kita memang tak tau siapa yang tuhan takdir kan untuk kita,namun kita bisa melabuhkan hati kita pada siapa. namun bagaimana jadinya jika ternyata hati dan takdir tak sejalan. Begitulah yang di rasakan oleh Aidan Arsyad Rafardhan,dia mencintai seorang wanita dan berniat akan melamar nya,namun bagaimana jadinya malah dia menikah dengan adik dari sang pujaan hati?
"menikahi orang yang di cintai memang impian,tapi mencintai orang yang di nikahi adalah kewajiban."
Aidan Arsyad Rafardhan
yukkk simak cerita lengkapnya di sini 👇
tinggalkan like,komen dan follow setelah membaca yah ☺️😆
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon h.alwiah putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12. nasihat suami
"apa maksud dari sikap kamu tadi Maureen? Apakah ini sikap kamu pada kedua orang tua kamu."cecar Aidan.
Aidan menyusul Maureen untuk menegur sikap tak sopan Maureen tadi. "Lah emang kayak gitu sikap saya. Kenapa bapak gak suka,ya udah kalau gak suka gampang tinggal ceraikan saja saya."ucap Maureen enteng.
"Jaga bicara kamu Maureen,kita baru saja menikah satu hari. Ya saya memang tak suka dengan sikap tak sopan kamu pada kedua orang tuamu,ingat mereka itu ayah dan ibumu apakah ini perlakuan yang pantas untuk orang tuamu yang sudah merawat, mendidik apalagi mama Hana,dia sudah melahirkan kamu tak sepatutnya kamu bersikap seperti itu."
Maureen pun memutar bola matanya malas. "Ya memang mereka orang tua saya,namun kata orang tua hanya lah sebuah sebutan saja. Karena nyatanya arti dari kata orang tua adalah dua orang yang sudah merawat mendidik anak nya. Namun nyatanya mereka berdua sama sekali tak merawat, apalagi mendidik saya. Ayah memang orang yang sudah membuat saya hadir di dunia ini namun mama bukan lah wanita yang telah melahirkan saya." Maureen menjelaskan secara singkat tentang alasan dari sikapnya.
"Maksud kamu apa?"tanya Aidan.
"Sudahlah pak,anda tak perlu tau tentang kehidupan saya dan tak perlu mengurusi kehidupan saya juga. Tentang sikap saya pada orang tua saya itu urusan saya sendiri,saya rasa itu sikap yang tepat untuk mereka. Karena prinsip saya orang lain bersikap baik pada saya maka saya pun akan melakukan hal yang sama."tekan Maureen.
"Jangan berbicara seperti itu Maureen,mau bagaimana pun saya ini suami kamu saya berhak tau kehidupan kamu. Urusan kamu tanggung jawab saya juga,saat ini kamu sudah berganti status ada saya sebagai seorang suami kamu yang harus kamu bagi semua nya mau itu permasalahan hidup,senang maupun susahnya."
Maureen terdiam mendengar ucapan Aidan,namun Maureen adalah tipekal orang yang tak mudah percaya pada orang lain.
Dia sudah terbiasa memendam semuanya sendiri, karena kesendirian itu lah membuat sifat Maureen keras kepala dan teguh akan pendirian.
"Sudahlah pak jika anda memang tak suka dengan sifat saya, ceraikan saya saja. Karena saya tetap pada prinsip saya. Jika mereka memperlakukan saya layaknya seorang anak pun saya akan memperlakukan mereka layaknya anak lain pada orang tuanya. Simple kan,saya hanya perlu keadilan saja."setelah mengucapkan itu Maureen pun beranjak dari duduknya.
Maureen pergi ke kamar mandi,entah untuk apa karena Maureen membawa baju ke dalam.
Sejenak Aidan merenungi ucapan Maureen,satu hal yang baru dirinya ketahui ternyata Maureen bukanlah anak kandung mama Hana.
Pantas saja wajah Maureen tak mirip mama Hana,dan memang sedikit Aidan merasakan perbedaan sikap mama Hana antara pada Maureen dan Shafa
Aidan terus berpikir tentang ucapan Maureen tadi, apakah Maureen punya masalah dengan kedua orang tuanya? Bagaimana masa lalu Maureen dengan kedua orang tuanya hingga sikap Maureen seperti itu.
Tentu Aidan mengerti tak akan ada sebab orang berubah sifat jika tak ada tindakan yang meninggalkan luka pada seseorang.
