Rull, seorang pemuda berusia 17 tahun yang sering menjadi korban perundungan di sekolahnya, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis. Dalam sebuah kegiatan kemah sekolah, ia tersesat di hutan dan mengalami serangkaian kejadian mengerikan yang membawanya ke ambang kematian. Saat berada di antara hidup dan mati, sebuah entitas misterius memberinya kesempatan kedua di dunia yang asing dan penuh keajaiban.
Terbangun di dunia baru yang indah namun berbahaya, Rull harus belajar bertahan hidup dengan kemampuan serta kekuatan yang ia miliki. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan Jack, Blade, dan Arlecchino. Mereka berpetualang bersama dan menyelesaikan konflik di berbagai region.
Entah takdir apa yang mereka hadapi bersama di dunia yang penuh keajaiban dan bahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon The rull, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Arc Irdlia Bab 6 Kelahiran Yang Membawa Malapetaka
Mike segera pulang dan bekerja keras menyelesaikan tugasnya. Sementara itu, Blade tetap berada di tempat itu, menatap langit yang semakin gelap dan kabut yang mulai berdatangan. Ia melihat pedangnya yang sudah retak dengan penuh kekhawatiran.
"Ayah, ibu... dia akan segera datang," gumam Blade. "Aku masih belum memiliki pedang legendaris itu. Maafkan aku, aku belum bisa memenuhi harapan kalian."
Blade merasakan beban tanggung jawab yang berat di pundaknya. Ia tahu bahwa pertempuran melawan Demous akan menjadi tantangan terbesar yang pernah dihadapinya. Namun, dalam hatinya, ia bertekad untuk melindungi teman-temannya dan rakyat Irdlia, apa pun yang terjadi.
Dengan tekad yang semakin kuat, Blade memutuskan untuk mencari cara untuk memperbaiki pedangnya atau menemukan pedang legendaris yang disebut-sebut dalam legenda. "Ayah, ibu aku akan menepati janjiku untuk mencari pedang itu, namun setelah masalah dengan demous selesai."
***
Di sisi lain, Rull yang berada di ruangan Ratu Arendelle. "Apa yang ingin kau bicarakan, Nak?" tanya Ratu Arendelle.
"Aku ingin bertanya, siapa itu Demous?" jawab Rull.
Ratu Arendelle terkejut dan bertanya, "Nak, darimana kau tahu nama itu?"
"Aku melihat semuanya, Yang Mulia, kejadian yang menimpa istana saat Tsaritsa lahir. Aku ingin mendengarnya dengan lebih jelas lagi darimu, Yang Mulia."
Ratu Arendelle menarik napas dalam-dalam sebelum memulai ceritanya. "Baiklah, dahulu kala, ada dua orang pendekar pedang di Region Irdlia, mereka adalah Hollande dan Demous. Hollande adalah pendekar pedang berhati nurani, dia selalu memaafkan lawannya jika lawannya sudah tidak berdaya. Namun, Demous adalah kebalikannya, dia mengalahkan lawan-lawannya dengan cara brutal dan tanpa ampun, menurutnya musuh tetaplah musuh.
Suatu hari, terjadi peperangan besar antara Dewa Aonghus dan Raja Iblis Belial. Dewa Aonghus mengutus dua pendekar pedang, Hollande dan Demous, beserta pasukan-pasukan elite Irdlia untuk melawan pasukan Belial. Peperangan itu sangat sengit dan banyak terjadi pertumpahan darah. Belial berhasil memojokkan Dewa Aonghus, namun Hollande dan Demous datang membantunya.
Akan tetapi, kekuatan mereka tidak sebanding dengan Belial. Saat Demous terluka parah, Belial menawarkan kesempatan kepada Demous untuk mengabdi kepadanya. Belial berjanji akan mengampuni Demous dan memberinya kekuatan. Perbincangan antara Belial dan Demous memberi kesempatan kepada Dewa Aonghus untuk menyegel Belial beserta prajurit-prajuritnya. Belial pun berhasil disegel.
"Setelah kemenangan besar melawan Belial, Dewa Aonghus memutuskan untuk mengangkat salah satu pendekar pedang yang paling kuat sebagai raja di istana Irdlia yang baru dibangun. Demous sangat yakin bahwa dialah yang akan dipilih karena ia merasa lebih kuat dari Hollande. Namun, Dewa Aonghus memilih Hollande sebagai raja Irdlia.
Demous marah besar. Ia merasa bahwa Dewa Aonghus tidak adil dan menuduhnya bias. Dengan penuh kemarahan dan kekecewaan, Demous meninggalkan Irdlia. Hollande mencoba menghentikannya, memohon agar Demous tetap tinggal dan bekerja bersama untuk kebaikan Irdlia, namun Demous tetap pergi dengan hati yang penuh dendam.
Dalam keputusasaannya, Demous teringat akan tawaran Belial. Ia kembali ke tempat di mana Belial tersegel. 'Belial, aku akan menerima tawaranmu,' kata Demous dengan penuh tekad.
Belial, yang telah menunggu kesempatan ini, dengan senang hati memberikan kekuatan kegelapan kepada Demous. Demous berjanji kepada Belial bahwa suatu hari nanti ia akan memecahkan segel Dewa Aonghus dan melepaskan Belial serta pasukannya untuk menguasai Irdlia.
"Aku dan Hollande menikah," Ratu Arendelle melanjutkan dengan suara yang bergetar, "dan beberapa bulan setelahnya, Hollande selalu tampak cemas, memikirkan apa yang mungkin dilakukan Demous. Suatu hari, Dewa Aonghus mengutus seekor burung elang yang membawa sebuah gulungan ramalan. Hollande membacanya namun tidak memberitahuku isi ramalan tersebut."
Ratu Arendelle berhenti sejenak, mengusap air mata yang mulai mengalir di pipinya. "Setelah Tsaritsa lahir, Demous datang dengan pasukan monsternya. Peperangan antara Demous dan Hollande pun terjadi. Dalam kekacauan itu, Demous menanamkan kekuatan gelap pada Tsaritsa. Hollande berusaha menghentikannya dan menyuruhku melarikan diri sambil membawa Tsaritsa."
Ratu Arendelle menutup matanya sejenak, mengingat kembali momen-momen mengerikan itu. "Setelah perang usai, aku... aku kembali dan melihat Hollande tergeletak tak bernyawa. Kehilangan itu sangat menghancurkan hatiku. Aku harus mengurus kerajaan dan membesarkan Tsaritsa sendirian."