Olivia baru pertama kali berpergian tanpa pantauan kedua orang tuanya yang sangat posesif. karna rasa penasaran akan seperti apa dunia malam membuat Olivia masuk dalam penjara tawanan gairah pemuda impoten, Keenan Pradipta.
Percintaan panas yang terjadi satu malam menjadi alasan kuat Keen untuk menjadikan Olivia sebagai istrinya.
“Gairahku hanya ada padamu, cantik. Lalu kenapa aku harus melepaskanmu?” tanya Keen dengan tangan yang melingkar mesra dipinggang Olivia.
“Gairah-gairahmu kenapa juga aku yang menderita, ha? dasar pria gila impoten lagi!” umpat Olivia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TCPI 2
Lama menunggu teman Oliv yang memesan minum itu tidak kunjung kembali, bahkan Oliv sudah risih dengan tatapan mata pria yang lewat. Apa lagi Keen yang sebenarnya tidak perduli dengan apa yang mau Oliv lakukan.
“Om, jangan mandangin aku terus dong. Jadi orang mesum amat!” ucap Oliv kepada Keen yang sebenarnya tidak ada menatap Oliv sedari tadi.
“Dih.. Apaan ni bocah, sok cantik amat!” umpat Keen didalam hati, ia bangkit dari duduknya karna merasa aneh dengan bocah di sampingnya.
Tapi, pandangan mata Keen sedikit terganggu kepada tatapan mata pria-pria asing yang terus memperhatikan Oliv. Benar-benar mengusik hati kecil Keen, ia seakan tidak senang dengan itu.
“Kau berhati-hatilah, banyak pria mesum sepertiku yang sedang memperhatikan dirimu.”
Apa yang dikatakan Keen membuat Oliv langsung melihat sekelilingnya, susah payah ia menelan salivanya sendiri. Baru Oliv ingin mengatakan sesuatu Keen sudah melangkah pergi meninggalkannya.
“Bodoamat! Mana ada anak baik-baik masuk ke dunia kelam seperti ini,” Berusaha untuk tetap bodoamat sesuai sifat dasar.
Sementara Oliv lega melihat Keen sudah bangkit, ia langsung tersenyum kala dua temannya itu datang.
“Ini minuman untukmu, setelah kau minum.. Datanglah kekamar ini,” Cia memberikan satu gelas minum berwarna sedikit kuning dan juga memberikan nomor kamar yang perlu didatangi Oliv nanti.
“Kami mau melihat mobil dulu, katanya lagi rusak.. Kau tidak apakan kami tinggal sendiri?” tanya Rani, ia dan Cia saling memberi kode satu sama lain.
“Oh tidak papa, nanti kalian tinggal nyusul aja di kamar ya..” Oliv bahkan tidak ada rasa curiga sedikitpun.
“Iya, Oliv.. Kami pergi sebentar,” Keduanya pamit meninggalkan Oliv yang sedang menikmati minuman aneh itu.
Oliv menatap gelas yang sudah kosong di tangannya itu. “Ini minuman apa? Rasanya sangat aneh, ihhhh..” Oliv meletakkan kembali gelas kosong itu di meja.
Tangan Oliv mengambil kaca yang tersimpan di tas nya, bercermin memastikan jika rambutnya tidak berantakan malam ini. Oliv sudah sangat siap bersenang-senang seperti temannya katakan. Sebelum itu Oliv mematikan ponselnya, dimana terdapat banyak pesan dari sang Mami.
“Mami.. Oliv mau bersenang-senang dulu, sebelum masuk kedalam penjara Paman Aksa..” ucap Oliv sembari bangkit.
“Kamar 23?” Oliv melihat tangga yang mana Keen tadi pergi ke arah sana. Didalam hati Oliv berharap semoga tidak bertemu dengan Om mesum itu.
Sementara itu, Raga memastikan semua fasilitas kamar sudah sangat nyaman untuk Keen. Karna Keen merupakan tipe pria yang suka rapih dan sangat benci dengan hal yang berantakan. Bahkan untuk hal yang seperti ini, Keen selalu meminta semuanya harus rapih dan terjaga.
“Sudah, Tuan.. Wanitanya sudah mau masuk, aku akan datang menjemput besok,” ucap Raga yang mana hanya Keen angguki saja.
Saat Raga membuka pintu, ia terkejut melihat wanita cantik yang ternyata juga ingin membuka pintu.
“Ah, kau yang punya kamar ini?” tanya Oliv kepada Raga yang bingung sebenarnya.
“Iya..” Jawabnya cepat, ia menatap dari atas sampai bawah wanita yang dipesan. Sungguh Raga ragu akan keahlian wanita ini dalam ranjang, terlihat masih kecil dan tidak mungkin bisa membangkitkan hasrat yang Keen miliki.
