Selama sepuluh tahun hidup dalam bayang-bayang masa lalu, dikhianati klanya tanpa akhir, Xing Yi menyaksikan keluarganya dibunuh oleh anggota klannya sendiri. Bertahan hidup di bawah kekuasaan tirani, diperbudak sebagai prajurit perang, dijadikan pertahanan terakhir di ujung maut.
Xing Yi menyimpan dendam tak berujung di hatinya, bertahan di bawah siksaan tiada akhir demi membalas dendam suatu hari nanti. Pemuda yang dipenuhi kemalangan ini berubah pada malam itu, menjadi sosok yang dipenuhi oleh keberuntungan tak terbatas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nara Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 10 Balas Dendam (2)
Dalam gumpalan debu itu, Komandan Yang Bo terbatuk-batuk. Perlahan beranjak berdiri lalu mengibaskan tangannya menyapu debu yang beterbangan di sekelilingnya. Ketika debu itu menghilang, ia melihat Xing Yi berada di depannya, sekilas ia meragukan pengelihatannya karena tidak mungkin Xing Yi ada di sana.
Namun keraguan itu malah menjadi kenyataan, "Xing Yi?!"
"Kita bertemu lagi komandan."
Pertemuan mereka tentunya mengejutkan Komandan Yang Bo, karena ia melihat dengan mata kepalanya sendiri Xing Yi melompat masuk dalam retakan. Bagaimana bisa Xing Yi masih hidup? Keberuntungan apa yang dimilikinya sampai membawanya ketempat ini?
Dan mengenai kekuatan yang Xing Yi tunjukan sebelumnya masih menjadi pertanyaan, bagaimana cara Xing Yi menyembunyikan kekuatannya selama ini dari orang-orang di Klan Chen? Bahkan ia sendiri selalu memanggil Xing Yi tidak dapat merasakannya.
"Kau ... Bagaimana bisa?!"
Xing Yi mengetahui pertanyaan Komandan Yang Bo dari tatapan matanya, meski mendengarnya ia tampak acuh. "Aku tidak perlu menjelaskan kepada orang yang akan mati, itu merepotkan, bukan?"
"Bajingan sombong!"
Komandan Yang Bo menarik pedangnya keluar dari sarungnya, Xing Yi melihat dengan tajam. Tanpa sepengetahuan siapapun, Xing Yi mengumpulkan energi dalam dirinya, lalu mulai menyebarkan ke seluruh tubuhnya memperkuat setiap sudut fondasinya, aura biru tiba-tiba meledak seperti api mengejutkan Komandan Yang Bo di depannya.
"Jembatan Pemurnian, lapisan awal. Kau datang dengan sombong memperlihatkan kekuatan seperti itu, ingat baik-baik Xing Yi! Perbedaan kekuatan kita bagaikan langit dan bumi, tidak tersentuh! Jangan bermimpi membalas dendam padaku!"
Komandan Yang Bo meluncur kedepan, dengan gerakan halus dan cepat, tebasannya mengiris udara. Xing Yi dapat melihat jalur tebasan Komandan Yang Bo dan memutuskan untuk menghindarinya dengan cepat.
Wushh!
Tebasannya mengalir begitu saja, itu membuatnya terkejut sekaligus tidak percaya bahwa Xing Yi dapat menghindari serangannya, "Bagaimana bisa. Tidak! Siapa kau sebenarnya?!"
Xing Yi mengayunkan kaki kirinya keatas, tendangannya mengenai bagian perut Komandan Yang Bo. Dentuman keras tak terhindarkan di sana, memukul mundur Komandan Yang Bo beberapa meter dari tempatnya berdiri.
"Aku tidak perlu menjelaskan kepada orang yang akan mati, kan?"
"Berhenti bersikap sombong! Hanya dapat menyerangku belum tentu dapat membunuhku dasar bajingan!"
Xing Yi terkekeh-kekeh melihat Komandan Yang Bo tersulut emosi karena kata-kata provokasinya. "Sombong? Jika aku tidak mempunyai kekuatan yang cukup, aku tidak akan berani menghadapimu, bodoh!"
Setelah mendengar pernyataan Xing Yi, pandangan Komandan Yang Bo seolah-olah berubah untuk menilai ulang Xing Yi di depannya. Dari tatapan matanya sudah dapat di pastikan kalau Komandan Yang Bo mulai waspada karena apa yang di katakan Xing Yi ada benarnya, tidak mungkin Xing Yi berani menghadapinya yang sudah bertarung ratusan tahun dengan kekuatan biasa.
Dibenaknya sekarang, Xing Yi adalah individu yang harus di waspadai. Karena menyembunyikan kekuatannya sangat dalam sampai ia sendiri tidak menyadarinya. Namun sebenarnya berbeda dengan apa yang di pikirkan Komandan Yang Bo, Xing Yi bersikap arogan dan sombong sekarang bukan tanpa alasan, ia menempatkan dirinya berada di atas segalanya, dalam hal pertarungan dan emosi seseorang.
