Jika kematian adalah akhir bagi kehidupan setiap orang yang hidup di dunia ini.
Hal tersebut justru merupakan awal perjalanan baru bagi seorang pemuda yang kembali harus menjalani kehidupan nya sekali lagi setelah kematian nya itu...
Mampukah pemuda tersebut menjalani kehidupan keduanya itu? atau justru harus berakhir sama seperti kehidupan sebelum nya?.
Karena jalan yang akan pemuda itu tempuh setelah nya tidak akan semudah seperti apa yang ia alami di kehidupan pertama nya.
Ya meski di dua kehidupan tersebut sang pemuda harus menjalani berbagai kepahitan hidup, tetap saja di kehidupan keduanya itu akan lebih menakjubkan dan akan lebih menantang dari kehidupan nya sebelumnya.
Penasaran?...
Yok Baca di sini 👇
.
.
.
.
.
.
.
👉 Pewaris Dewa Terkuat 👈
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fatiih Romana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps.32
"Semoga rencana yang sudah di susun oleh patriak berjalan dengan baik nantinya, dengan begitu dengan adanya kami di di sakte itu, maka kita akan bisa mencari tahu kelemahan nya dari dalam secara perlahan dan melaporkan nya pada patriak, maka dengan itu aku yakin sekuat apapun sakte itu jika kita sudah merusak nya dari dalam pasti akan mudah di hancurkan."
ucap Jing Li pada semua orang di kelompok nya itu.
Yang mana mereka sebenarnya adalah murid dari sakte Langit Malam yang di tugaskan oleh sang Patriak untuk menyamar menjadi peserta kompetisi saat ini dengan tujuan untuk bisa memasuki sakte Gunung Petir untuk menjadi mata mata bagi sakte Langit malam.
Dan sebelum nya Jing Li pun sudah di angkat menjadi murid pribadi oleh sang Patriak sakte, maka dari itu mereka memanggilnya dengan sebutan tuan muda karena status yang di miliki oleh Jing Li itu.
"Kamu tenang saja tuan muda, sampai saat ini pun kita masih belum tercium oleh orang orang sakte itu, jadi aku yakin kita semua pasti bisa masuk ke sakte itu dengan mudah dengan syarat kita harus membuang lebih banyak lagi peserta yang masih tersisa di tahap ini, dengan begitu kesempatan kita semua untuk masuk ke sakte itu semakin lebar."
ucap salah satu dari mereka menimpali ucapan Jing Li sebelum nya.
"Tapi sebelum itu, bisakah kita mengulangi apa yang semalam...
"Pergilah, lakukan apa yang akan kalian inginkan itu, tapi ingat jangan lama lama!"
potong Jing Li.
Membuat mereka semua seketika langsung berbinar, lalu merekapun langsung bergegas menuju tempat Fang Luyu tergelatak sebelumnya.
Tapi kesenangan mereka itupun langsung pudar setelah tidak mendapati Fang luyu di tempat itu, kemudian mereka pun langsung berpencar untuk mencari nya, namun semua usaha mereka itu tidak membuahkan hasil karena tidak ada jejak apapun yang di tinggalkan oleh Fang Luyu yang bisa memudahkan pencarian mereka itu.
Sementara di sisi lain.
Jing Li yang merasakan aura anak buahnya berada di tempat yang terpisah pun langsung bangun dari duduk nya untuk melihat apa sebenarnya yang di lakukan oleh mereka.
"Apa yang kalian lakukan?" teriak Jing Li memanggil para anak buahnya yang terlihat berpencar di segala penjuru tempat itu saat ini.
Tak lama kemudian datanglah mereka menemui Jung Li untuk melapor.
"Maaf tuan muda, kami tengah mencari keberadaan nona Fang Luyu yang ternyata sudah tidak ada lagi di tempat nya saat kami sebelum nya kembali ke tempat ini untuk mendatanginya."
ucap salah satu dari mereka menjelaskan apa yang tengah mereka lakukan sebelumnya pada Jing Li.
"Tidak ada?, bagiamana wanita itu bisa tidak ada di tempat nya, bukankah jelas jelas sebelum nya dia masih berada di tempat ini dengan ke adaan masih pingsan?" tanya Jing Li mengerutkan keningnya.
"Kami juga tidak tahu tuan muda, dan anehnya lagi tidak ada jejak auranya sama sekali kearah mana dia pergi sebelum nya, karena kami pun tidak bisa melacak nya sebelum nya." jawab orang itu lagi.
Mendengar itu, Jing Li tidak terlihat pusing sama sekali seperti tidak terjadi apa apa, lalu kemudian ia pun membuka mulutnya untuk berbicara pada mereka semua.
