Kebaikan hati seorang Arsy yang menolong seorang pemuda dan seorang kakek, membuat dirinya harus di kejar-kejar seorang pemuda yang terkenal kejam di dunia mafia. Kenapa?
Jika penasaran, baca yuk!
Oya, semua kisah dalam cerita ini hanyalah fiktif belaka. Tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 5
"Sial!" umpat David sambil memukul setir mobil. Ia terpaksa menunggu hingga lampu rambu lalu lintas berubah hijau.
Sementara Arsy sudah tiba di mansion. Ia memarkirkan motornya di garasi khusus motor.
Garasi mobil dan motor berbeda, semua itu untuk mempermudah mereka untuk mengambil mobil atau motor masing-masing.
Arsy masuk setelah mengucapkan salam, Arsy langsung ke dapur saat mencium aroma masakan.
"Mama masak apa?" tanya Arsy.
"Masak kesukaan kalian," jawab Aleta.
Arsy mendekat, kemudian mengambil sendok untuk mencicipinya. Aleta tersenyum saat melihat putrinya seperti itu.
"Mandi dulu sana, nanti kita makan sama-sama," pinta Aleta. Arsy pun menurutinya dan berlari kecil menaiki tangga.
"Baru pulang Dek?" tanya Arsa yang baru keluar dari kamar.
"Ya, ada tugas di rumah sakit milik nenek," jawab Arsy lalu masuk kedalam kamarnya.
Arsa hendak menyusul, namun ternyata pintunya terkunci dari dalam. Arsa pun mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam kamar adiknya.
Arsa lebih memilih turun ke ruang tamu. Kebetulan Darmendra dan Diva juga ke ruang tamu.
"Oma, Opa buyut," sapa Arsa pada keduanya. Diva tersenyum lalu duduk disamping Arsa.
"Bagaimana kuliahmu sayang?" tanya Diva sambil mengelus kepala Arsa.
"Bagus Oma, tidak ada masalah sama sekali," jawab Arsa.
"Nanti kamu yang meneruskan perusahaan papamu, jadi belajar dengan giat. Jangan selalu begadang dengan bermain game online," pesan Darmendra.
"Iya Opa, aku ngerti kok," ujar Arsa.
Tidak berapa lama terdengar suara mengucapkan salam, Arsa, Diva dan Darmendra pun menjawab dengan serentak.
Ternyata Ars yang baru pulang dari perusahaan. Ars duduk sebentar bergabung dengan mereka. Baru kemudian pamit untuk ke kamar.
Ars menghentikan langkahnya hendak menapaki tangga karena Aleta memanggilnya. Ars berbalik, lalu mendekati Aleta dan mencium keningnya.
"Aku belum mandi, baru selesai masak," ucap Aleta.
"Gak apa-apa, yang penting aku sayang," ujar Ars. Kemudian ia menggandeng tangan Aleta naik keatas menuju kamarnya.
Saatnya makan malam pun tiba, mereka makan bersama seperti biasa. Diva sangat senang dihari tuanya ditemani cucu dan cicitnya.
"Ma, besok aku tidak masuk kuliah," kata Arsy setelah selesai mereka makan.
"Kenapa sayang?" tanya Aleta heran. Karena tidak biasanya putrinya seperti itu.
"Aku mau libur Ma, sesekali izin gak apa-apa, kan?"
Aleta tersenyum, ia mengerti mungkin putrinya ingin istirahat. "Ya sudah, tidak apa-apa."
Arsy pamit untuk istirahat, dia benar-benar capek setelah tadi sibuk dengan tugas prakteknya di rumah sakit.
Baru saja ia merebahkan tubuhnya diatas ranjang, ponselnya pun berdering. Arsy tidak melihat lagi nama pemanggilnya, ia tahu pasti dari Naura.
"Assalamualaikum, ada apa?" tanya Arsy to the point.
"Waalaikumsalam, jutek amat. Kenapa?" jawab Naura lalu bertanya.
"Capek, tadi tugas di rumah sakit milik nenek."
"Besok berangkat bareng ya, aku mampir dulu ke mansion Oma buyut."
"Gak usah, aku lagi malas mau ke kampus. Besok aku tidak masuk."
Naura terdiam sejenak, ia tidak bisa apa-apa jika Arsy sudah bilang malas. Dipaksa bagaimanapun tetap tidak akan mau.
Akhirnya merekapun mengakhiri obrolannya dan menutup telepon setelah mengucapkan salam.
Aleta masuk setelah mengetuk pintu. Kemudian ia duduk disamping putrinya.
"Apa ada masalah?" tanya Aleta dengan lembut.
"Tidak ada Ma, lagipula jika ada masalah, aku bisa selesaikan sendiri," jawab Arsy.