Aidan menjadi penasaran dengan masa lalu Maureen,mau bagaimana pun juga dia harus tau tentang istri nya. Itu adalah kewajiban nya sebagai seorang suami.
Karena sibuk memikirkan ucapan Maureen tadi hingga tak sadar Maureen sudah keluar dari dalam kamar mandi menggunakan pakaian rapi.
Maureen pun sudah menghias wajah nya dengan menggunakan skincare serta lipblam. Make up Maureen memang sesimpel itu,hanya perlu menggunakan sunscreen, pelembab lalu lipstik.
Tak lupa Maureen pun menyemprotkan parfum pada bajunya.
"Mau kemana kamu?"tanya Aidan.
"Ke luar."
"Iya kemana?"
"Cari angin,sumpek di rumah terus."
"Kenapa kamu gak betah di rumah Maureen, apakah kamu tau wanita itu lebih baik lebih banyak diam di rumah dari pada berkeliaran tak jelas di luar. Apalagi dengan pakaian seperti itu,ingat kamu sudah menjadi seorang istri. Kamu harus pergi dengan izin saya,dan saya gak ridho kamu keluar dengan menggunakan pakaian seperti itu."
Sebenarnya pakaian Maureen tak seksi, Maureen hanya menggunakan rok semata kaki, hotpants di balut dengan cardigan.
"Terus saya harus pake baju kayak gimana pak,baju ini sopan juga kok gak seksi."
Aidan tak membalas ucapan Maureen,dia berlaru ke arah lemari Maureen lalu mengambil baju serta kain yang Maureen tau itu adalah kerudung.
Ya walaupun Maureen tak berkerudung tapi dia juga punya kerudung serta beberapa gamis di lemarinya.
"Pakai ini."titah Aidan tak terbantahkan.
Dengan terpaksa Maureen pun memakai baju yang di berikan oleh Aidan, sedangkan Aidan dia melipat kerudung segi empat itu menjadi segi tiga.
Setelah Maureen selesai memakai baju nya Aidan memakaikan Maureen Ciput lalu memakainya kerudung, Maureen pun hanya bisa diam saja menerima perlakuan dari Aidan itu.
"Nah gini kan bagus,saya pengen sekarang kamu berhijab. Menutup aurat itu kewajiban bukan menunggu Sholehah dulu baru berhijab,yang ada hijab dulu dan lebih giat memperbaiki diri lagi baru itu afdhol. Walaupun mungkin awalnya sedikit susah namun percayalah lama lama kamu bakal nyaman juga,saya gak mau liat kamu keluar lagi pakai baju kayak gitu. Kalau mau pake baju kurang bahan cukup di hadapan saya aja."
Mendengar ucapan Aidan itu, Maureen pun hanya bisa mengangguk saja. Entahlah kemana sikap tak mau di aturnya itu.
Sekali Aidan memerintah Maureen menuruti ucapan Aidan itu. "Pinter,bentar tunggu saya."ucap Aidan berlalu pergi ke kamar mandi.
"Yokk saya anger kamu mau kemana."Aidan datang dengan menggunakan jaket Hoodie dan juga celana jeans nya.
"Ehh."kaget Maureen.
"Ayo bukannya mau keluar,saya anterin. Mau jalan jalan kan."Aidan pun menggenggam tangan Maureen lalu membawanya keluar dari kamar.
Maureen pun hanya bisa diam saja sembari mengikuti langkah Aidan.
"Loh mau kemana?"tanya mama Hana melihat anak serta menantu nya yang sudah rapih itu.
"Mau keluar dulu sebentar ma."jawab Aidan.
"Loh pengantin baru kok langsung pergi jalan jalan. Kenapa gak istirahat aja,pasti pada cape kan."ucap pak Latif.
"Biarin aja toh yah, mungkin mereka mau menikmati masa masa pacaran halal nya."ucap mama Hana.
"Ya udah gih sana,pulang nya jalan malam malam."
"Iya yah,kalau gitu Aidan sama Maureen izin pamit dulu, assalamualaikum."Aidan dan Maureen pun mencium tangan kedua nya lalu pergi dari rumah dengan menggunakan mobil milik Aidan.
"Tuh liat kan yah,gak salah kita ngejodohin Maureen sama Aidan. Baru sehari nikah aja kita udah liat perubahan Maureen, bahagia banget mama liat Maureen mau menutup aurat nya. Semoga mereka selalu bahagia selalu bersama sampai maut memisahkan."ucap mama Hana tak bisa menutupi binatang kebahagiaan nya.
mewek, emosi, gregetan pokoknya jd satu.