"Tidak usah mencarinya, jika j*lang itu memang ingin berpisah dari kita maka biarkan saja, ayo kita lanjutkan saja perburuan kita lagi, siapa tahu nanti kita juga bertemu dengan kelompok lainnya, dengan begitu kita bisa langsung membunuh dua burung dalam satu lemparan batu."
ucap Jing Li datar tanpa ekspresi apapun di wajah nya.
Kemudian ia langsung memimpin kelompok itu untuk berburu kembali hewan spiritual seperti sebelum nya tanpa mempedulikan apa yang terjadi pada Fang Luyu.
....
Di tempat lain.
Saat ini terlihat Zain tengah menelusuri tempat tempat yang menurut mereka akan di datangi oleh Jing Li dan kelompok nya, tapi mereka masih belum menemukan jejak keberadaan kelompok itu.
Hanya kelompok lain nya yang mereka temui selama perjalanan mereka itu, yang nampak nya masih sibuk berburu hewan spiritual level 1 dan 2, tanpa mengambil resiko untuk berburu hewan di atas tingkat itu, mengingat kekuatan mereka hanya memungkinkan untuk melakukan hal itu.
Karena hanya ketua kelompoknya saja yang memiliki kekuatan di ranah pengaturan roh yang setara dengan hewan spiritual level 3.
...
Cukup lama Zain dan Ling Fan mencari keberadaan kelompok Jing Li itu, hingga kemudian Zain di kejutkan dengan teriakan Ling Fan yang berjarak cukup jauh darinya saat ini.
Kemudian dengan cepat Zain langsung bergegas ke tempat Ling Fan itu guna melihat sebenarnya apa yang terjadi dengan sepupunya itu sehingga berteriak seperti itu,
padahal ia tidak menemukan keberadaan orang lain di tempat Ling Fan saat ini ataupun adanya hewan spiritual tingkat tinggi di tempat itu.
"Ada ap....
ucapan Zain terhenti setelah melihat apa yang ada di depan Ling Fan saat ini.
Dimana di sana tergelatak tubuh wanita dengan keadaan kepala pecah dan darah yang sudah memenuhi pakaian nya.
Namun bukan itu yang membuat Zain terpaku di tempat nya saat ini melainkan karena ia sangat tahu siapa sosok itu.
Kemudian tatapan mata Zain terlihat menelusuri tebing tinggi yang ada di atasnya itu, dimana di salah satu cabang pohon yang ada di sana terlihat darah yang masih basah yang menandakan jika sosok yang tergelatak di depannya itu bukan mati akibat Pertarungan satupun kekerasan lainnya yang diterima nya.
Melainkan karena terjatuh dari atas tebing yang sangat tinggi itu, hal itu di perkuat dengan tidak adanya aura orang lain lagi di tempat itu selain dirinya dan Ling Fan.
"Dia mati karena melompat dari atas sana." ucap Zain membuka suara setelah cukup lama diam sebelum nya seraya menunjuk ke arah atas dimana bibir jurang berada.
"Apakah dia sengaja bunuh diri atau ada yang sengaja ingin membunuhnya?" tanya Ling Fan dengan ekspresi rumit di wajah nya saat ini.
Karena se benci apapun dirinya pada wanita di depan nya itu, dia masih memiliki perasaan tidak nyaman saat melihat nya mati dengan ke adaan seperti itu,
mengingat saat ia masih kecil , ia pun juga sering bermain dengan nya saat ia berkunjung ke kediaman Zain yang memang dulu menjadi tempat mereka bermain.
"Tidak, dia mati karena keinginan nya sendiri, tapi meski begitu pasti ada alasannya di balik keputusan yang di ambil nya itu." ucap Zain dengan raut wajah yang sulit di artikan saat ini.
Kemudian Zain langsung mengalir kan elemen tanah yang di miliki nya ke kaki kanan nya dan...
"Booom!"
tempat mayat wanita itu berada langsung terbelah seketika dan langsung menelan tubuh itu ke dalam nya, sebelum kemudian kembali tertutup seperti sedia kala dengan sedikit gundukan di atas nya seperti hal nya kuburan baru.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi sebelum nya padamu, tapi beristirahatlah dengan tenang karena aku telah memaafkan mu teman kecilku."
setelah mengucapkan itu, Zain pun langsung pergi dari tempat itu tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Ling Fan.
Membuat Ling Fan hanya bisa mengikuti nya tanpa berniat menegur nya, karena ia tahu apa yang tengah di rasakan oleh saudara nya itu.