Dengan begitu, musuh tidak akan bisa membaca gerakannya dan apa yang sedang ia pikirkan sekarang karena sebenarnya Xing Yi tidak mungkin bisa menang melawan Komandan Yang Bo kalau terus mengadu kekuatan.
Jadi, ia mencoba meruntuhkan kepercayaan diri Komandan Yang Bo lalu mengalahkannya dengan satu serangan telak yang tidak bisa di hindarkan Komandan Yang Bo.
Xing Yi mengangkat tangannya kedepan, mengerakana jari telunjuknya memancing Komandan Yang Bo. Hal tersebut menyulut api amarahnya, dan memberikan keuntungan bagi Xing Yi yang masih lapisan awal ranah Jembatan Pemurnian.
Tebasan menyilang hampir mengenai dirinya, untungnya Xing Yi dapat menghindarinya. Ia meluncur kedepan, Komandan Yang Bo mencoba menahan pukulan Xing Yi, tapi tiba-tiba jalur gerakannya berpindah, komandan Yang Bo tidak menemukan Xing Yi di depan.
Mencari ke segala tempat, namun tiba-tiba serangan dari belakang mengejutkan Komandan Yang Bo sampai membuatnya terlempar.
Cough! Cough!
"Yang Bo ... Petarung terkuat selama ratusan tahun, apa hanya segini kekuatanmu? Aku kecewa denganmu, aku mengira pertarungan kita akan meluluhlantakkan Hutan Spiritual."
Cough!
"Keparat, aku akan membalasnya!"
Xing Yi menyeringai, "Jika kau tidak terluka, mungkin pertarungan ini akan menarik. Sayangnya, aku harus mengakhirinya sekarang karena aku mempunyai urusan dengan orang yang ada di bawah sana, sungguh sayang menyia-nyiakan kecantikannya tanpa merasakannya sendiri, bukan?"
"Apa yang kau maksud!"
"Tentu saja—"
Mata Komandan Yang Bo terbuka lebar, mengerti apa yang di maksud Xing Yi. Keinginan untuk meniduri Chen Xi begitu dalam. Namun, sebuah gunung besar di atas dirinya tidak dapat di hindarkan, Xing Yi melompat kebelakang lalu menjatuhkan Stempel Surga dan Bumi!
Duarr!
Dalam ledakan besar itu mengguncang daratan, wilayah di sekitarnya mengalami retakan yang menyebabkan ruangan tempat Chen Xi berada bergetar. Batu-batu berjatuhan, Chen Xi terus berteriak memanggil Komandan Yang Bo karena tidak menerima tanggapan dari tadi setelah ledakan pertama terdengar di atas sana.
Xing Yi berjalan kedepan melihat tubuh Komandan Yang Bo yang hancur. Ia mengambil tas penyimpanan dan pedang miliknya, "Ada banyak herbal langka dan beberapa pil, semua ini cukup untuk masa pelatihanku."
Ia memenggal kepalanya dan membawanya mendekati lubang yang menghubungkan dengan ruangan tempat Chen Xi berada. Dari atas sana, Xing Yi melihat keretakan di ruangan tersebut, jika ia masuk tanpa persiapan ia akan terkubur hidup-hidup, ia menyentuh dagunya dengan bingung berpikir bagaimana caranya agar ruangan itu tidak runtuh ketika ada serangan atau ledakan di dalam.
Untuk beberapa saat Xing Yi bingung, tetapi ia sudah putuskan untuk masuk kedalam ruangan tersebut. Awalnya, Xing Yi melempar kepala Komandan Yang Bo yang masih utuh, Chen Xi melihat kepala seseorang menggelinding lalu berhenti memperlihatkan kepala Komandan Yang Bo, hal tersebut membuat para prajurit ketakutan sekaligus waspada, siapa yang bisa membunuh Komandan Yang Bo berarti orang tersebut sangat kuat.
"Ba— Bagaimana mungkin, siapa kau?!"
Xing Yi masuk kedalam celah itu, mendarat di tanah dengan aman tanpa memberikan sedikitpun hembusan angin di sekitarnya. Chen Xi melihatnya dengan tatapan tidak percaya, ia takut sekaligus waspada terhadap Xing Yi karena aura yang di pancarkannya sangat berbeda dari biasanya.
"Keberuntunganmu sungguh buruk, Nona muda Chen Xi." Ucap Xing Yi.
"Apa yang kau maksud?!"
Xing Yi terkekeh, "Ya ... " Xing Yi menyentuh dagunya sembari melirik kearahnya, "Tidak perlu basa-basi lagi, aku datang untuk balas dendam. Tentunya untuk membunuhmu dan seluruh prajurit di tempat ini."
...
*Bersambung ...