siapkan tisu sebelum membacanya ya geees.. cerita mengandung bawang 😅
" kamu harus menikah dengan Rayhan. Shena" ucap ibu lirih
"Kenapa harus Shena Bu? bagaimana dengan mas Arhan yang sedang berjuang untuk Shena?" aku menyentuh lembut jemari ibuku yang mulai keriput karena usia yang tidak muda lagi.
"menikahlah Shena. setidaknya demi kita semua, karena mereka banyak jasa untuk kita. kamu bisa menjadi suster juga karena jasa mereka, tidakkah ada sedikit rasa terima kasih untuk mereka Shena?"
ibuku terlihat memohon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NAILA
Aku memilih untuk tidur agar bisa melupakan semua yang terjadi. Jika bersama Ibu, Mas Rayhan akan sangat manis tapi anehnya aku tidak melihat keindahan di wajah rupawan mas Rayhan walaupun dia sedang tersenyum.
aku bertekad, semua ini tidak akan berlangsung lama. Setelah semua berjalan aku akan pergi. Aku juga butuh bahagia tidak mungkin aku bertahan dan menyakiti diriku sendiri terus – menerus.
aku menutup tubuhku dengan selimut berharap bisa bermimpi indah, walaupun hari itu masih terlalu pagi untuk mengukir mimpi.
“Shena”
Tiba – tiba terdengar suara mas Rayhan memanggilku. Aku membuka selimutnya dan benar ternyata Rayhan sudah berdiri di samping ranjangku dengan tatapan horor menurutku
“Apa Mas?” tanyaku
“Kita akan tinggal di rumah ku yang lain, lelah setiap hari harus bersandiwara di depan Ibu”
“Aku nggak mau mas, aku nggak mau pindah sebelum anak ini lahir. Aku mau di sini bersama Ibu. Dan kamu tidak perlu bersandiwara lagi, kamu Cuma perlu tidak mengabaikan ku biar Ibu nggak curiga”
“Kamu sengaja?”
“Sengaja bagaimana?” tanya Shena bingung.
“Kamu sengaja mau di sini biar aku selalu bersikap manis denganmu, kan? kamu jangan mengambil untung dari kehamilanmu Shena!”
“Kalau aku melakukan itu berarti saya orang yang bodoh Mas. Kamu kira aku suka sama kamu? Jangan berpikir berlebihan Mas, karena hanya aku yang jadi korban di sini, bukan kamu atau keluarga kamu. Seharusnya kamu bersyukur aku mau mengikuti permainan kamu” jawab Shena panjang lebar.
“Kamu semakin berani ya sekarang” ucap Rayhan sambil menahan emosi.
“Aku berusaha untuk tidak durhaka Mas. Aku melakukan semua kewajiban ku sebagai istri, walaupun kamu tidak pernah melakukan kewajibanmu sebagai suami. Lakukan apapun yang kamu mau Mas aku nggak peduli” sahut Shena
“Bicara sama kamu membuat aku muak Shena. Jangan samapi kamu menyesal dengan semua ini” tegas Rayhan
“Aku nggak peduli” sahut Shena
Rayhan pergi meninggalkan Shena. Sedangkan Shena kembali menutup tubuhnya dengan selimut.
*********Rayhan hardiansyah**********
“kamu cukup diam saja. Jangan sampai kelelahan” bisikku di telinganya. Walaupun tidak sepenuhnya aku berbisik
Shena cukup kaget dengan perlakuanku padanya. Apalagi yang bisa aku lakukan ketika Ibuku mengharap lebih atas hubunganku dengan Shena.
“Menyingkir mas, aku mau duduk” ucapnya memaksa untuk melepaskan diri dari pelukanku.
Aku melihat ibu yang tersenyum, setelahnya pergi bersama Lia. Aku kembali mengabaikan Shena, memilih menyiram tanaman. Aku suka keindahan taman. Sesuai dengan keinginan Naila wanita yang sangat aku cintai, yang saat ini sudah berada di surga.
Aku sempat dekat dengan Gea, tetapi ibu tidak merestuinya karena latar belakang Gea yang tidak baik menurut Ibu. Awalnya aku biasa saja karena aku juga bukan pria yang baik. Aku perokok aktif dan aku juga peminum tapi aku perlahan berhenti dari kebiasaan buruk ku karena ibu selalu memantau ku. Demi ibu aku meninggalkan Gea karena sejujurnya hatiku juga masih untuk Naila
Ibu jatuh sakit beberapa tahun lalu dan membuatnya tidak bisa bebas bergerak sampai saat ini.
Ibu pernah berkata, wanita yang mau mengurus ibu. Dialah yang akan menjadi istriku nanti. Shena dialah wanita pilihan ibu. Shena wanita yang baik tapi aku tidak menyukainya
Bayangan Naila belum hilang dari kepalaku. Apalagi kepergiannya karena aku. Kami saling mencintai, dan Ibu juga menyukai Naila. Mendadak aku mengingat kejadian yang terjadi beberapa tahun silam. Di masa aku masih bersama naila.
