March Alfian, laki-laki berdarah Inggris-Indonesia yang harus rela menjadi duda setelah sang istri yang ia nikahi selama satu setengah tahun, berselingkuh darinya. Alasan Mey, berselingkuh dari March hanya karena Mey ingin memiliki anak. Maklum saja, saat mereka baru menikah empat bulan, March mengalami kecelakaan yang membuat 'adik kecilnya' cidera dan harus mati suri. Segala pengobatan sudah March lakukan, bahkan obat perangsang dari dosis rendah sampai dosis tinggi pun sudah March minum, tapi hasilnya tetap nihil, 'adik kecil' itu tak kunjung sadar.
Setelah menjadi duda, banyak wanita mengejar-ngejar March, tanpa mereka tau apa masalah March yang sebenarnya. Begitupun dengan sang sekretaris pribadinya Febry. Febry yang sudah lama menyukai March pun merencanakan penjebakan untuk March agar dirinya bisa menjadi pengganti Mey. Tapi sayang, penjebakan yang di lakukan Febry malah membuat March harus meniduri July, seorang janda yang sedang mabuk. Dan keesokan paginya, disaat March membuka mata, ia sudah tidak menemukan July di sampingnya.
Akan kah March bisa menemukan July?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# 8
Kini March sudah berada di night club tempat March dan Osram sering bertemu. Suara dentuman musik yang sangat keras dan memekakkan telinga langsung menyambut kedatangan March.
"Hai Tuan March." Sapa manager night club begitu melihat kedatangan March di pintu masuk.
"Hai Sony." Balas March.
"Aku sudah memesan room 5."
"Iya, saya tau. Saya sudah menunggu kedatangan anda dari tadi Tuan March."
"Apa Osram sudah datang?"
Sony, si manager club menggelengkan kepalanya.
"Ya sudah saya masuk ke room dulu. Kalau Osram sudah datang, suruh dia langsung masuk ke room."
"Baik Tuan."
March pun berjalan menuju room 5 yang ada di lantai dua.
Selepas March pergi, Sony mengacungkan jempolnya ke arah seorang wanita seolah memberi kode pada wanita itu kalau semua berjalan lancar.
Wanita itu tak lain dan tak bukan adalah Febry.
Ya, Febry dan Sony bersekongkol untuk menjebak March.
Di dalam room 5.
Ceklek. Pintu room 5 terbuka. Sontak March pun menoleh ke arah pintu, March pikir yang membuka pintu adalah Osram. Tapi ternyata...
"Selamat malam Tuan." Sapa pelayan pria sambil membawa nampan yang berisi minuman beralkohol.
"Aku belum pesan apa-apa." Ucap March pada pelayan itu.
"Ini untuk pelanggan VIP, Tuan. Jadi meski anda belum memesan minuman, anda mendapat bonus satu botol wine dari kami." Jawab pelayan itu.
"Oh yah? Aku baru tau. Aku sering kesini tapi baru ini aku mendapat bonus wine."
"Pelayanan ini baru Tuan, baru dua hari." Jawab si pelayan berusaha meyakinkan.
"Boleh juga trik marketing nya." Balas March.
Pelayan pun meletakkan satu gelas kosong ke atas meja, lalu pura-pura membuka botol wine, karena botol wine sudah dibuka terlebih dulu dan sudah di masukkan obat perangsang tanpa aturan dosis oleh Febry.
Pelayan pun menuangkan wine ke dalam gelas. Setelah itu ia meletakkan botol wine di atas meja.
"Saya permisi Tuan." Pamit pelayan itu.
Begitu pelayan pergi, March pun mulai mengambil gelas yang sudah di isi wine. Ia menyeruput wine itu sedikit demi sedikit hingga tersisa setengah.
Lima menit kemudian, March sudah mulai kepanasan. Ada sesuatu yang aneh dalam dirinya yang sudah lama tak pernah ia rasakan. March tidak bodoh, ia tau rasa apa ini.
Mata March mengarah ke bawah, ia melihat 'adik kecilnya' sudah bisa mengacung.
Meski kaget dengan keajaiban di depan matanya dan senang 'adik kecilnya' sudah sadar dari mati surinya, tapi March juga bingung, kemana ia harus mengantar 'adik kecilnya' itu, karena 'adik kecilnya' itu sudah tidak punya rumah untuk berlindung.
March mengeluarkan ponsel dari saku celananya, lalu menghubungi Neon.
Tuuut Tuuut Tuuut. Bunyi nada sambung.
"Halo March."
"Neon, bisa kau menjemput ku di night club?" Dengan nafas yang terengah-engah.
"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" Tanya Neon karena mendengar nafas March yang terengah-engah.
"Datang lah dulu, nanti aku beritahu." Jawab March.
"Baik lah, lima belas menit lagi aku sampai."
Panggilan pun berakhir.
Sambil menunggu Neon, March tetap berada di room 5, sambil mengelus 'adik kecilnya'.
"Kenapa kau bangun disaat kau tidak punya rumah, hah? Aku harus apa sekarang?" Lirih March sambil terus mengelus 'adik kecilnya' itu.
Sedang asyik berbicara dengan 'adik kecilnya' tiba-tiba saja pintu room 5 terbuka.
Ceklek.
Sontak mata March mengalih ke pintu.
"Selamat malam Tuan March." Sapa Febry lalu berjalan mendekati March dengan lenggak-lenggok yang menggoda.
March menelan salivanya susah payah melihat penampakan Febry yang begitu seksi, pakaian yang begitu memperlihatkan dada padat dan bokong yang sintal. Dan penampakan Febry itu berhasil membuat 'adik kecil' March makin menggila.
Meski 'adik kecil' nya makin menggila tapi otak March masih sadar, sehingga March masih bisa menahan hasratnya untuk tidak ia lampiaskan pada sekretarisnya itu.
"Sedang apa kau disini?"
Febry tak menjawab, ia malah mendaratkan bokongnya di samping March.
"Oh.. Tuan March, kenapa wajah mu merah sekali? Apa kau baik-baik saja?" Tanya Febry sambil mengelus pipi March.
March langsung menyentak tangan Febry dari wajahnya.
"Jangan menyentuh ku!!!" Bentak March.
"Oh ayolah Tuan March, jangan munafik, aku tau sekarang anda pasti sedang membutuhkan kehangatan bukan? Aku bisa memberikannya untuk anda." Bisik Febry di akhir kalimatnya.
March mengernyitkan keningnya. Meski sedang di kuasai efek obat perangsang, tapi otak March masih bisa digunakan dengan baik.
Bersambung...