Tak ada yang bisa menebak akhir dari sebuah perjalanan Cinta, bahkan kadang buta akan Serigala berbulu Domba.
Tak pernah menyangka akan akhir yang begitu tragis, sebuah pengkhianatan dari orang yang dicintai, bahkan bertahun-tahun menjalin ikatan, namun nyatanya hanya sebuah tipuan.
Apalagi kalau bukan demi harta dan tahta, itulah yang menjadi tujuan utama, tidak perduli akan kasih dan sayang yang di utarakan, dan Luka akan tetap Sakit pada Akhirnya.
Jangan bilang Tuhan tidak pernah adil pada kehidupan, pada kenyataannya DIA membuat apa yang di Tanam akan di Tuai, Sakit yang dirasakan tak akan sia-sia, luka yang tertoreh pasti akan ada obatnya, terkadang rasa sakit membuat kita menjadi Luar biasa.
Begitulah keajaiban kehidupan, akan tertulis dalam Novel you're AMAZING, perjalanan seorang wanita dengan semua lukanya, mampu bangkit dan berdiri kembali bersama dengan Laki-laki yang luar Biasa.
Salam sehat, semangat dan jangan lupa bahagia...Sinho.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertolongan
Hans terkejut dan bergerak cepat, mundur mencari perlindungan, sementara Sifa hanya bisa berharap yang terbaik untuk nya.
"Than!" Teriak Sifa tak lagi manggil honey saking histeris nya.
Tak ada kata-kata, Than langsung menyambar selimut untuk menutupi tubuh atas Sifa karena bajunya yang sedikit terkoyak, sesaat selimut menutupi seluruh tubuh Sifa bahkan wajahnya.
Disaat yang sama, Sifa mendengar sebuah teriakan kesakitan dari Hans, saat dirinya ingin melihat apa yang terjadi, disana Hans sudah ambruk dengan posisi mengerikan dan luka lebam di seluruh tubuhnya.
Sifa terbelalak melihat pemandangan itu, tanpa terasa sampai berteriak saat tangan Than berusaha membantunya.
"Jangan, lepaskan!" Tolak Sifa.
"Ini aku" ucap Than menyadarkan Sifa yang sepertinya sedang trauma dan ketakutan.
Sifa langsung menatap Than, lalu kini memeluknya setelah ikatan tangannya dilepaskan.
"Aku takut" ucap Sifa dalam tangisnya yang seketika pecah karena ketakutan yang luar biasa.
Than hanya membalas pelukannya, membelai rambut Sifa dengan lembut untuk memberikan ketenangan pada tubuhnya Sifa yang masih terguncang.
Anak buah Than kemudian masuk, satu perintah di berikan dan semua akhirnya di bereskan, Than masih memeluk Sifa dan tak melepaskannya.
"Aku mau" ucap lirih Sifa.
Than masih berusaha mencerna apa maksut perkataannya Sifa barusan.
"Mau apa?" Tanya Than yang tetap memeluk Sifa begitu juga sebaliknya.
"Aku mau menikah dengan mu" ucapnya lebih keras lagi.
Than terdiam, dan tangannya memeriksa kening Sifa, lalu menatap mata Sifa saat mendongak ke arahnya.
"Kamu demam, kita kerumah Sakit" ucap Than.
Namun Sifa menggeleng kan kepala, melepaskan pelukannya dan kini hendak beranjak pergi.
"Mau kemana?" Than membantunya berdiri.
"Aku ingin ganti pakaian" ucapnya.
Than berniat memapah, tapi Sifa menolaknya, dan berjalan perlahan menuju kamar mandinya.
Than membiarkan, namun matanya tak henti mengawasi, hingga pintu kamar mandi tertutup, ada rasa khawatir di hatinya, entah kenapa merasakan sesuatu yang tidak nyaman, saat melihat pintu itu tertutup dengan Sifa yang hanya terdiam.
Sepuluh menit berlalu, Than yang masih berada di Kamar Sifa mulai gelisah, merasa ada yang aneh, hingga akhirnya mengetuk pintu kamar mandi memanggil Sifa.
"Honey!?, kau baik-baik saja?" Tanya Than, namun tak ada jawaban.
Tak menunggu lagi, Than dengan cepat membuka pintu kamar mandi.
"Honey?!" Suara Than lebih tinggi, namun masih sepi dan hanya ada suara air Shower yang memancar.
Than langsung masuk ke dalam, aneh, tidak nampak Sifa, hingga pintu ruangan Shower di buka terbuka, dan_
"Sifa!" Teriak Than begitu terkejut mendapati Sifa sudah tak sadarkan diri dengan basah kuyup di bawah Shower dengan baju yang masih menempel di tubuhnya.
"Sial!" Umpat Than segera mengangkat tubuh Sifa.
Than tak peduli lagi, kondisi Sifa mengkhawatirkan, segera membalutnya dengan bathrob dan menggendongnya keluar Apartemen.
"Bawa ke Rumah Sakit!" Teriak Than memberi instruksi ke anak buahnya, kemudian masuk ke dalam mobil dan seketika melesat menuju Rumah Sakit.
