"Ayah! ibu! kakak! Dimana kalian semuanya, hiks..."meraung Jeony sejadi-jadinya melihat anggota keluarga yang sudah tak bernyawa akibat kecelakaan beruntun yang menimpa keluarga pak Loey Christian.
"Kenapa tuhan? Kenapa engkau mengambil semua orang yang hamba sayang tuhan, hiks..."jeony meraung sejadi-jadinya di tempat kejadian yang dimana kondisinya pun saat ini juga tidak memungkinkan.
Ya memang benar adanya saat ini kondisi jeony pun begitu memprihatinkan. Karena kejadian naas itu yang membuat jeony mengalami patah tulang cukup parah yang membuat jeony harus menjalani serangkaian operasi estetika dan orthopedi agar dapat menyelamatkan nyawa jeony yang hanya tinggal menghitung jam.
Setelah melakukan serangkaian operasi, akhirnya nyawa jeony pun berhasil di selamatkan. Waktu terus berlalu hingga perubahan pada Jeony pun semakin terlihat jelas bahkan jeony dianggap seperti orang gila oleh warga sekitar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyajenkpankestu_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Flashback On…
Pertukaran antara jeony dan mayat sakaratul maut…
Saat dokter gita sibuk dengan ponsel untuk menelpon sang ayah, sedangkan para perawat yang ditugaskan lagi dalam jam istirahat. Disitulah kesempatan emas para bawahan pak fuad untuk menjalankan tugas mereka. Ada beberapa yang menyamar sebagai perawat abal-abal untuk menyuntikan caranya obat tidur di infus jeony dan beberapa bawahan lain membawa mayat yang hampir kehilangan nyawa dan wajah mayat itu begitu mirip dengan wajah jeony yang saat ini terlihat pucat dan lemas.
Kemudian, para perawat dengan cepat membopong tubuh jeony lewat jalan rahasia rumah sakit. Sedangkan mayat yang hampir sekarat, lalu ditidurkan di brankar dimana jeony yang asli sudah di masukkan kedalam mobil untuk dibuang jauh untuk menghilangkan jejak pembunuhan berencana yang sudah disusun rapi oleh pak fuad, selaku dalang di balik kecelakaan maut yang menimpa keluarga Christian.
Flashback Off…
Tak lama kemudian, saat ini dan di tengah malam yang mencekam ini, para bawahan sudah membawa jeony ke jalan raya yang tidak terlalu padat penduduk dan jauh dari lingkup hidup di perkotaan. Kemudian, secara perlahan, jeony pun dikeluarkan. Berjalan dengan hati-hati, suruhan pak fuad meletakkan jeony yang sedang tertidur pulas di sebuah gunung lusuh yang berdekatan dengan pos ronda.
"Woyy!! Ayo kita letakkan disini anak keturunan orang bangsat guys"ucap ferby dengan pelan, tetapi penuh dengan penekanan kata di setiap ucapannya.
"Ayo guys. Hati-hati, biar tidak ada yang curiga"timpal madan sembari meletakkan tubuh joeny dengan hati-hati.
"Yoi bro"sahut kedua orang suruhan yang juga ikut membopong tubuh ringkih joeny dengan sangat hati-hati.
Saat ini, empat orang bawahan, sudah meletakkan tubuh jeony dengan baik. Serta tak lupa, madan meletakkan kursi roda serta tongkat jalan di samping gubuk lusuh tersebut. Pada saat meletakkan tubuh joeny yang ramping serta berkulit brown langsat. Disaat yang bersamaan, febry tak sengaja melihat p*y*d*ra bersih jeony yang cukup besar serta sedikit membusung keluar membuat para laki-laki yang membopong tubuh jeony pun menelan air liur mereka masing-masing. Serta, saat itu juga pikiran para bawahan itu semakin liar dan membayangkan tubuh jeony yang sedang mereka berempat nikmati secara bersamaan.
"Besar juga punya ini cewek. Gue cip*k sedikit boleh nggak" ucap ferby sembari terus menatap tubuh joeny dengan yang sulit diartikan.
Hal yang sama, juga dilakukan oleh madan yang terlihat begitu menginginkan tubuh jeony tertidur begitu nyenyak.
"Gue kekep dirumah saja ini cewek, sekalian gue menikahi ini cewek lalu mengandung benihku dalam rahimnya yang masih sempit" ucap madan dalam hati sambil terus memperhatikan setiap inci tubuh jeony yang tidur secara terlentang.
Disaat mereka sibuk berkhayal dengan imajinasi mereka masing-masing, saat yang bersamaan, terdengar sayup suara seorang yang sedang berbicara. Seketika, langsung febry, madan dan dua para bawahan bergegas masuk kedalam mobil, lalu dengan kecepatan tinggi mereka meninggalkan gubuk ringkih dan tinggal sekarang jeony yang berdiam tertidur seorang diri di gubuk ringkih tersebut. Serta melaporkan kepada pak fuad, jika tugas febry dan para bawahan sudah dilakukan dengan baik.
