Jillian Amberly, seorang gadis muda, menginjak usia 18 tahun yang masih duduk dibangku sekolah tidak sengaja melakukan One Night Stand di tempat kerjanya dengan seorang lelaki bernama Alfred Dario Garfield seorang pria Bergelar Dokter spesialis Patologi, ternama disalah satu rumah sakit besar di kota Milan.
Lelaki berprofesi dokter itu, berniat menikahi Jillian sebagai bentuk tanggung jawab atas kekhilafan nya yang tidak disengaja tapi Jillian menolak mentah-mentah seolah mengatakan dirinya tidak akan hamil hanya karena bercinta satu malam.
Tapi! semua itu hanyalah angan dan mimpi dalam tidur Jillian nyatanya saat ini ia memegang teshpeck yang menunjukkan garis dua, tangan Jillian bergetar air matanya sudah tidak dibendung lagi.
Bagaimana ia harus memberitahu kebenaran ini pada keluarganya? keluarganya saja tidak memperdulikan nya. Lalu pria yang bercinta dengan nya bagaimana? apa dia percaya dengan Jillian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 32
Hari berlalu begitu cepat, sudah hampir 2 Minggu Jillian melaksanakan ujian sekolah sudah sakit kepala memikirkan pelajaran ia harus merasakan mala kerinduan ditinggal pak suami yang harus bekerja extra siang malam tanpa pulang kerumah.
Jillian membanting buku pelajaran nya di atas kasur, sakin kesalnya sudahlah tidak pernah di telepon, sekedar tanya kabar lewat pesan tidak pernah sekarang pria itu bak ditelan bumi gak ada kabarnya.
" Berasa janda ditinggal suami!! " sungut Jillian menendang-nendang kaki diudara melampiaskan rasa marahnya.
Jillian tipekal yang gengsian, tidak mau menghubungi duluan berasa harga dirinya turun giliran gak di kabarin uring-uringan seperti orang gila.
" Susah punya suami gak pernah peka! " dumel Jillian misuh-misuh tidak jelas.
" Gimana caranya, biar Om Dokter mau hubungin aku duluan ya. " pikir Jillian.
" Minta saran Alice ah. "
Jillian buru-buru menuruni anak tangga dilihatnya Alice sedang menikmati film di Netflix.
" Alice. " panggil Jillian.
" Hm? ada apa Jill. " tanya Alice.
" Kamu ada di hubungin Kakak mu gak? "tanya Jillian.
" Gak, kenapa? dia gak ada telepon kamu? " tanya Alice to the point.
" Hehehe, tahu aja kamu. " Jawab jillian.
" Gimana caranya biar Om Dokter hubungin aku? " tanya Jillian lagi.
" Kamu tinggal telepon aja dia, nanti dia angkat. " jawab Alice.
" Ihh! gak mau!!! aku tuh gengsian, kalau cewek yang telepon duluan itu standard harga dirinya turun. " rengek Jillian.
" Kalau gitu, kamu ajak teman kamu itu jalan-jalan terus kamu post di akun sosmed. pasti kak Dario bakal tanyain kamu dimana. " jelas Alice.
" Emm, emang bakalan berhasil?" tanya Jillian ragu.
" Dulu aku dengan mantan suami ku juga gitu. " jawab Alice yang masih asik menguyah camilan nya.
" Nikah!!! kok aku gak tahu!!!! " pekik Jillian syok.
" Santai aja kali, emang sengaja gak dikasih tau malahan sengaja dilupakan biar gak keingat kenangan lama aja. " jawb Alice.
" Gimana ceritanya kamu nikah? berarti kamu janda sekarang? " tanya Jillian.
" Iya, Janda rasa perawan. " Jawab Alice.
" Berarti masih ting-ting belum pernah ngewe? " tanya Jillian frontal.
" Heem, belum sempat malam pertama udah ditalak. " ucap Alice mengingat kenangan 2 tahun lalu bagaikana mimpi buruk disiang bolong.
" BAgaimana bisa ceritakan dong? kalau gak mau gak apa-apa juga. " jawab Jillian terkekeh pelan.