Tiba di unit gawat darurat, Than di sambut oleh dokter Nick sahabatnya.
"Apa yang terjadi?" Nick heran melihat keadaan Sifa dan segera menanganinya.
Tenaga medis wanita di perintahkan untuk membuka baju Sifa yang basah dan segera diganti, lalu kemudian Nick kembali menangani beserta Tim, butuh waktu setengah jam untuk membuat kondisi Syfa kembali aman.
"Bagaimana?" Tanya Than saat melihat sahabatnya itu keluar dari sebuah pintu.
"Keadaannya parah tadi, sekarang aman, demamnya juga mulai tertangani, apa yang sebenarnya terjadi, bajunya terkoyak, ada luka lebam di beberapa tempat seperti sebuah paksaan" ucap Nick dengan wajah heran.
Than lalu menceritakan semuanya, Nick ikut merasa geram, lalu memerintahkan anak buatnya untuk proses visum sebagai alat yang bisa di gunakan Than di jalur hukum.
"Penjarakan dia seumur hidup Than, laki-laki bang-sat seperti itu tak usah di beri ampun" dengan geram Nick mengatakan.
Than pun ngangguk tanda setuju, jelas apa yang di perbuat Hans ke Sifa tak bisa dia maafkan lagi.
"Aku sudah atur semuanya, dia tak akan aku lepaskan, pengacaraku yang akan mengurusnya"
"Bagus, semua bukti visum ini akan menguatkan tuntutan, dia tak akan bisa lolos, dasar laki-laki brengsek" ucap Nick.
Than terdiam, lalu duduk dan terlihat merenung, Nick seolah tau apa yang dipikirkan oleh sahabatnya, lalu mengikutinya dan kini duduk disamping memberikan semangat.
"Jangan khawatir, Sifa aman, aku pastikan, laki-laki sialan itu tidak sampai melakukan hal yang lebih jauh, kehormatannya masih terjaga" ucap Nick.
"Syukurlah" jawab Than yang nampak lega.
"Than, boleh aku bertanya?" Tanya Nick.
"Hem, ada apa?"
"Seandainya Sifa sudah ternoda, apa yang akan kau lakukan?" Tanya Nick.
"Aku akan tetap menikahinya"
"Penyakit itu?, kau tau resikonya bukan?"
Than tersenyum, lalu menepuk bahu Nick.
"Kau Dokter Nick, tentu saja aku akan berkonsultasi denganmu, bagaimana aku bisa aman melakukan hubungan dengan orang yang berpotensi mengidap penyakit berbahaya itu" Than tersenyum.
"Good" Nick membalas dengan senyuman bangga pada sahabatnya.
Lalu kemudian Nick pamit ke Than untuk melanjutkan memeriksa keadaan Sifa kembali, disaat itulah Nick merasa lega karena ternyata Sifa sudah sadar kembali.
"Kau baik-baik saja?" Nick akan memegang dahi Sifa, namun sangat terkejut akan respon Sifa yang dengan cepat menghalau tangannya, bahkan cukup keras menepis nya.
"Saya kotor" ucap Sifa, dengan air mata yang menggenang.
Nick sadar, jika rupanya satu pasiennya ini mungkin masih mengalami trauma hebat dalam hidupnya.
Nick masih terdiam dan memperhatikan, bahkan Sifa tak menoleh kearahnya saat berbicara, seolah menutup akses bagi orang asing yang mendekatinya.
"Kau aman, tidak terjadi apapun dengan mu Sifa" ucap Nick.
Masih tetap tak ada reaksi, justru kesedihan yang dalam terpancar di matanya.
Nick tak ingin memaksa, lalu meminta bantuan tenaga medis perempuan untuk memindahkan Sifa dan melakukan observasi penuh.
Kemudian Nick berjalan keluar kembali untuk menjelaskan keadaan terkini Sifa ke Than yang masih duduk setia menunggu di ruang yang disediakan.
"Ada apa?" Tanya Than penasaran akan wajah Nick.
"Sepertinya keadaan Sifa tidak baik-baik saja"
"Apa?!, aku akan bawa ke Singapura" spontan Than berdiri.
"Ck, bukan masalah fisiknya, kalau itu aman-aman saja, tapi mentalnya Than, mentalnya!" Sahut Nick berusaha menjelaskan.
"Maksudnya?" Than terkejut akan penjelasan yang diberikan.
"Sifa mengalami trauma, dia merasa kotor dan mungkin akan menjauh dari mu, respon menolaknya sangat cepat saat aku dekati, seolah siapapun yang mendekat, adalah sebuah ancaman "
Deg!
Wajah Than nampak cemas seketika, lalu bertanya tindakan apa yang bisa dilakukan sekarang ini pada Sifa.
Jangan lupa KOMENnya, LIKE, VOTE, HADIAH dan tonton IKLANNYA.
Bersambung.
kyknya hrs memunculkan pesaing biar mereka sadar akan perasaannya..