"Maukah kau menikahi ku, untuk menutupi aib keluarga ku?" tanya Jisya pada seorang satpam yang diam menatapnya datar.
Kisah seorang gadis yang lebih rela di nikahi oleh seorang satpam muda demi tidak menikah dengan seorang pengusaha angkuh dan playboy.
Sanggupkah satpam datar itu bertahan di tengah-tengah keluarga istrinya yang sering menghinanya? atau dia memilih pergi saja? dan siapa kah sebenarnya satpam muda itu?
Mari ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salsabilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sama Saja
"Tidak, aku baik-baik saja." Jisya memilih tetap tak ingin jujur tentang wanita tadi yang mengangkat panggilannya.
"Kau tidak mengajakku untuk ke rumah keluarga mu?" tanya Arga kepada istrinya karena baru saja gadis itu pamit untuk pulang dan tidak mengajak dia untuk ikut bersamanya.
"Ya sudah, kalau misal Mas mau ikut, ayo kita berangkat sekarang sebelum mama datang kemari mencari ku." ajak Jisya segera.
,,,
"Kenapa kau membawa laki-laki itu lagi datang ke rumah ini, Jisya!" terdengar teriakan mama Sua saat Jisya baru tiba di ambang pintu bersama suaminya.
"Memang kenapa, ma? Mas Arga kan suami ku, jadi wajar saja kalau dia datang ke sini, ma." jawab Jisya.
"Jisya!" bentak Sua.
"Sua." Damar menegur sikap istrinya. Karena pria paruh baya itu tidak ingin jika putrinya akan meninggalkan rumah dan memilih ikut bersama suaminya yang Damar anggap tidak akan mampu untuk menghidupi putrinya hanya dengan mengandalkan gaji satpam.
Sua berdecak dan pergi dari hadapan suaminya dengan perasaan dongkol.
Jisya pun naik ke atas kamar bersama suaminya.
Seusai wanita itu membersihkan tubuhnya, dia langsung naik ke atas kasur dan berbaring di atas sana dengan posisi menyamping memikirkan apa yang dia dengar tadi di seberang panggilan telepon suaminya.
Tiba-tiba sebuah tangan kokoh memeluknya dari samping. Gadis itu tersentak kaget, saat melihat jika pria itu adalah suaminya.
Beberapa hari menjalani pernikahan, ternyata Arga tak pernah tidur di atas ranjang istrinya. Pria itu memilih untuk tidur di atas sofa.
Tapi tiba-tiba malam ini Arga naik ke atas ranjang dan langsung memeluknya. Perlakuan pria itu membuat Jisya benar-benar terkejut.
"Ada apa, Ma---" belum sempat wanita itu menyelesaikan ucapannya, Arga sudah menyerang b*b*rnya dengan penuh kelembutan.
Jantung Jisya seperti ingin meloncat keluar dari tempatnya saat Arga tiba-tiba melakukan itu padanya. Dia sangat kaku karena ini pengalaman pertama dalam sejarah hidup gadis itu.
"Apa bisa? Aku menginginkannya..." terdengar suara berat dari bibir Arga.
Jisya ingin menolak. Tapi tentu saja itu tidak akan berhasil, karena Arga tidak akan menerima penolakan.
,,,
"Jisya mana, bi!" panggil Sua saat ingin makan malam tapi putrinya belum terlihat.
"M-maaf, nyonya. Tapi sepertinya nona Jisya sudah tidur, karena saya sudah mengetuk-ngetuk pintu kamar nona, tapi tidak ada yang membukanya, nyonya." jawab bibi yang baru saja dari kamar Jisya untuk memanggil Jisya makan malam atas perintah mama Sua. Tapi hasilnya nihil karena tak ada yang membuka pintu kamar Jisya.
Mendengar penjelasan bibi. Sua ingin berdiri dari duduknya untuk memanggil putrinya di kamar.
Belum sempat wanita paruh baya itu melangkah, dia sudah dihentikan oleh Papa Damar. "Biarkan saja dia Sua, mungkin sebentar lagi dia akan turun makan malam."
"Tidak ada drama dong malam ini. Karena menantu miskin mama tidak ada di sini." ejek Arini.
Hanya Arya adik bungsu mereka yang tak pernah mencampuri urusan orang dewasa atau menghina kakak iparnya. Karena Arya sama seperti kakaknya Jisya tidak gila akan harta.
,,,
Terdengar isak tangis dari bibir Jisya yang berusaha wanita itu tahan agar tidak mengganggu tidur suaminya yang akan membuat pria itu terbangun.
Jisya merasa ada penyesalan dari dalam hatinya telah memberikan kehormatannya kepada Arga yang dia anggap sama saja seperti Malvin. Laki-laki yang suka mempermainkan wanita.
"Kenapa? Kau tidak rela memberikan mahkota mu pada seorang laki-laki miskin seperti ku? Sehingga kau menangisinya?" terdengar suara Arga yang tiba-tiba terbangun dari tidurnya.
Glek!
Jisya mengusap cepat air matanya saat menyadari pria itu terbangun.
Dia menggeleng cepat membantah tuduhan suaminya barusan. Karena dia memang tidak sama seperti keluarganya yang gila harta.
Tiba-tiba Arga memegang dagunya. "Aku pikir kau berbeda dengan keluarga mu yang rakus harta itu, ternyata kau sama saja seperti mereka..." ucap Arga perlahan pegangannya mulai menyakiti istrinya.
"Arkh... K-kau menyakiti ku..." Jisya memegang tangan Arga yang semakin erat di dagu sang istri.