xue.
"Tentu. Banteng sisik ular, apakah ada hubungannya dengan dia?" ucap Yan Zhong balik bertanya.
"Dia... Dengan lambaian tangannya, pedang besar setinggi 30 meter muncul diatas langit kemudian memotong kepala Banteng Penjaga Hutan Ungu seperti memotong 'Tahu' " ucap Yan Xue menoleh ke arah Lin Chen.
Deg...
Yan Zhong di kejutkan dengan pernyataan anaknya, Ia tahu meskipun Banteng Penjaga Hutan Ungu hanya berada di Ranah Kaisar Surgawi, namun sangat sulit untuk mengalahkannya. Bahkan Kaisar Surgawi *3 ataupun *4 akan kesusahan melawannya karena pertahanan yang sangat tinggi.
Leluhur Yan yang sedari tadi diam ikut berbicara, "Menurut ucapan mu mengenai pedang besar. Apakah dia yang melakukan pembantaian di Kota Teratai?" tanya Leluhur Yan menatap Yan Xue.
Mendapati pertanyaan dari leluhurnya, Yan Xue berpikir sejenak menatap Lin Chen, "Meskipun tekniknya sama. Tapi ciri-ciri pelaku dari berita yang tersebar beda sekali dengannya" ucapnya pelan.
Leluhur Yan mengangguk kecil dengan penjelasan Yan Xue, "Atau pelaku pembantaian di Kota Teratai adalah gurunya" ucap Leluhur Yan.
Yan Xue terdiam sejenak memikirkan jawaban, "Dari kemampuan dan tekniknya yang hebat, kemungkinan iya" balas Yan Xue.
Para tamu yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan Keluarga Yan bergidik ngeri, jika apa yang dikatakan Yan Xue benar. Maka tidak seharusnya memprovokasi Lin Chen, namun apa daya. Mereka semua sudah menghina Lin Chen saat masih di halaman Kediaman Yan.
Lin Chen yang menyadari perubahan suasana karena dirinya menoleh ke arah Leluhur Yan dan berjalan menuju Yan Xue, "Kalian bisa tenang, aku disini hanya ingin bertemu dengan Yan Xue dan ingin memberikan ini" ucap Lin Chen mengeluarkan pedang berwarna merah dengan ukiran berbentuk api dan menyerahkannya pada Yan Xue.
Yan Xue terkejut dengan mata terbuka lebar saat melihat pedang ditangan Lin Chen, "I- Ini... Apakah kau serius ingin memberikan ini" ucap Yan Xue terbata-bata.
"Tentu. Dan tolong terima satu hadiah lagi" jawab Lin Chen mengeluarkan perhiasan berbentuk kalung dengan liontin giok yang cukup indah dan meletakkan di tangan Yan Xue.
Yan Xue merasakan hal aneh dari Lin Chen, Ia merasa ini bukan sekedar hadiah biasa. Ini seperti hadiah perpisahan, Yan Xue menatap Lin Chen dengan mata berkaca-kaca, "Apa... Apakah... Kita akan bertemu kembali?" tanya Yan Xue pelan dan tanpa sadar mengalir air dari ujung matanya.
Lin Chen yang melihat itu lekas menghapus air mata dari wajah Yan Xue, "Tentu, aku akan menunggu mu di Ibukota. Namun jangan menyusul ku sebelum mencapai Ranah Jalan Surgawi" ucap Lin Chen menepuk pelan kepala Yan Xue.
Yan Xue mengangguk kecil dengan wajah yang memerah seperti tomat.
"Aku pergi dulu" ucap Lin Chen di telinga Yan Xue.
Swosh...
Setelah mengatakan kalimat di telinga Yan Xue, Lin Chen menghilang di tengah-tengah tatapan semua orang.
Obrolan-obrolan terdengar di Aula Pertemuan, mereka mulai menduga-duga bahwa Lin Chen berasal dari keluarga tersembunyi, sebab tidak mungkin seorang pemuda berusia 15 tahun memiliki harta yang luar biasa terlebih lagi Ia memiliki guru yang berada di Ranah Half Saint.
"Hadiah yang dikeluarkannya sangat berharga, bukan hanya Pil tingkat emas. Tapi juga Senjata Perak tingkat Tinggi dan dia memberikannya dengan biasa, seperti barang yang tidak berharga sama sekali" ucap salah satu tamu undangan.
"Jika bukan karena hasutan Keluarga Tan, kemungkinan keluarga kami bisa menjalin hubungan dengannya" ucap pria paruh baya sedikit menyesal.
"Apalagi Ia murid dari pria misterius Ranah Half Saint" sahut yang lain.
Beberapa keluarga yang mendengar itu mengangguk setuju.
Di sisi lain Yan Xue menatap langit-langit ruangan dengan tatapan kosong dan tiba-tiba ada suara yang akrab dibenaknya.
Aku menyelipkan cincin penyimpan di bajumu, di dalamnya ada beberapa pil yang bisa digunakan untuk membantu mu dalam kultivasi
"Kakak. Apakah pria tadi pacarmu?" tanya gadis kecil disebelah Yan Xue.
Keluarga Yan secara serempak menoleh ke arah Yan Xue setelah mendengar ucapan gadis kecil.
"Apakah benar itu?" tanya Yan Zhong.
"Xue'er. Ibu mendoakan yang terbaik untukmu" ucap wanita paruh baya namun dengan penampilan yang cantik mengedipkan matanya.
"Ibu..." ucap Yan Xue menundukkan kepalanya.
Leluhur Yan yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya pelan. Meskipun perayaan ulang tahunnya kacau, namun Ia merasa senang cicit kecilnya yang keras kepala akhirnya merasakan yang namanya jatuh cinta.
...
***
Di Luar Kediaman...
Kini Lin Chen berada di salah satu gang kecil menatap Kediaman Keluarga Yan, "Sebenarnya aku ingin mengatakan 'menunggu mu di Tanah Immortal'. Tapi setelah melihat wajah mu yang berlinang air mata, siapa yang tahan. Dan yang lebih penting, waktu yang ku habiskan dengan orang tua ku masih terlalu singkat" guman Lin Chen.
Ia berjalan menuju keramaian kota, "Dan tentu saja aku harus menghilangkan semua ancaman yang bisa membahayakan keluarga ku" lanjutnya saat mengingat tentang Sekte Awan Biru maupun Pagoda Bayangan.
...
Lin Chen berkeliling Kota mencoba berbagai makanan hingga tidak terasa hari mulai gelap. Dengan cepat Ia bergegas mencari penginapan yang cukup besar, tentunya Lin Chen sudah berganti baju untuk menghilangkannya dari masalah saat memasuki penginapan.
"Tuan ingin menginap berapa lama?" tanya seorang wanita yang berdiri di meja resepsionis.
"Satu malam" jawab Lin Chen.
"Untuk biaya menginap satu malam dikenakan 4 tael emas"
Lin Chen merogoh bajunya dan mengeluarkan uang lebih kemudian berjalan ke lantai dua setelah mengambil kunci.
Setelah Lin Chen sampai, Ia merebahkan diri di atas tempat tidur menatap langit-langit ruangan, "Apakah keluarga ku baik-baik saja di Kota Xing" gumannya pelan kemudian memejamkan mata tertidur menuju alam mimpi.
...
***
*Bersambung...