NovelToon NovelToon
Tawanan Cinta Casanova

Tawanan Cinta Casanova

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Cintamanis
Popularitas:27.6M
Nilai: 4.5
Nama Author: Alfiana

Anindya Alyssa seorang wanita manis yang memiliki warna kulit putih bersih, bekerja sebagai waiters di salah satu hotel yang cukup terkenal di kotanya. Hidup sebatang kara membuat harapannya untuk menjadi sekretaris profesional pupus begitu saja karena keterbatasan biaya untuk pendidikan nya.


Namun takdir seakan mempermainkan nya, pekerjaan sebagai waitres lenyap begitu saja akibat kejadian satu malam yang bukan hanya menghancurkan pekerjaan, tetapi juga masa depannya.


Arsenio Lucifer seorang pria tampan yang merupakan ceo sekaligus pemilik dari perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Terkenal akan hasil produksi yang selalu berada di urutan teratas di pasaran, membuat sosok Lucifer disegani dalam dunia bisnis. Selain kehebatan perusahaan nya, ia juga terkenal akan ketampanan dan juga sifat gonta-ganti pasangan setiap hari bahkan setiap 6 jam sekali.


Namun kejadian satu malam membuat sifatnya yang biasa disebut 'cassanova' berubah seketika. Penolakan malam itu justru membuat hati seorang Lucifer takluk dalam pesona seorang waiters biasa.


Lalu bagaimana kisah Assa dan Lucifer?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32

Anindya dilarikan ke rumah sakit terdekat di sana, wanita itu langsung mendapat penanganan dari dokter dan memintanya untuk dirawat dirumah sakit kurang lebih selama satu Minggu.

"Nona Anindya, anda harus menjalani perawatan lebih dulu, apalagi untuk naik pesawat disaat kondisi seperti ini rasanya cukup membahayakan kandungan anda." Tutur dokter dengan bahasa yang benar-benar tidak dimengerti oleh Anindya.

Anindya hanya menganggukkan kepalanya, ia melirik Arsen yang tampak mendengarkan dengan seksama sambil menggenggam tangan nya.

"Baiklah, Dokter. Terima kasih," balas Arsen dengan bahasa nya.

Dokter itu pun pergi dari ruang rawat Anin. Anin merasa sedikit lega karena bayi dalam kandungannya tidak benar-benar pergi meninggalkan nya, namun ia harus lebih berhati-hati.

"Assa." Panggil Arsen lembut.

Anindya memalingkan wajahnya, ia melepas genggaman tangan Arsen lalu membalik badan membelakangi Arsen.

"Assa, kau harus menjelaskan padaku." Tukas Arsen sambil memegang bahu Anin.

"Pergilah, Pak. Biarkan saya sendiri," balas Anindya mengusir.

"Assa, aku memaksamu untuk menjelaskan padaku. Kenapa kau tidak memberitahuku tentang kehamilan mu?!" tanya Arsen mulai meninggi.

Anindya membalik badan, ia mengubah posisinya menjadi duduk meski sedikit kesulitan. Arsen hendak membantu, namun tangan Anindya memberi gerakan untuk menghentikan nya.

"Memaksa? Hanya itu yang bisa anda lakukan, Pak. Anda hanya bisa memaksa dan memaksa tanpa memikirkan perasaan orang lagi." Ketus Anindya menatap Arsen dengan tajam.

"Soal kehamilan ini, kenapa saya tidak memberitahu anda? itu karena tidak ada yang akan berubah dengan kehamilan ini, justru mungkin saja anda akan meminta saya menggugurkannya." Lanjut Anindya dengan suara berat.

Arsen melototkan matanya, ia menatap Anindya dengan tatapan tak menyangka, tangannya secara reflek mencengkram bahu Anindya.

"Kau pikir aku sebejat itu sampai memintamu menggugurkan darah dagingku sendiri?" tanya Arsen menatap mata merah Anindya.

Anindya menganggukkan kepalanya. "Bahkan anda lebih bejat dari sekedar meminta untuk menggugurkan anak, anda di mata saya adalah pria tak berperasaan yang hanya mementingkan diri sendiri." Jawab Anindya pelan namun begitu menusuk.

"Assa, kau sedang mengandung anakku. Aku tidak ingin kita bertengkar yang akan berakhir membuatnya dalam bahaya." Sahut Arsen lalu mengusap perut Anindya yang semakin terasa.

Arsen tiba-tiba mengulas senyuman. "Jadi ini alasan mengapa perutmu tambah besar, ku kira kau makan banyak tetapi ternyata sedang berbadan dua." Celetuk Arsen lalu mencium perut Anindya tanpa permisi.

Anindya memejamkan matanya, ia merasakan sesuatu tiba-tiba menjalar di seluruh tubuhnya bagai tersengat listrik. Anindya mendorong Arsen menjauh membuat pria yang tengah asik menciumi anaknya lantas mendongak.

"Hmm, ada apa?" tanya Arsen dengan lembut.

"Saya ingin istirahat, tinggalkan saya Pak." Jawab Anindya lalu kembali berbaring.

Arsen tersenyum manis, ia lantas mencium kening Anindya dengan hangat. "Baiklah, aku akan menunggu disofa, katakan padaku jika butuh sesuatu." Tutur Arsen lalu beranjak dari brankar Anindya.

***

Sore hari, Anindya sudah bangun dari tidur siangnya, ia melihat Arsen tengah menelpon seseorang dan sudah dipastikan bahwa ia sedang menghubungi Asisten Lee, terdengar dari nama pria itu yang beberapa kali disebut oleh Arsen.