Di jalanan yang cukup ramai kami berdua berbocengan dengan motorku. Kami begitu ceria, bercerita banyak hal.
“Mas, berjanjilah kamu hanya akan mencintai aku seorang, Mas” ucap
“Sampai kapanpun aku akan tetap mencintai kamu. Tidak ada wanita lain Nai.” Aku meraih tangannya untuk memeluk pinggangku dengan erat
Sampai hujan turun kami tidak memperdulikannya, kami terus bercerita dan tertawa – tawa di atas motor. Naila menolak untuk berteduh katanya dia ingin hujan – hujanan saja.
“Mas lebih kenceng lagi bawa motornya” kata Naila.
“Kamu tidak takut?” tanyaku.
“Buat apa takut Mas, kan ada kamu” jawabnya sambil mengeratkan pelukannya di pinggangku.
Aku tersenyum dan mengelus jemarinya. Hujan semakin deras dan membuatku kesulitan untuk melihat. Dan aku juga kesulitan untuk mengendalikan kuda besiku.
Brak!
Aku terguling di jalanan yang basah karena air hujan. Aku mencoba bangun di sisa kesadaranku. Aku mencari keberadaan Naila yang sudah terpental jauh dari ku. Sampai akhirnya aku tidak sadar dengan darah yang mengalir dari pelipis ku. Aku pingsan di jalanan yang basah itu.
“Rayhan”
Aku seperti mendengar suara naila memanggilku. Aku kembali mengingat saat kami kecelakaan dan membuatku kehilangan wanita yang sangat aku cintai.
“Naila” aku menyentuh dadaku yang terasa sesak. Aku mendadak mengingatnya lagi.
Aku coba menghilangkan bayangan masa lalu. Bayangan yang membuat aku kehilangan Naila wanita yang aku cintai sampai kapanpun itu. Tidak akan ada wanita lain di hatiku. Mau dia Gea ataupun Shena. Aku sudah berjanji untuk mencintai Naila sampai aku mati.
“Ray, kenapa kamu melamun di sini” suara ibu menyadarkan ku dari lamunanku.
Aku menoleh dan melihat ibu bersama Lia “Tidak Bu, aku nggak melamun, aku Cuma lagi menghitung kira – kira hasil panen kebun kita bulan ini” dustaku.
“Jangan berbohong, ibu tahu dari tadi kamu melamun, sampai air kemana – mana kamu tidak menyadarinya”
Benar yang di katakan Ibu, air dari keran sudah mengalir kemana – mana
“kamu memikirkan Naila lagi” tanya Ibuku
Aku memandang wajah Ibuku dengan tatapan sendu. Aku tundukkan kepalaku. Ibu selalu paham dengan sikapku. Ibu juga tahu bagaimana aku sangat mencintai Naila.
“Lupakan yang sudah tiada Ray. Kamu sudah punya Shena, dia sekarang sedang hamil anakmu.” Ucap ibu sambil tersenyum tulus.
Aku hanya mengangguk. Apakah aku memang harus mulai menerima Shena.
Setelah itu aku memilih masuk ke kamar meninggalkan Ibu bersama Lia di taman. Aku melihat Shena sedang tidur dengan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
Aku akan mencoba untuk mengajak Shena pergi ke rumahku. Mencoba untuk menjalankan kehidupan berumah tangga sebagaimana mestinya. Walaupun untuk saat ini belum ada cinta di hatiku untuknya.
Aku akan berusaha menerima dia walaupun akan sulit bagiku. Ada anakku di rahimnya. Aku juga paham Shena yang paling terluka atas sandiwara yang aku buat. Tidak seharusnya aku bersikap buruk terhadapnya. Karena Shena tidak tahu apa – apa dengan penderitaan ku.
Cintaku sudah punah terkubur bersama Naila. Seandainya Shena tahu seperti apa kehidupanku mungkin Shena tidak akan bertahan denganku.
Aku melangkah keluar dari kamar kami
“Bu aku mau ke kebun” pamit ku pada Ibu yang lagi duduk di taman bersama Lia
“Kemana Shena?”
“Dia sedang istirahat Bu. Dokter menyarankan Shena untuk banyak istirahat untuk trimester ini”
“Ya sudah, jangan kesorean pulangnya” titah Ibu.
“Iya Bu”
Aku meraih kunci mobil yang biasa aku bawa ke kebun. Aku ingin memantau pekerja ku. Aku memiliki kebun buah dan cengkeh puluhan hektare di desaku.
paling yaah jealous 2 dikit laaah
manusiawi kok...
biar si Rayhan 'lupa' pd naila..
kini dia hrs menjaga shena, masa depan nya
apa aj itu isinya????
wkwkwk
stlh shena sembuh,
gugat cerai ajalah si Rayhan...
Kdrt pun...
hahhh.
walaupun cerai itu boleh tp ttp dibenci.Alloh....
dan shena masa depanmu..
Ray...
bisakah kamu membedakannya?
bukan berarti kamu hrs melupakan Naila...
pria bermuka dua