Inez, seorang perawat lansia,yang dulunya gadis yang berjuang demi mandiri, tidak mau di biayai ibunya, karena marah pada ibunya yang selingkuh, dan menyebabkan ayahnya meninggal dalam kecelakaan setelah tahu ibunya selingkuh.
Saat dirinya menjadi perawat lansia, bernama kakek Wijaya, dia sangat menyayangi Inez, saking sayangnya, kakek Wijaya menjodohkan Inez dengan Angga cucunya, tapi Angga sudah memiliki kekasih sejak dulu.
Bagaimana kelanjutannya hidup Inez? apakah Angga bisa membuka hatinya untuk Inez?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LOVENESIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Malam yang begitu panjang, secara bergantian saling melirik dan menatap, kedua bola mata Inez yang sudah tak bisa tenang. Dengan Angga yang merasakan kepanasan akibat canggung yang begitu hebat. Jantung Angga dag dig dug, dag dig dug. Menandakan tubuhnya sedang tidak baik baik saja, karena malam ini Inez tidak berhenti menatap nya, tidak ingin terlihat gugup, Angga pun membalikan badan dan menatap jendela saja.
Mereka sama sama tidak bisa tidur, Inez hanya memikirkan apa yang di impikan Angga tadi? sedangkan Angga, apa yang di lakukan Inez tadi?, kedua orang ini terus menerus tidak terjaga dalam malam, seperti akan datang penjahat yang menyergap mereka.
Hati keduanya tak bisa menentukan arah sikap pada malam ini, suara tik tok tik tok dari jam berdenting, membuat Inez Dan Angga tak tenang. Sesekali menatap jam di HP , hanya melewati menit saja seperti melewati jam, lama sekali.
Akhirnya karena Angga membelakangi, Inez pun sekarang membelakangi, karena sudah sangat pegal pegal.
Di rumah ini tak ada nyamuk, tapi AC yang di setel Angga pasti sangat dingin. Angga masih merasa nyaman, karena bedCovernya tebal dan hangat, beda dengan selimut Inez yang sangat tipis, bahkan bermotif harus putih hitam seperti selimut rumah sakit. Inez membeli selimut itu karena memang murah dan besar, Jika di lihat di lemari pribadinya maka akan menemukan, 10 selimut yang kembar , karena Inez sengaja beli banyak, jika dia malas mencuci pasti ambil yang baru, Inez paling ga bisa pakai selimut kotor dan bau, jika sudah berbau liur , pasti selimut itu akan di gantinya.
Sekarang jam menunjukan jam 3, biasanya di kos kosan, Inez masih malas malasan, dan jam 4 pagi barulah dia mandi. Kali ini karena kesal tak bisa tidur lagi, jam 3 pun Inez bangun dan langsung duduk di kasurnya, mengikat rambutnya yang berantakan. Inez berdiri dan membuka lemari penyimpanan Handuk.
Inez langsung menyampirkan handuk, dan menyalakan lampu kamar mandi. Air di rumah mewah ini sudah otomatis, ada panas ada dingin. Baju di buka satu persatu, dan di gantungkan , setelah bath tube terisi air hangat, barulah Inez masuk di awali kakinya ,untuk merasakan sudah pas atau belum suhunya.
Tik air terkenal jempol,
"Aduh masih panas banget"
Inez pun menyalakan Air Dingin agar air panas tadi tidak terlalu membuat perih ke kulit.
Lalu Inez pun mencoba lagi jempol kakinya.
Barulah kakinya bisa masuk sepenuhnya dan di ikuti kaki satunya, lalu Inez pun duduk dan berbaring.
"Ah nyamannya, jam berapa pun bisa mandi kalau tersedia terus air panas" ujar Inez.
Inez di dalam air hangat, dia terus menggosok tubuhnya agar terasa rileks.
Sesekali Inez bernyanyi.
Angga pun bangun mendengar nyanyian Inez.
"Suara ini tidak Asing bagiku"
Angga terus menghayati nyanyian nyanyian dari kamar mandinya, siapa lagi kalau bukan Inez sang Istri terpaksa.
Angga tak pernah merasa dirinya mencintai Inez ,tapi Angga akan berusaha, demi wasiat kakeknya.
Lama Inez mandi, membuat perut Angga sakit , dan harus segera menyetorkan pada kaskus di kamar mandi yang di pakai Inez.
Keringat dingin muncul di dahi Angga, mau teriak tapi takut ga sopan, tapi tamu sudah di ujung tanduk.
Akhirnya Angga teriak.
"Inez cepetan! aku mau"Duuuuuuuuut.