Aleta tersenyum, putrinya memang mengikuti jejaknya. Bila ada apa-apa tidak ingin menyusahkan orang lain. Kecuali jika dalam bahaya, barulah meminta bantuan.
"Kalau ada apa-apa beritahu mama, jangan dipendam sendiri," bujuk Aleta sambil mengelus rambut putrinya.
Arsy mengangguk, untuk saat ini, apapun masalahnya dapat ia selesaikan tanpa bantuan orang lain.
Kemudian Aleta pun meminta Arsy untuk istirahat, sementara dirinya keluar dari kamar Arsy.
Arsy merebahkan tubuhnya, kemudian ia teringat dengan orang yang ingin mencari informasi tentangnya.
Arsy bangun lalu berjalan ke komputer miliknya. Ia menyalakan komputer dan menunggu beberapa saat.
Arsy pun mencaritahu alamat IP yang ia dapatkan tadi. Tidak sulit baginya untuk menembus sistem pertahanan lawan.
"Alamat ini, bukankah perusahaan milik ZR company?" gumam Arsy. Kemudian Arsy mencaritahu lebih jauh lagi. Dan akhirnya menemukan pria yang memakai topeng.
"Zio Romero ketua mafia naga hitam dan asistennya Tio," batin Arsy. Arsy teringat dengan pemuda yang ia tolong malam itu. Seketika Arsy tersenyum.
Arsy pun mematikan komputernya, menurutnya tidak terlalu penting. Lagipula orang itu tidak bisa menembus sistem pertahanan miliknya.
Keesokan harinya ...
Arsy sengaja bangun lambat, karena tidak ada kegiatan apapun. Ia akan keluar untuk meninjau restoran.
"Sarapan dulu sayang," pinta Aleta saat melihat putrinya berlari kecil menuruni tangga. Begitulah kebiasaan Arsy sejak dulu.
"Aku mau ke restoran, Ma. Nanti makan di restoran saja," ujar Arsy.
Aleta hanya mengangguk, kemudian Arsy pun pamit kepada sang mama, Oma dan Opa buyutnya.
Arsy melirik jam tangannya yang menunjukkan hampir jam 11 siang. Arsy pun berangkat menuju restoran.
Perjalanan cukup lenggang saat ini, sehingga tidak ada hambatan sama sekali, hingga ia cepat sampai ke restoran.
Para pelayan menunduk hormat pada Arsy. Kemudian Arsy langsung ke bagian dapur restoran untuk meminta dibuatkan makanan.
"Antar ke ruangan ku ya?" pinta Arsy.
"Baik Nona," jawab koki restoran.
Tidak butuh waktu lama, pelayan sudah datang mengantarkan makanan tersebut. Arsy tersenyum lalu mengucapkan terima kasih.
Setelah selesai makan, Arsy pun keluar dari ruangannya untuk melihat-lihat. Namun siapa sangka, ada seorang wanita yang memanggilnya dan mengira jika Arsy adalah pelayan di restoran ini.
"Hei kamu! Layani kami!" perintah wanita itu.
Pelayan restoran yang merasa tidak enak pun hendak bicara. Namun Arsy segera memberi kode kepada pelayan itu untuk diam.
"Silakan Nyonya, mau pesan apa?" tanya Arsy dengan sopan.
Wanita itupun menyebutkan menu yang paling mahal di restoran ini. Arsy dengan sabar melayani wanita itu.
"Kamu pesan apa sayang?" tanya wanita itu dengan lembut pada gadis di sebelahnya.
"Samakan saja Tante," jawab gadis itu.
"Ada lagi, Nyonya?" tanya Arsy masih dengan nada sopan.
"Sudah, cepat sediakan. Jika lambat, aku akan komplain agar kamu dipecat!"
Arsy hanya tersenyum, kemudian ia berlalu untuk menyiapkan pesanan pelanggannya.
"Nona, maafkan saya," ucap pelayan tadi.
"Sudah, gak apa-apa. Aku ingin lihat sejauh mana dia bisa sombong," bisik Arsy. Kemudian ia meminta pelayan tadi untuk melayani pengunjung lain.
Arsy terus memperhatikan wanita itu yang terlihat tertawa bersama gadis disebelahnya. Kemudian Arsy kembali ke dapur karena pesanan pelanggan hampir siap.
"Sayang, inilah saatnya kamu mempermalukan gadis itu. Tante juga baru tahu jika dia bekerja disini," ucap wanita yang bernama Sarah itu.
"Kenapa Tan?" tanya Lila.
"Dia yang merebut David darimu," jawab Sarah.
Lila tersenyum, kemudian ia manggut-manggut. Ia akan mempermalukan Arsy didepan orang ramai.
lanjut Thor jngan dengar kan yg engga suka