“Bodoamat deh, yang terpenting tugas saya sudah selesai..” gumam Raga didalam hati, ia melangkah pergi meninggalkan Keen dan Oliv.
Kepergian Raga membuat Oliv tersenyum senang, ia langsung masuk sembari terus menggaruk lehernya yang gatal sekali setelah meminum dari Cia dan Rani tadi. Kala Oliv berbalik badan, ia terkejut melihat Keen yang duduk manis disofa.
“Loh, Om mau apa disini?” tanya Oliv dengan kedua tangan berkacak pinggang.
Bukan hanya Oliv saja yang terkejut, Keen pun lebih terkejut lagi. Wanita yang sok cantik itu ternyata wanita bayaran untuknya malam ini.
“Sudah kuduga, kau hanya wanita malam tapi bertingkah seperti wanita baik-baik,” ucap Keen dengan nada ketus.
“Wanita malam? Aku tahu, Om.. Ini emang malam, lalu kenapa kau menyebutku wanita malam?” tanya Oliv dengan wajah lugunya, ia melangkah duduk disamping Keen yang menatapnya aneh.
Sejujurnya Keen tidak tahu, apakah Oliv benar-benar polos atau mungkin hanya pura-pura polos saja. Tanga Oliv terus menggaruk area lehernya bahkan melepas cardigan yang ia pakai. Hingga terbukalah bahunya, Keen menelan ludah kala melihat bahu indah milik Oliv.
Merasa seperti ada herpaan aneh disekitar tubuhnya, apa lagi Oliv yang terus mendesis seperti itu.
“Aku tidak tahu, tubuhku terasa gatal..” Oliv mengadu kepada Keen yang terus saja menatapnya.
“Om, kok lihatin Oliv terus si?” Pertanyaan Oliv membuat Keen tersadar, ia langsung mengusap usap wajahnya yang sudah berpikir macam-macam.
“Jangan panggil aku, Om.. Aku tidak setua itu, apakah aku menikah dengan tantemu apa?” tanya Keen dengan raut wajah tidak suka, ia menenggak habis minum yang ada di meja.
Sudah banyak waktu yang terbuang karna Oliv selalu bertanya hal-hal tidak jelas. Keen sudah sangat penasaran dengan gairahnya sendiri, ia ingin membuktikan jika memang ada gairah liar itu pada tubuhnya.
“Kau harus bisa membuktikan malam ini, Honey..” ucap Keen sembari menarik tangan Oliv untuk duduk di pangkuannya.
Oliv sudah dikuasai oleh efek minuman yang diberikan oleh dua temannya tadi, hingga ia hanya pasrah kali ini bahkan menatap Keen dengan tatapan sendu. Jujur Keen semakin gila melihat tatapan Oliv itu, benar-benar ia belum merasakan gairah ini sebelumnya.
“Tatapanmu seolah menantangku, Baby?”
Perlahan Keen melakukan pagutan pada bibir Oliv dengan gerakan yang sedikit terburu-buru. Tangannya terus menggerayangi bagian dada Oliv, hingga keluarlah suara rintihan dibalik pagutan bibir itu. Oliv tidak tahu apa yang sedang Keen lakukan, ia ingin lebih lagi dari ini sebenarnya.
Keen terus menikmati setiap jengkal tubuh Oliv, dengan sangat mudahnya Keen membawa tubuh Oliv untuk berbaring di ranjang. Satu-persatu Keen membuka kancing kemejanya sambil menatap kearah Oliv yang terus bergerak kesana-kemari.
“Rasanya sangat panas sekali, cepat sentuh aku..” pinta Oliv dengan nada yang sangat membuat Keen bergairah.
Sebenarnya Keen hanya ingin membuktikan apa juniornya berdiri atau tidak, tapi gairah ini membuatnya sudah hilang akal. Bahkan kala Oliv membuka satu persatu pakaiannya sendiri, disaat itulah milik Keen menegang sempurna. Sungguh Keen sangat terkejut dengan kenyataan ini, ia menatap tidak percaya kearah gadis yang terus menggoda dirinya itu.
“Apa? Apakah aku mimpi?” Keen terus memukul pipinya sendiri, ia memang tidak mimpi sekarang. “Semua ini nyata? Ahhhh..” Keen memejamkan mata kala benar-benar merasakan gairah yang sangat ia inginkan.
Sudah lebih dari 20 wanita yang ia tes, tapi tidak ada satupun yang berhasil membangkitkan gairah yang ia miliki. Tapi, saat ini.. Gadis kecil seperti Oliv telah berhasil membuat gairah Keen yang telah terpendam itu bangkit.
“Ck, ternyata kau wanitanya. Setelah malam ini aku akan menikahimu, dan tidak akan membiarkan dirimu pergi dariku!” ucap Keen dengan sangat tegas sambil perlahan naik keatas tempat tidur menimpa tubuh Oliv.