Terdengar terompet kemulasan dan Terompet tanda setoran sudah berbunyi 3 kali.
"Inez! cepetan, aku sudah , tak tahan ini"
"Iya iya sebentar"
Inez pun buru buru memakai handuknya, dan tidak sempat membawa baju kotornya. Setelah pintu di tutup, terlihatlah baju celana dan BH Inez di gantung. Seakan sudah tak sempat, Angga langsung saja duduk dan menyetorkan kotoran kotoran diperutnya.
15 menit , sangat mulas sekali. Angga pun keluar dan berusaha biasa saja, padahal dalam hatinya sangat malu dengan kejadian tadi.
"sudah setor nya?"
"sudah"
Inez langsung ke kamar mandi lagi, dan mengambil baju kotornya lalu di bawa ke bagian pencucian baju. Jam segini pembantu di sini sangat enak , mereka belum bangun.
Lalu Inez pun membersihkan bajunya sendiri, sekaligus meminta Angga untuk memberikan baju kotornya.
"Sini berikan!"
"Apa nez?"
"Semua baju kotormu, sini Berikan!"
"Untuk apa?"
"pake nanya, ya untuk di cuci, apa kamu ga lihat aku ada di sini?"
"Oh iya benar ,tunggu ya aku ke kamar dulu"
Dengan sigap, Angga mengumpulkan baju baju kotornya. Tanpa di Duga, entah di mana tadi dia menyimpan, karena di kamar Inez tidak melihat, tapi sekarang ada seember baju kotor Angga yang belum di cuci.
"iuuuhh, ko banyak amat?"
"Ya itu, baju aku ,segitu"
"Ok, serahkan padaku"
Inez dengan cekatan,hanya sekali di masuk an ke dalam mesin cuci,lalu beri sabun yang banyak, sambil menunggu, Inez pun ke dapur sebentar mencari bahan makanan. Di sini bahan makanan melimpah, Inez suka memasak, dia pun memasak untuk sarapan.
Setelah semua orang melakukan kebiasaan sarapan pagi pasti suatu saat nanti jadi anak sehat dan kuat, begitulah siaran Tv pagi Ini, yang sedang di tonton.
Jam sudah menunjukan pukul 4 lebih, barulah Inez Di berhenti kan oleh pembantu senior bernama, Bu Meri. ibu ini sepertinya bawaan Angga juga, dengan kedatangan ibu Meri yang tegas, Inez, yang tadinya mau mendidik pembantunya , kali ini gagal, ternyata ketua Pembantu, terlihat lebih galak. Inez di suruh mundur.
"Nyonya, biar kami kerjakan pekerjaan kami, silahkan anda kembali ke kamar"
Seperti Ayam sayur, Inez pun kembali ke kamarnya.
Inez duduk di balkon kamar pengantinnya. Barulah Angga mengejarnya, Angga langsung menepuk pundak Inez.
"Apa sih? " tanya Inez.
"Di sini kamu itu majikan, ga usah sok rajin, jika kita Rajin mereka makan gaji buta"
"Ok, ok, sudah tinggalkan aku sendiri"
Angga di usir, dan sekarang inez ingin menikmati suasana pagi yang akan segera dilihatnya untuk pertama kalinya Sunrise.
Terasa perlahan, matahari menyongsong pagi, posisi kamar ini sangat baik, menghadap ke Timur dan pas sekali menikmatinya dengan secangkir kopi panas.
Tiba tiba.
"Nieh kopi nya"
"Loh kok tahu, aku lagi ingin Kopi"
"Angga gitu loh!, makanya udah di baikin sama aku, kamu biasa saja ,ga usah sok sedih dan dramatis terharu"
"ih pede banget lo! kalau mau menikmati, ya silahkan duduk ,ini kan tempat kesukaan mu juga kan?"
"ya begitu lah" ucap Angga.
Pagi ini, matahari begitu hangat, sehingga membuat Inez Dan Angga tidak marahan lagi.
Mereka Duduk duduk, dan menikmati secangkir kopinya.
"makasih Kopinya enak" ucap Inez malu malu.
"Iya, sama sama".
Angga dan Inez saling melempar senyum, Tiba dibawah Ada teriakan.
"Gimana tidurnya nyenyak?" teriakan itu berasal dari Pak wahyu yang mulai sekarang ,menjaga kebiasaan Inez dan Angga, agar segera jatuh Cinta dan melahirkan pewaris selanjutnya, Yaitu Anak dari Inez dan Angga.
Inez dan Angga saling tatap. Dan belum siap di ganggu Wahyu. Mereka pun mengunci pintu, malas ketemu dengan wahyu.