Malam yang sunyi, berganti pagi yang cerah. Sekarang, jeony pun membuka mata secara perlahan. Kemudian, beberapa setelah melihat di sekeliling. Sontak, jeony pun berteriak begitu kencang, seraya menyebut nama anggota keluarga begitu keras bak seperti orang gila yang keluar Dari rumah sakit jiwa.
Arrgghhh…
Ayah…
Bunda…
Kak Joef…
Kak gita…
Dimana kalian semuanya, aku takut sendiri…
Arrgghhh…
Menjelang siang hari, jeony masih berteriak dengan kencang, bak pasien ODGJ yang seraya meminta makan secara paksa. Hingga, membuat para warga sekitar yang mendengar teriak itu, langsung berbondong-bondong serta membawa alat seperti sapu lidi untuk menghakimi jeony yang terus berteriak tiada henti.
Beberapa warga yang sudah membawa alat mereka masing-masing saat ini sudah sampai gubuk ringkih dengan pos kamling yang sekarang sedang dibersihkan oleh warga setempat. Sontak, hal tersebut mengejutkan ustazah muda bernama ustadzah azka yang sedang membersihkan kaca jendela dengan kemoceng panjang.
"Waduh para warga, kenal kalian berbondong-bondong kesini seperti ingin berdemo ya"ucap ustazah azka serta melihat para warga yang begitu marah.
"Gini ustad. Kita semua disini ingin melaporkan, jika di rumah gubuk dekat pos kampung nomor dua. Lebih tepatnya, di rah gubuk tua, terdengar suara teriakan seorang perempuan yang keras ustad"keluh kesah warga bernama hadi sembari menepuk pukulan baseball untuk menghakimi joeny yang tak mengetahui hal apapun.
"Benar apa yang dikatakan pak hadi bu ustad. Kita semua para warga disini terganggu dengan suara itu bu ustad"timpal bu jihan yang sudah begitu emosi.
"Kalian jangan main-"
Belum selesai ustazah azka berbicara, saat itu juga ucapan bu ustad hanya dianggap angin lalu oleh para warga.
"AYO KITA HABISI PEREMPUAN ITU…"teriak para warga penuh emosi seraya berjalan
"AYO!!..."teriak para warga dengan serentak.
Saat itu juga, para warga pun berjalan mendekat ke arah gubuk ringkih, yang dimana sumber suara teriakan itu berasal. Kembali lagi pada jeony yang sekarang sudah berhenti berteriak. Akan tetapi, entah sebuah kebetulan atau tidak. Yang ditunggu oleh warga, muncul dengan sendirinya. Saat ini, jeony pun sedang keluar dari rumah gubuk dengan kursi roda khusus yang sudah di desain agar nyaman di pakai oleh joeny saat ini. Tak lupa juga, jeony membawa beberapa lembar baju satu set serta di dalam tas serta tongkat untuk jalan yang sudah diletakkan oleh di bawah tempat dudukan kursi roda.
Kembali kepada para warga. Yang sudah berteriak dari kejauhan saat melihat jeony terus mendorong kursi roda begitu kuat, sambil melangkah lebih cepat untuk mengejar jeony yang sudah terkejut terlebih dulu dan melarikan diri dengan mendorong kursi roda dengan tergesa-gesa.
"Berhenti wanita gila!"
"Berhenti wanita stress!"
Beberapa warga terus meneriaki jeony yang tengah berlari menjauh di depan mereka.
"Pak Hadi! Tangkap wanita itu pak!"
"Dia adalah gadis gila! Dia gadis ODGJ pak"
Seruan dan hentakan yang begitu keras, membuat perempuan berambut lurus panjang semakin ketakutan. Tetapi, tidak membuat langkah terhenti dan tangan mungilnya terus mengayuh kursi roda sekuat tenaga. Jeony, terus berlari dengan mengayuh kursi roda menuju jalan raya. Jeony ingin menjauh dan menghilang dari siapapun yang mengenalnya.
Dengan nafas yang hampir habis, joeny ingin beristirahat. Akan tetapi, seluruh warga terus semakin mengejar. Seberapapun banyak orang yang menghadang, jeony berusaha untuk terus menerjang dan menerobos untuk menuju jalan raya.
"Masukkan saja orang gila itu ke rumah sakit jiwa"
Saat jeony sibuk mengayuh kursi roda. Di saat yang sama, ada sentakan seorang pria yang baru saja jeony lewati yang membuat air mata menetes sembari terus mengayuh dengan sekuat tenaga. Sembari terus mengayuh, saat itu juga teringat sebuah memori lama yang membuat jeony terus menggelengkan kepala sambil berbisik lirih."Aku nggak gila, aku nggak gila dan aku bukan tawanan rumah sakit jiwa hiks… hiks…"
semangatt thorrr/Drool//Drool/