Alea dan Radit baru saja merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang pertama, keesokan harinya Radit ditugaskan keluar kota. Siapa sangka kepulangan Radit dari luar kota merubah kebahagiaan Alea menjadi air mata.
Radit meminta Alea untuk membantu membiayai kebutuhan rumah tangga mereka dan juga membantu membiayai hidup ibu Radit yang belum lama ini menjada, dengan alasan usaha yang dia jalani sedang dalam masalah dan Radit hanya mengandalkan gajinya sebagai pegawai negeri.
Alea yang memiliki peghasilan tidak keberatan membantu sang suami. Tanpa Alea tahu, jika sebenarnya Radit telah menduakan Alea dengan Hana, teman satu kantornya.
Radit berubah menjadi suami yang dingin, menimbulkan kecurigaan bagi Alea.
Alea mencari tahu penyebab Radit berubah, Alea akhirnya menemukan fakta jika Radit menduakan cintanya.
Apa yang akan dilakukan Alea setelah tahu Radit berselingkuh?
Yuk ikuti ceritanya di Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku menjadi Kaya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Gugatan Cerai
Setelah menerima keputusan dirumahkan oleh kepala lembaga tempatnya bekerja, Radit menghabiskan waktu di rumah orang tuanya dan di percetakan. Tidak ada lagi yang bisa dia kerjakan saat ini selain ke percetakan membantu karyawannya disana, Alea benar-benar membuatnya seperti suami tidak berguna saat ini. Apa lagi sejak kejadian di apartemen, istrinya itu sulit ditemui dan juga tidak bisa dihubungi.
Sudah tidak ada lagi juga niatan Radit untuk menemui Hana dan bersenang-senang dengan wanita itu, meskipun setiap hari Hana menghubunginya. Wanita itu meneror dan mengancamya akan mengugugurkan bayi yang ada dalam kandungannya. Tapi Radit tidak peduli, yang dia pedulikan saat ini bagaimana Alea bisa memaafkannya.
Radit merindukan Alea, entah mengapa sosok yang lemah lembut dan manja itu kembali mengetarkan hatinya. Bukan hanya lemah lembut, sikap Alea sebagai istri selama ini selalu menghormatinya dan juga penurut. Tapi apa yang dia berikan pada wanita yang banyak berkorban untuknya itu?
"Permisi, surat Pak" ucap kurir menyapa Radit yang terlihat melamun di teras rumah.
Radit yang tengah memikirkan Alea terkejut medengar sapaan kurir tersebut. Dia baru saja pulang dari percetakan dan memilih duduk diteras sebelum masuk ke rumah, memperhatikan mamanya yang sibuk dengan tanamannya. Matanya tertuju pada sang mama, tapi pikirannya tertuju pada Alea.
"Atas nama Pak Radit?" tanya kurir itu.
"Iya saya sendiri." jawab Radit sambil menerima surat beramplop putih tersebut.
Radit segera membuka surat yang ditujukan untuk dirinya. Tertegun sejenak saat membaca kop surat yang bertuliskan pengadilan agama. Dengan degup jantung yang sedikit lebih cepat Radit membaca satu persatu isi surat itu. Seperti yang dia duga, surat yang dia terima adalah gugatan cerai yang dilayangkan Alea untuknya.
"Sidang pertama?" gumam Radit tidak percaya.
Alea sudah mengambil langkah lebih cepat dari yang Radit perkirakan. Tapi Radit tidak akan membiarkan Alea lepas darinya. "Tidak akan." gumam Radit.
"Surat apa?" tanya mama Radit sambil memperhatikan putranya yang tampak gelisah.
"Bukan apa-apa, Ma." jawab Radit berbohong.
"Sepertinya penting."
Tidak mungkin Radit memberi tahu yang sebenarnya pada sang mama. Melihatnya kembali kerumah ini saja mamanya kecewa, apa lagi tahu Alea mengugat cerai dirinya.
Radit tidak tahu, apakah Alea memberi tahu mamanya, apa yang menyebabkan dia diusir Alea. Mamanya tidak bertanya apapun padanya, Radit juga tidak berniat menjelaskan apapun pada mamanya.
Radit masuk kerumah dan berlalu dari hadapan sang mama, tanpa dia sadari sang mama menitikkan air mata. Sedih, tentu saja wanita paruh baya itu sedih. Dia memilih diam dan menahan sakit sendiri, melihat putranya yang sudah salah memilih jalan hidup dan bertindak sangat keterlaluan.
"Alea"
Alea yang baru saja turun dari mobilnya terdiam, dia tidak berani berbalik untuk melihat siapa yang memanggilnya. Suara itu sangat Alea hapal, suara yang dulu sering dia rindukan. Alea tidak menyangka Radit berani datang ketempatnya bekerja, bukankah dia sudah memberi tahu Radit, kalau dirinya dipecat?
"Sudah ku duga, kamu masih bekerja disini." ucap Radit begitu berdiri di belakang Alea.
"Sayang, kita perlu bicara Aku bisa jelaskan semuanya" lanjut Radit ucapannya sambil memaksa Alea untuk berbalik melihat kearahnya.
"Tidak ada yang perlu di bicarakan lagi." jawab Alea sambil memalingkan wajahnya. Rasanya sulit untuk bisa bertatap muka lagi dengan Radit sedekat ini, Alea takut tidak bisa menahan emosi.
"Sayang aku tahu aku salah, maafkan aku. Please Alea." ucap dan pinta Radit sambil meraih tangan Alea untuk dia genggam. Alea tidak memberi kesempatan apapun pada Radit, dia langsung menarik kembali tangannya.
