seorang gadis cantik bernama Jenna putri Maxim. ia handal dalam segala bidang baik dalam bidang hacker, beladiri, dan menembak serta pintar dalam akedemik apapun, namun semenjak snang ibu menghilang karena sebuah tragedi yang di lakukan oleh adik dari ayahnya membuat Sang gadis nekad membentuk sebuah kelompok mafia untuk mencari keberadaan Sang ibu.
apakah ia mampu bertemu kembali dengan Sang ibu kembali? apakah ia mampu ceria kembali setelah kembali Sang ibu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Septi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tidak semangat
Tak
Tak
Tak
Terdengar lah suara sepatu dari arah tangga, seseorang yang hendak kebawah. Siapa lagi kalau bukan Jenna yang sengaja tidak memakai lift untuk turun kebawah. Pagi ini Jenna hendak sarapan kebawah sebelum berangkat kesekolah nya. Ternyata di sana sudah ada sang Daddy dan sang kakak sudah menunggu nya untuk sarapan bersama.
Namun ada yang terlihat berbeda dari sang Daddy yang terlihat tidak bersemangat pagi ini. Jenna dan Lili tahu kenapa dengan wajah sang Daddy terlihat lesu dan tak bersemangat. Karena apa, ya sudah jelas itu adalah ulah mereka berdua. Diantara mereka berdua tak satu pun yang berani bertanya, lebih memilih untuk diam seolah mereka tak tahu apa - apa.
" Jenna, Lili.. Apa kalian ada melihat Melati dan Nadira sejak kemaren. ? " Tanya Maximilian kepada dia putrinya.
Kedua putrinya tak satu pun menjawab namun hanya mengangkat kedua bahunya acuh tanda tak peduli.
" Gue selesai. " Ucap Jenna setelah itu berlaku dari hadapan sang kakak dan sang Daddy tanpa berpamitan kepada mereka berdua. Karena Jenna masih merasa sakit hati dengan ucapan sang Daddy yang kemaren.
" Aku juga Daddy.. " Ujar Lili juga berlalu dari hadapan sang Daddy.
Melihat kedua putrinya tak menaruh hormat dengannya, sehingga ia merasakan sangat sakit dan kecewa.
"Maaf kan Daddy nak.. Daddy tahu jika kalian membenci Daddy. Diana maaf kan aku sudah memperlakukan kedua putri kita dengan sangat buruk. Maaf kan aku.. Aku sudah gagal menjadi ayah untuk mereka. " Ucapnya penuh penyesalan.
Tanpa sepengetahuan Maxim, sebelum Jenna berangkat ke sekolah Jenna melihat wajah penyesalan nya sang Daddy lewat CCTV rumah.
" Maaf.. " Gumam Jenna merasa bersalah atas sikap nya dengan Daddynya itu.
***
Pagi ini hari senin, seluruh siswa sedang mengadakan upacara seperti biasanya. Seluruh siswa mengikuti upacara bendera termasuk Jenna dan siswa dan siswi yang lain. Setelah selesai upacara mereka memulai pembelajaran seperti biasanya.
Kringg
Suara bel untuk istirahat sudah terdengar di telinga para murid, seluruhnya mulai keluar kelas untuk mengisi perut yang sudah terasa lapar.
Jenna melangkah keluar kelas dengan Mila menuju kantin selain bersahabat mereka saling membutuhkan satu sama yang lainnya. Sampai di kantin sudah di penuh oleh para siswa yang sangat berdesakan terkecuali Meja kelima anak geng Dragon masih tersisa beberapa kursi. Namun memang tak satu pun yang berani duduk secara bersamaan dengan kelima anak dragon baik laki-laki ataupun perempuan. Karena mereka tahu jika anak dragon merasa terganggu akan langsung mendapatkan akibatnya. Karena mereka terkenal dengan kekejaman anak Dragon.
" Aduh.. Jen.. Sudah penuh nih.. Terus kita duduk dimana? " Keluh Mila pada Jenna.
Jenna yang paham dengan keluhan Mila, ia langsung melirik setiap Meja yang sudah penuh oleh siswa yang lain. Pada saat tatapannya tertuju pada Meja kelima anak Dragon, tanpa pikir panjang Jenna langsung menarik Mila untuk ikut duduk di Meja kelima most wanted itu.
" Aduh Jenna jangan disitu juga donk! Aku takut.. " Ucap Milla yang tahu akibatnya jika nekad ikut bergabung dengan kelima anak Dragon itu.
