Follow ig author yuk🙌🏻 @hhnsaaa_
___
Dijodohkan memang tidak enak, maka dari itu Bella memilih jalan nya sendiri, dan untung nya Gevano menerima kenyataan itu dan memilih membantu Bella untuk menikah dengan lelaki pilihan nya.
Saat usai menikahkan Bella dengan lelaki yang di mau nya, Gevano pun mendapat keberuntungan yang begitu berharga dan sangat bernilai. Andina Putri.
Wanita 22 tahun, yang menjadi pelampiasan lelaki pilihan Bella, memilih untuk pasrah dan menerima takdir nya yang ditinggal pergi.
Tetapi tak berselang lama, datang bak pangeran berkuda, Gevano melamar nya.
Akankah mereka hidup bahagia? Sanggup kah Gevano dengan tingkah laku Andin yang begitu di luar kepala?
___
Cerita ini berdasarkan khayalan author semata jadi jangan baca deskripsi, cukup baca tiap bab dan jangan lupa tinggalin jejak berupa like & komen.
Mohon pengertiannya ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanisanisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 ! Warning
Gevano masuk ke dalam kamar nya lagi dan meletakkan hp nya di atas nakas.
"Kebiasaan mandi nggak bawa handuk" gumam Gevano segera mendekati kamar mandi sembari mengambil handuk milik Andin.
Saat Gevano hendak mengetuk pintu, terdengar suara nyanyian dari dalam yang membuat Gevano tersenyum disertai kekehan.
Ceklek
Gevano tak sengaja menekan knop pintu itu yang dia kira di kunci dari dalam. Tapi ternyata salah, Andin memang tak pernah mengunci pintu.
"Ini kalau bukan aku yang masuk, bisa-bisa teriak sampai banting-banting barang di dalam" gumam Gevano ragu untuk masuk.
Tapi saat mendengar nyanyian Andin lagi, Gevano segera masuk.
"Merdu banget Sayang suara mu" puji Gevano mendapat teriakan dari Andin yang langsung berjongkok.
Ia sedang berjoget dan menari di bawah shower dengan keadaan polos.
Gevano terkekeh. "Kok di tutupin? Aku udah liat dan ngerasain semua itu?" Andin mendongak dan berdiri untuk mematikan shower sejenak.
"Salah kamu sendiri, ngapain main masuk? Minimal ketuk pintu dulu lah, sopan dikit" oceh Andin mencoba untuk tak malu dan bersikap biasa saja walau tubuh nya tak di tutupi apapun.
Glek
Gevano menelan ludah nya menatap lekukan tubuh Andin yang memang begitu candu bagi nya.
"Kamu lupa handuk mu tadi" ucap Gevano menunjukkan handuk yang ada di tangan nya.
"Oh, yaudah gantung sana. Terus keluar, aku masih mau mandi" Andin mengusir dengan nada ketus.
"Nggak" tolak Gevano segera menaruh handuk itu di samping bathub.
"Ih kotor itu nanti handuk nya, kalau kotor aku pakai apa keluar nya" protes Andin hendak melangkah maju.
Gevano segera menahan dan memeluk Andin erat. "Pakai aku kan bisa" bisik Gevano sensual.
"Gev, nanti malam aja ya? Jangan sekarang, masih terlalu siang ini tuh" melas Andin tak di gubris oleh Gevano.
Diri nya sudah fokus pada mahakarya yang ada di tubuh Andin, benar-benar sempurna.
"Ini kok makin besar ya.." ujar Gevano sembari meremmas salah gunung kembar milik Andin.
"Ahh jangan di remmas!" tegur Andin di sela dessahan nya. Gevano tertawa kecil.
"Udah terlanjur, mari kita bikin sekarang!" Gevano langsung menerkam Andin dengan ganas, membuat Andin mengeluarkan dessahan merdu nya.
Gevano segera melepas seluruh pakaian dan menyalakan shower untuk pelengkap bunyi kulit mereka yang akan beradu.
Andin terus mendessah menerima terkaman dari Gevano yang begitu dahsyat dan membuat diri nya seperti cacing kepanasan.
Dengan terburu-buru Gevano memasukkan senjata nya ke dalam goa yang sudah habis di cukur hutan rimba nya.
"Ahh nikmat ahh.." Gevano mengangkat tubuh Andin agar memudahkan pergerakan mereka.
