Sebagai lelaki bertanggung jawab, Abas mau menikahi pacarnya yang hamil duluan. Mereka menikah di usia muda dan harus rela berhenti sekolah. Sayangnya kehadiran Abas sebagai suami Tari tidak begitu diterima oleh keluarga sang istri. Bisa dibilang Abas tak pernah diperlakukan baik sebagai menantu. Dia terus dihina dan diremehkan.
Hingga suatu hari, karena hasutan keluarga sendiri, Tari tega mengkhianati Abas dan membuang anaknya sendiri.
Abas diceraikan dan harus merawat anaknya seorang diri. Namun dia tak putus asa. Abas mengandalkan keahlian tangannya yang terampil mencukur rambut dan memijat orang. Abas selalu bermimpi memiliki usaha di bidang jasa cukur & pijat yang sukses. Dalam perjalanan menuju kesuksesan, Abas menemukan banyak wanita yang datang silih berganti. Bahkan mengejutkannya, sang mantan istri kembali tertarik padanya. Bagaimana perjuangan Abas setelah dibuang oleh istri dan mertuanya? Berhasilkah dia membangun usaha jasa yang sukses?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6 - Pengkhianatan Tari
"Kau memang suamiku! Suami yang nggak berguna sama sekali!" Bukannya takut, Tari justru membentak Abas.
Abas tercengang. "Aku tidak tahu sejak kapan kau suka bicara kasar padaku. Tapi kali ini kau sudah sangat keterlaluan!" sahutnya.
"Memangnya kenapa? Mau bercerai? Ayo kita lakukan!" tantang Tari.
Abas dibuat semakin terperangah. Kali ini dia tak bisa berkata-kata lagi.
"Kenapa? Takut? Kau pasti takut akan jatuh miskin kalau nggak sama aku kan?" tukas Tari.
"TARI!" geram Abas.
Tari tak peduli. Dia terlihat sudah mengenakan pakaian kerja dan duduk di depan cermin untuk memakai make up.
"Pergilah kalau tidak mau perdebatan ini berlanjut. Buatkan aku sandwich sana!" suruh Tari dengan angkuhnya.
"Buat saja sendiri!" Abas beranjak pergi dari kamar.
Jujur saja, itu bukan pertama kalinya Tari membahas soal perceraian. Sebelumnya dia sudah cukup sering membahasnya dengan Abas. Akan tetapi pertahanan Abas tidak pernah runtuh. Dia rela mempertahankan rumah tangganya yang retak demi anak semata wayang. Bahkan sekarang pun Abas masih mencoba sabar.
Kini Tujuan Abas hanyalah ingin menemui Denis. Namun saat membuka pintu kamar, Abas sudah melihat Denis ada di depan.
"Ayah! Ayo kita sarapan," ajak Denis.
Abas berusaha menyembunyikan segala kekesalannya dengan baik. Dia segera merekahkan senyuman untuk sang anak. Abas dan Denis sarapan lebih dulu dibanding yang lain. Selepas sarapan, mereka langsung beranjak pergi dari rumah.
Saat itulah Tari dan kedua orang tuanya sarapan bersama. Mereka membahas perihal Abas dengan serius.
"Tadi sepertinya aku mendengar pertengkaran," celetuk Roni. Sama seperti Tania, dia juga tak pernah suka dengan kehadiran Abas sebagai menantu.
"Ya, kami bertengkar. Tapi lagi-lagi tidak menghasilkan apapun. Abas selalu bisa menahan amarahnya," ungkap Tari.
"Kalau begitu, kau harus melakukan rencana pamungkas. Lagian kau menyukai Ferry kan? Apa kalian sudah melakukannya?" tukas Tania.
"Tentu saja sudah. Berkali-kali malah," sahut Tari. Dia dan kedua orang tuanya dengan santainya membicarakan perselingkuhan dirinya.
Tania dan Roni bahkan menormalisasikan perselingkuhan Tari. Malah mereka lah yang menyuruh Tari berselingkuh dari Abas. Parahnya selingkuhan Tari adalah pilihan Tania sendiri.
"Jangan lupa pakai kond-om. Nanti jebol lagi!" tukas Roni.
"Ya iyalah. Ferry nggak tolol kayak Abas. Dia sangat cerdas sepertiku," sahut Tari. Dia mendengus kesal karena teringat kejadian tadi malam. "Tapi ada satu masalah," lanjutnya.
"Apa?" Tania dan Roni bertanya secara bersamaan.
"Tadi malam aku dan Abas melakukannya. Kami melakukannya tanpa pengaman," ucap Tari.
"Apa?! Kenapa kau mau?!" timpal Tania.
"Dia merayuku dengan pijatan pamungkasnya. Jadi aku terlena. Tapi aku pastikan akan meminum pil kontrasepsi," jelas Tari.
"Ya, kau harus melakukan itu! Karena aku tak mau punya cucu yang punya wajah mirip dengan Abas lagi!" kata Roni.
Entah apa sebabnya Roni dan Tania begitu membenci Abas. Mungkin karena mereka terlalu meremehkan pemuda tersebut. Selain itu, mereka juga menganggap Abas adalah beban keluarga. Jadi tidak heran Tania dan Roni ingin memisahkan Abas dari Tari.
Di awal sebenarnya Tari selalu berada di sisi Abas. Dia selalu membela Abas walau Tania dan Roni tidak suka pada cowok itu. Namun lama-kelamaan Tari dihasut oleh Tania dan Roni. Itu semua terjadi setelah Tari bekerja di perusahaan. Sementara Abas hanya bisa bekerja sebagai tukang cukur.
Abas yang baru saja mengantar Denis sekolah, segera pergi ke barbershopnya. Di sana dia membuka barbershopnya. Abas duduk merenung memikirkan rumah tangganya sambil menunggu pelanggan datang.
ingat entar tambah parah Lo bas....,