Cyra Alesha wanita berusia 25 tahun wanita yang berhati baik dan tulus selalu di bully dan di hina karena fisiknya yang berbeda dari yang lain.Semua orang selalu memandang remeh Cyra akan karena fisik yang tak terawat.
Bagaimana kisah Cyra Alesha selanjutnya?
simak ya gess..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 3
Pak rt memberhentikan mobil didepan rumah putra satu-satunya.Kebetulan istri putranya tengah duduk di teras.
"Pak" Indah menghampiri dan mencium punggung tangan mertuanya.
"Suami mu mana?" Tanya pak rt yang bernama Husnan.
"Barusan pergi pak. Mungkin Mas Yudi sebentar lagi pulang" Jawab Indah.
"Yasudah, bapak tunggu disini" Husnan duduk di kursi.
"Iya" Indah masuk ke dalam rumah untuk membuat minum.
Tak lama Yudi pulang dengan motornya, memberhentikan di garasi rumah, Yudi menyeka keringat di kening, berjalan menghampiri bapaknya.
"Tumben pak?" Tanya Yudi, salim pada bapak, duduk di kursi sampingnya.
"Iya, bapak ingin meminta tolong pada mu.Tolong bantu umumkan pada warga bahwa kegiatan ronda malam akan bapak kembali aktifkan"
"Ck, untuk apa sih pak? Lagi pula desa kita juga aman-aman saja" Sebal Yudi.
"Aman bagaimana Yudi? Istrinya Rendi si Cyra sekarang masuk rumah sakit karena di aniaya orang.Tadi pagi bapak yang menemukan dia di lahan kosong" Tutur Husnan.
Yudi memalingkan wajah menatap Indah yang keluar dari rumah dengan segelas teh manis.
"Mas Yudi sudah pulang ternyata, aku kira belum? Mas Yudi mau minum teh atau kopi?" Tawar Indah.Meletakan teh untuk mertua di atas meja.
"Tidak usah, barusan sebelum pergi juga sudah minum teh" Sahut Yudi.
"Oh ya sudah kalau tidak mau.Pak, silahkan di minum tehnya, Indah masuk ke dalam dulu ya, bapak silahkan mengobrol saja dengan Mas Yudi.Takutnya Indah mengganggu" Ramah Indah.
Husnan tersenyum, "Iya, terima kasih Indah"
"Sama-sama pak" Indah pun masuk ke dalam karena tidak ingin mengganggu obrolan suami dan mertuanya.
"Yudi, bagaimana jika kita membantu Rendi mengusut masalah ini?"
"APA ?!" Pekik Yudi.
Husnan terlonjak kaget karena Yudi terpekik.."Ya Alloh, Yudi ! kau ini membuat bapak kaget saja" Gerutunya.
"Si bapak kenapa musti bantu mereka sih? Aku males lah pak" Tolak Yudi.
"Kau ini bagaimana sih Yudi? Bapak itu rt di sini.Bapak sudah semestinya peduli pada warga bapak, itu saja masa kau tidak paham !" Kesal Husnan.
"Ya kalau bapak ingin membantu mereka, ya jangan mengajak Yudi lah pak.Males akunya"
Husnan menghembus nafas, mencoba sabar pada Yudi.."Kau ini anak bapak satu-satunya, kau yang nanti akan menggantikan posisi bapak.Jadi tolong lah Yudi, peduli sedikit pada keadaan warga kita"
Yudi menghela.."Iya iya..." Jawab Yudi ogah-ogahan.
Husnan meminum teh buatan menantunya hingga habis."Yasudah bapak pulang dulu ada pertemuan dirumah, sampaikan pada istri mu terima kasih tehnya"
"Hm" Yudi beranjak salim pada bapaknya, dan setelah itu Husnan pulang dengan mobilnya.
Indah yang mendengar mobil mertuanya pergi pun segera keluar rumah.
"Mas Yudi, bapak sudah pulang?" Tanya Indah.
"Iya, katanya ada pertemuan.Indah aku pergi dulu nanti kau tidur dulu saja jika pukul 9 malam aku belum pulang" Jawab Yudi.
"Mas Yudi ingin ke mana?" Indah heran, suami baru pulang masa sudah ingin pergi lagi.
"Bapak minta tolong pada ku untuk mengumumkan pada warga katanya kegiatan ronda malam akan segera di aktifkan lagi" Jawab Yudi.
"Oh, ya sudah jika seperti itu"
"Aku berangkat dulu" Pamit Yudi.