Dan Andin hanya bisa pasrah dan memeluk Gevano erat agar tidak jatuh, dia tak bisa menahan serangan bertubi-tubi dari Gevano, mulai dari atas hingga bawah, semua mendapat serangan.
Dessahan kedua nya bersahutan merdu di dalam kamar mandi yang menjadi saksi betapa ganas kedua nya saat bermain.
Peluh tercampur dengan air mengalir membuat Gevano tak merasa lelah.
Guncangan dari gunung kembar Andin dan bagian nya yang terasa di jepitt begitu nikmat tiada tara.
"Ahh mau keluar ahh.."
Gevano segera mematikan shower dan menurunkan Andin untuk mencari posisi yang nyaman sebagai pelepasan kedua nya.
"Kita ke kasur" Gevano langsung menarik Andin walau dengan keadaan basah kuyup.
Membuat kasur mereka ikut basah. Tapi Gevano tak peduli, dia kembali memasukkan senjata nya ke tempat favorit nya.
Tak berselang lama Andin lebih dulu mengalami pelepasan, barulah Gevano yang langsung lemas di atas tubuh Andin.
"Nanti bikin lagi ya.. Kita harus rutin" ucap Gevano setelah diam cukup lama dan membiarkan senjata nya mengeluarkan cairan di dalam rahim Andin.
"Messum banget ih, istirahat sehari emang nggak bisa?" ucap Andin dengan nafas mulai stabil.
"Nggak, aku udah 27 tahun nahan ini, dan ini akan jadi santapan favorit ku setelah ini. Asal itu sama kamu" balas Gevano segera berguling ke samping dan mendekap Andin.
"Oh ya? Jadi kamu ngelakuin pertama kali itu sama aku?" tanya Andin di angguki Gevano.
"Aku dulu paling anti yang nama nya perempuan, bahkan waktu bersekolah dulu aku sering punya berita kalau aku itu gay" jawab Gevano bercerita masalalu nya.
Andin menoleh menatap wajah Gevano. "Kalau sekarang kamu nggak gay kan?" Gevano langsung menyentil kening Andin pelan.
"Dari dulu aku nggak pernah gay, aku cuma belum nemu yang pas dulu. Tapi waktu ketemu sama kamu, aku langsung tertarik" Andin tersipu mendengar cerita Gevano.
"Berarti aku cinta pertama kamu dong?" Gevano menggeleng setelah berpikir, membuat Andin mengerucutkan bibir nya.
"Tadi kata nya baru aku doang yang bisa bikin kamu tertarik"
"Iya, tapi cinta pertama ku Grandma dan Mama, walau sekarang udah di gantikan oleh kamu" ucap Gevano menjelaskan.
Andin kembali tersenyum dan memutar tubuh nya agar berhadapan dengan Gevano dan bisa membalas dekapan hangat Gevano.
"Jadi makin sayang deh" ucap Andin mengecup bibir Gevano sekilas.
"Kok cuma bentar doang? Yang lama dong" protes Gevano langsung mencium Andin ditambah lummatan yang membuat kedua nya kembali hanyut.
Dan.. Mereka kembali melakukan nya untuk yang kesekian kali nya. Gevano benar-benar tiada kenal lelah.
Selimut yang tadi sempat menutupi tubuh kedua nya kembali terlempar menampilkan tubuh toples mereka yang beradu.
"Woman on top" cetus Gevano langsung membuat Andin sumringah dan beranjak.
Kini, Gevano memilih pasrah dan menyerahkan semua pada Andin yang akan memimpin permainan.
Gerakan ekssotis Andin membuat Gevano merasa terbang melayang, sesekali tangan nya meremmas gunung kembar dan melahap nya layak nya bayi kehausan.
Setelah Andin bergerak nya mulai terasa lambat, Gevano langsung membantu menguncang Andin dari bawah yang membuat Andin makin lemas tak berdaya.
Hingga kedua nya melakukan pelepasan lagi, dan menyudahi permainan.
"Kamu selalu luar biasa" bisik Gevano sembari menggendong Andin ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh mereka yang lengket karena keringat, padahal AC tetap hidup dan suhu nya lumayan dingin. Andin tersenyum miring mendengar pujian Gevano untuk nya.
Benar kan kata nya? Gevano selalu tergila-gila pada nya, jika sudah berurusan dengan ranjang, walau kedua nya sama-sama pemula.