Tapi sayang ucapan Jenna tak sedikit pun direspon oleh Jenna yang memiliki sifat dingin dan cuek.
" Permisi boleh kami duduk disini, semua meja sudah penuh. " Ujar Jenna sedikit sopan.
" Maaf teman aku ya kak, soalnya dia nggak tahu apa - apa. " Seru Mila mencemaskan Jenna jika membuat kelima anak dragon merasa terganggu. Ia mencoba menarik - narik tangan Jenna agar secepatnya untuk menjauhi mereka. Ia takut jika mereka marah dan menghajar Jenna tanpa belas kasih sedikit pun. Karena ia kalau anak dragon merasa marah ia akan menghajar orang itu tanpa peduli jika mereka wanita atau laki-laki sekalipun.
Melihat kehadiran Jenna yang ingin ikut makan di meja yang sama dengan mereka. kelima pria itu merasa senang jika Jenna ikut makan bersama dengan mereka. Perkiraan Milla yang tadi nya sangat khawatir dengan Jenna membuat nya sedikit syok atas respon kelima pria yang paling berpengaruh di sekolahnya.
" Wah.. Buketu mau makan bareng kita bro! " Seru Rafa merasa senangsenang kepada teman - temannya.
Mendengar ucapan Rafa, Jenna sedikit aneh dengan ucapan dari salah satu anak dragon seraya menarik kan salah satu alisnya yang menandakan ia sedikit penasaran apa maksud Rafa tersebut.
" Buketu? " Tanya Milla juga sama sepemikiran dengan sahabatnya itu.
" Buketu itu buk ketua Dragon lah, kan Jenna calon pacar ketua kita. " Jawab Putra ikut menimpali pertanyaan Mila.
" Hah??? " Milla sampai melongo dengan penjelasan Putra barusan.
Berbeda dengan Jenna hanya merespon memutar bola mata dengan malas.
Tak lama pesanan Jenna dan Milla beserta kelima anak dragon datang. Sehingga percakapan mereka terhenti.
Drtt
Drtt
Terdengar lah bunyi ponsel Milla dari pihak kantor. Membuat antesi mereka tertuju pada ponsel Milla.
Tanpa pikir panjang Milla melihat isi chat entah dari siapa yang tahu hanya Milla dan para reader yang tahu.
" Mm.. Jenn kayaknya meeting kita tertunda deh untuk tiga jam kedepan. Palingan meetingnya jam 5 nanti deh jadinya kita meeting. " Ujar Milla sedikit memelan kan suaranya agar kelima anak dragon tidak tahu apa yang mereka berdua bicarakan.
" Hm" Jawab Jenna dengan deheman saja.
Meskipun Milla hanya berbicara dengan Jenna dengan suara agak pelan, namun insting yang tajam dari kelima anak dragon masih bisa mendengar percakapan antara Milla dan Jenna.
" Meeting.. Apa maksudnya? " Tanya Rafa, willy, dan putra secara bersamaan meskipun dalam hati.
" Meeeting.. Apa dia kerja di kantor? " Selidik Bryan sedikit penasaran.
" Menarik" Gumam Aska tersenyum setipis tisu hanya dirinya yang tahu.
" Kenapa? " Tanya Jenna kepada kelima anak dragon seakan-akan ia tahu dengan apa yang mereka pikirkan terhadap anak dragon terhadap dirinya.
" Cantik" Gumam Aska masih bisa di dengar oleh mereka semua.
Karena terlalu malas berlama - lama di depan anak dragon membuat Jenna malas maka ia lebih mempercepat makanannya agar cepat habis dan pergi dari sana. Tanpa menjaga imeg sedikit pun di hadapan kelima para anak dragon.
Sangat berbeda dengan wanita lain, jika mereka sedikit dekat dengan kelima pria itu. Jika para wanita akan bersikap toxid di hadapan Para anak Dragon akan menjaga imegnya agar terlihat anggun dimata Anak Dragon.
" Buset.. Sudah berapa hari nggak makan Buketu? " Ujar Willy sedikit syok dengan cara makan Jenna yang kurang terlihat estetik.
" Iya Buketu, jangan buru - buru. Kita nggak bakalan mintak kok. " Sambung Putra langsung membenarkan ucapan temannya.
Orang yang di bicarakan sedikit pun tak merespon Putra dan Willy, bahkan hanya sibuk dengan makanannya.