Anindya menghela nafas, ia memegangi perutnya lalu berusaha untuk turun. Tanpa sengaja kakinya tersangkut oleh selimut hingga membuatnya hampir saja terjatuh jika Arsen tak sigap menangkap tubuhnya.

"Akhhhh …" ringis Anindya pelan sambil mengusap perutnya.

"Assa, kau tidak apa-apa? kau mau kemana hmm?" tanya Arsen masih dengan menahan tubuh Anindya.

"Saya mau ke toilet, Pak." Jawab Anindya pelan.

Arsen melemparkan ponselnya asal ke brankar, lalu tanpa aba-aba ia menggendong Anin dan membawanya ke dalam kamar mandi. Anin memberontak minta diturunkan, namun kecupan ringan di bibir menghentikan semua ocehan nya.

"Panggil aku jika sudah selesai dan jangan coba untuk melakukan apapun sendiri." Tutur Arsen seraya mengusap pelan puncak kepala Anindya.

Anindya tak menjawab, ia hanya diam saja sampai Arsen benar-benar keluar dari dalam kamar mandi. Anindya buang air kecil lalu mencuci wajahnya, setelah dirasa selesai ia hendak memanggil Arsen namun terasa begitu ragu.

"P-pak." Panggil Anindya terbata.

Tak lama pintu terbuka, Arsen masuk lalu kembali menggendong Anindya. Wajah Anindya yang begitu dekat dengan dada Arsen membuatnya bisa merasakan detak jantung pria itu, dan ia baru sadar bahwa jas yang Arsen pakai entah raib kemana menyisakan kemeja navy dengan tiga kancing atas terbuka dan tangan digulung sampai batas siku.

"Wajahmu merah, kau kenapa?" tanya Arsen tiba-tiba seraya mendudukkan Anindya di brankar.

Anindya reflek memegang wajahnya, hal itu sontak membuat Arsen tergelak lalu mencium pipi wanita itu dengan gemas.

Anindya mengulas senyum tipis, namun beberapa saat ia teringat pada ucapan Arsen yang benar-benar merendahkan dirinya. Anindya mengedipkan matanya beberapa kali, ia menghilangkan senyuman diwajahnya lalu kembali berbaring.

"Jangan tidur lagi, aku sudah memesan makanan untuk kita." Tutur Arsen tak mendapat balasan dari Anindya.

MAAF YA UP NYA SUKA LAMA, BAHKAN KADANG NGGAK UP✌️😭

To be continued

1
Ratna Sumaroh
wah arsen langsung tancap gas dehh buka puasa aja
Ratna Sumaroh
ternyata paman bibi nya Anin apalagi si dela gk ada yang berubah masih jahat... tunggu balasan arsen buat kalian yg sudah melukai Anin
Ratna Sumaroh
wah dela mau rebut arsen dari Anin kah 🤔🤔🤔 mana bisa atuh... malahan kamu dela yang akan hancur mungkin
Ratna Sumaroh
siap siap dapat serangan dari mas Arsen ya mbk Anin
Ratna Sumaroh
kira kira langsung sembuh gk ya burung nya arsen setelah bersama assa nya
Ratna Sumaroh
Arsen seneng tuh akhirnya Anin bener milih kamu.... sekarang tugasmu selesaikan urusan kantor dan Clara.... buktikan ke orang tuamu kalo Clara tak baik
Ratna Sumaroh
penasaran kan Anin pilih siapa....
berharap tetep cinta pertama sih yang jadi pemenangnya
Ratna Sumaroh
sepertinya memang Anin tetep nolak Tio deh secara Anin cintanya ke arsen....
Ratna Sumaroh
good Lee
Ratna Sumaroh
Lee....... the best
Ratna Sumaroh
gimana Ars kamu merasakan ndak apa yang dirasa Assa mu
Ratna Sumaroh
sekarang bilang mencintai dan calon istri ......
trus menyesal kah 🤔🤔🤔🤔
Hai bang kemarin kemarin kemana
Ratna Sumaroh
nah lo kena karma juga kan Ars......
rasain apalagi Assa mu lagi dideketin pemuda desa
Ratna Sumaroh
baru Arsen sakit gitu aja Clara pergi seolah gk mau urus .
gimana madam meena dengan pilihanmu itu ,, Clara aja pergi bukannya ngurus arsen yang katanya cinta....
gimana madam menyesal juga telah usir anindya
Ratna Sumaroh
jangan di bikin koma ya Thor apalagi bikin hilang ingatan...
kalo itu ternjadi malah itu dimanfaatkan oleh Clara dan madam meena...
semoga aja ayahnya arsen diam diam bantu cari anin tanpa sepengetahuan madam meena dan Clara apalagi arsen
Ratna Sumaroh
nah udah sadar belom lo Ars kalo selama ini kamu sudah bikin Assa mu sakit luar dalam... kau sendiri yang merusak Anin
Ratna Sumaroh
jangan biarkan Arsen menemukan Anin.... biarkan Anin bersama anak dalam kandungannya benar benar bebas dari cengkraman arsen
Ratna Sumaroh
jangan dulu ketemu takutnya Anin disiksa lagi dan bisa bikin trauma buat Anin... kasihan Anin lagi hamil
Ratna Sumaroh
Arsen rasain kamu Assa mu beneran pergi
Ratna Sumaroh
mending kamu temui zay trus jujur tentang kondisimu lalu minta bantuan zay untuk pergi dari arsen apakah bisa.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!