"Mas Yudi hati-hati" Indah mencium punggung tangan suami.
"Iya" Yudi pun melajukan motor menuju tempat warga setelah mencium kening Indah.
Indah yang menatap kepergian suami hanya bisa menghela dan masuk ke dalam rumah.
🔹🔹🔹
Rendi masuk kamar rawat Cyra dengan Hasa yang di gandeng.Di lihatnya wajah Cyra yang damai tertidur.
Hasa mendekati Cyra.."Mama masih sakit ya?" Tanya Hasa yang masih polos.
"Bangunkan saja Hasa, supaya Mama makan buburnya" Perintah Rendi sembari menaruh barang bawaan di lemari rumah sakit.
Hasa mengangguk.."Ma, bangun Ma.Katanya Mama pingin makan bubur" Hasa mengguncang lengan Cyra.
Cyra mengerjab menoleh pada Hasa yang di sampingnya.
"Hasa sudah makan?" Tanya Cyra pelan senyum tipis terukir di bibir pucatnya.
Hasa mengangguk.
"Mama yang belum makan.Itu Papa sudah bawakan bubur, Papa yang masak sendiri di rumah"
"Mana coba? Mama sudah lapar sekali" Cyra terduduk.
"Biar aku suapi" Rendi sigap berdiri di sisi ranjang pesakitan, menyuapi Cyra.
"Enak Mas, selama leher ku masih sakit menelan makanan yang lain, aku ingin makan bubur saja" Ucap Cyra sembari mengunyah.
"Tidak masalah, yang penting kau makan sayank, supaya cepat sembuh" Rendi penuh harap.
10 menit Cyra selesai menghabiskan semangkuk bubur.
Di tengah menyelimuti istri Rendi menoleh ke pintu, di sana perawat datang.
"Permisi Mas, saya mau cek keadaan Bu Cyra" Ucap perawat.
"Silahkan sus" Rendi sedikit menjauh.
Tak butuh waktu lama perawat selesai memeriksa. "Pak Rendi anda di minta ke ruangan Dokter Rudi sekarang, mari saya antar"
"Baik sus. Hasa, kau di sini ya temani Mama"
"Iya Pa" Jawab Hasa yang berbaring di lantai beralaskan karpet bulu, sedang bermain ponsel.
🔹🔹🔹
"Apa Dok?! Jadi ada orang yang berusaha melukai istri saya?!" Rendi tentu saja terkejut mendengar penuturan dokter Rudi. Seketika darahnya terasa mendidih.
Flash back ON
Di buka buku jadwal pemeriksaan pasien.Dan ini adalah jadwal keruangan nomor 07. Aku keluar ruangan menenteng tas peralatan.Sampainya di depan pintu nomor 07 samar terdengar teriakan lirih dari dalam.
Sungguh jelas jika di dalam ada suara pria dan suara wanita yang merintih kesakitan.Takut terjadi sesuatu aku membuka pintu.
Cek klek
Perlahan pintu aku buka.
"Jangan Yudi, jangan bunuh aku" Cyra terisak menahan sakit di kepalanya.
"Diam kau wanita jelek, musnah lah kau saat ini juga"
"Ada apa ini? Kok dibawah?" Aku menelisik keduanya.Dapat dilihat jika pria itu tengah gugup.
Yudi seketika melepas jambakannya pada Cyra.
"Dok, saya juga tidak tahu saya ingin menjenguk kerabat saya, begitu sampai disini dia sudah dipojok sana"
"Baiklah, anda bisa keluar dulu dan kembali besok.Mungkin pasien butuh istirahat" Aku berusaha tidak curiga.
Setelah dia pergi, aku bantu Cyra yang ketakutan berbaring diranjang,kuberi obat penenang.
Flash back OF
"Lalu, apa dokter mengenali wajah pria itu?" Rendi geram ingin sekali mencekik orang itu.
"Saya tidak mengenalinya. Tapi dilorong ada CCTV, anda bisa meminta rekaman itu pada satpam"
Dokter Rudi merasa kasihan pada pasiennya.
"Baiklah dok, saya segera kesana. Terima kasih atas semua ini saya sangat berterima kasih pada anda" Rendi terharu karena masih saja ada dokter yang sebaik dokter Rudi dizaman sekarang.
"Itu sudah kewajiban sesama Pak"
"Saya permisi Dok" Rendi pun segera menuju satpam meminta rekaman itu.
hihihi