"Sayang." ucap Radit memelas begitu tahu Alea yang tidak mau lagi di sentuhnya.
"Kamu masih istriku, Lea."
"Tidak lagi bagiku. Sudah tujuh bulan kamu menelantarkan aku, sudah lebih dari cukup untuk aku menganggap kamu bukan suamiku lagi. Sekarang kamu adalah orang asing bagiku." jawab Alea.
"Tidak sayang, jangan bicara seperti itu. Aku bisa jelaskan apa yang terjadi antara aku dan..."
"Jangan pernah menyebut nama wanita itu di depanku. Aku juga tidak perlu penjelasanmu, aku tidak butuh itu." potong Alea ucapan Radit yang akan menyebut nama Hana.
"Dengarkan aku Alea, sebentar saja." pinta Radit lalu menarik Alea masuk kedalam pelukannya.
Alea gemetar saat Radit merengkuh tubuhnya, dia takut akan lemah. Radit yang tahu kelemahan Alea, sengaja memeluk istrinya. Pelukannya selalu membuat Alea nyaman, juga bisa membuat Alea yang keras menjadi luluh.
Lukuhkah hati Alea? Jawabnya tidak. Alea berusaha berontak dan melepaskan pelukan Radit. Dia berusaha mendorong Radit untuk menjauh dan melepaskan pelukannya. Namun semakin keras Alea berontak, semakin kuat pula Radit memeluknya.
"Aku tidak akan pernah menceraikan kamu, Alea" bisik Radit ditengah mengeratkan pelukannya.
"Sampai kapanpun kamu tetap menjadi istriku, Alea." ucap Radit lagi.
"Untuk apa?" tanya Alea yang menghentikan pemberontakannya.
"Untuk terus kamu bohongi? Atau untuk terus kamu bodohi?" tanya Alea beruntun.
"Karena aku mencintai kamu, Alea." jawab Radit.
"Aku mencintai kamu." ulang Radit melepaskan pelukannya lalu menatap lekat wajah Alea yang terlihat lebih cantik dari biasanya. Lama tidak bertemu dan sedekat ini, Alea tampak berbeda di mata Radit.
"Cinta?" beo Alea.
"Masih pantaskah kamu mengucap kata cinta?" tanya Alea lagi.
"Coba tanyakan pada hatimu, pantaskah kata itu kamu ungkapkan setelah apa yang kamu lakukan dengan rumah tangga kita?" Alea menjawab ungkapan cinta Radit dengan pertanyaan beruntun.
Mendengar pertanyaan Alea yang bertubi-tubi Radit terdiam. Dia yakin, dia mencintai Alea. Dan apa yang dia lakukan pada Alea akhir-akhir ini bukan keinginannya sendiri, itu yang ingin Radit jelaskan pada Alea.
"Cinta seperti apa yang sebenarnya kamu miliki Raditya Angkasa?" tanya Alea lagi saat melihat Radit yang hanya diam.
"Aku tahu aku salah. Maafkan aku Alea."
"Tidak ada yang perlu dimaafkan, karena bukan kamu yang salah, Radit. Tapi aku, aku yang salah. Salah menjatuhkan hati pada orang yang salah."
"Alea dengarkan aku, aku bisa jelaskan!" ucap Radit dengan sedikit keras. Dia ingin sekali saja Alea mendengarkan penjelasannya.
Alea menggeleng, "Ini bukan pertama kalinya kamu mendua dibelakangku, Radit. Aku tahu, bukan hanya dengan satu atau dua wanita kamu melakukannya."
"Tapi sayangnya aku terlambat mengetahuinya." lanjut Alea setelah diam sesaat.
"Jadi, cinta apa yang sebenarnya kamu rasakan pada ku? Cinta seperti apa Radit?" tanya Alea sambil menguncang-guncang tubuh Radit dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.
Sekuat apapun hatinya berusaha tegar, tetap saja luka yang Alea rasakan terlalu dalam mengores hatinya. Inilah yang membuat Alea tidak ingin bertemu dan berhadapan dengan Radit. Dia takut terlihat lemah dimata Radit. Alea ingin Radit sekarang mengenalinya sebagai sosok yang kuat, bukan wanita penurut dan lemah seperti selama ini.
"Alea...."
"Tolong jangan membuat keributan di tempat ini."
Suara Bagas yang memotong ucapan Radit. Tidak seperti biasanya, hari ini Bagas datang terlambat. Dia baru saja turun dari mobilnya dan mendengar suara dua orang yang sedang berdebat. Mendengar itu adalah suara Alea, Bagas rasanya ingin mendekat. Tapi dia sadar, dia tidak berhak ikut campur urusan rumah tangga wanita yang dia cintai.
Bagas memutuskan untuk menyimak perdebatan keduanya, bukan ingin ikut campur, dia hanya ingin berjaga-jaga saja. Takut Radit mengungkapkan kata-kata atau sikap yang menyakiti Alea.
Saat melihat mata Alea yang berkaca-kaca dan pertanyaan Alea yang putus asa, Bagas memberanikan diri untuk menghentikan perdebatan itu.
...💔💔💔...
...Setelah Suamiku Berselingkuh, Aku Menjadi Kaya...
Radit ye gw tandain luuu🔪🔪🔪🔪kecebong Lo tuh bertebaran di mane" hdeuuuhhh😮💨😡😤
sama Radit
sama kakak iparnya
trus sama Leo. sm orang" kantor smua di kirimin foto bugil..😤 Hana" murah bnerrrr