" Saat usia ku yang sudah lulus sekolah aku berniat menikah muda dengan kekasih ku seorang guru disekolah dia orang kaya, pekerja keras sempurna lah dulu aku berpikir, buat apa sekolah berpendidikan tinggi kalau punya keluarga kaya dapat suami kaya juga. "
" Awalnya hubungan ku ditentang Mama dan Papa karena menurut mereka kekasih ku membawa keburukan dengan pemikiran ku yang gak mau kuliah, gak mau kerja maunya malas-malasan aja dirumah, dulu aku sering pergi keluar masuk Club bareng kekasih ku jarang pulang. "
" Tapi sejak kapan Alice pacaran sama kekasihmu? " tanya Jillian.
" Sejak usia ku masih 16 tahun, aku dan dia menjalin hubungan kurang lebih 4 tahun-an sampai aku lulus sekolah aku dan dia rencana mau menikah agar Mama dan Papa merestui kan? tapi mereka tetap melarang akhirnya kami menikah diam-diam. "
" Seluruh anggota keluarga ku mengetahui adanya pernikahan kita saat itu, Papa murka dan marah besar ia mendatangi ku di gereja Katedral dengan bukti-bukti menyatakan kalau kekasih ku bukan lelaki yang baik. " sambung Alice.
" Bukti apa yang dibawa Papa? " tanya Jillian semakin pensaran.
" Dia membawa seorang wanita yang tengah hamil besar dengan satu anak perempuan yang masih usia 3 tahun bersama bukti-bukti akta nikah, akta keluarga dokumentasi keluarga kekasihku. "
" Jadi, kekasih mu itu??? " ucap Jillian menggantung ia bisa menangkap dari penjelasan Alice kalau si kekasihnya....
" Yap, dia sudah menikah. punya istri yang lagi hamil punya anak perempuan yang masih kecil disitu aku yang posisinya sudah resmi menikah menangis histeris marah-marah karena dia membohongi ku, menipuku selama 4 tahun pacaran. "
" Bodohnya aku tidak menyadari semua sikap janggalnya yang selalu tidak pernah membawaku kerumah pribadinya, jangan kan bertemu orang tua nya, kerumah keluarga nya saja aku tidak pernah dia selalu sibuk hampir 24 jam kami bertemu cuman saat di malam hari itu pun full bertemu cuman seminggu 3 kali doang sisanya kami bertemu disekolah. "
" Disitu aku merasa bersalah terhadap istrinya, aku meminta maaf pada istrinya dan aku langsung meminta dia menceraikan ku saat itu juga. awalnya dia mengelak tidak mengenal siapa wanita hamil yang diawa Papa ku, setelah ku desak dan mengancam nya ia baru mengaku yang sebenarnya. "
" Setelah hari itu, aku baru mengetahui kalau istrinya sering mendapat kekerasan mereka sering bertengkar karena dia jarang pulang lebih sering menginap diapartement nya. tapi aku bersyukur dapat dijauhkan lelaki seperti itu walau hampir terlambat. "
" Lalu dimana istrinya sekarang? "tanya Jillian.
" Dia baik-baik saja, kami sekarang jadi teman dekat. aku berhasil membuat nya berpisah dengan suaminya yang sering ringan tangan dan dia bekerja dibawah kuasa ku sebagai asisten di Cafe milik ku. " jawab Alice mengakhiri kisah cdritanya.
" Tapi sekarang kamu memutuskan kuliah Alice? " tanya Jillian.
" Sebagai pengalihan agar aku tidak merasa trauma dengan kejadian itu, tapi kenyataan nya itu masih menghantui ku, aku jadi takut setiap ada laki-laki yang mendekati ku. aku takut hal itu akan terulang lagi. " ucap Alice.
" Gak semua lelaki seperti yang ada dipikiran mu Alice, tapi aku paham banget gimana rasanya trauma dengan masa lalu kalau bisa kita harus meninggalkan kenangan buruk itu agar bisa menjalani kehidupan dimasa depan. " jelas Jillian.
" Kamu benar, aku masih mencoba nya. " ucap Alice.
" Oh ya, kau tidak jadi merealisasikan rencana mu? " tanya Alice lagi.
" Ah, iya. aku hampir lupa. aku mau siap-siap dulu. " ucap Jillian pergi ke kamarnya.
Saat didalam kamar, Jillian mencoba menghubungi Gebrian dan Rey.
" Halo, ada apa JIll? tumben telepon kita. " suara Rey yang pertama kali terdengar.
" Kalian mau jalan-jalan gak? "Tanya Jillian.
" Jalan-jalan? tumen banget, ada apa nih. " tanya Gebrian.
"Lagi pengen aja, bisa temenin gak kalian? " tanya Jillian.
" Sama suami mu aja, hari ini kan Wekend. " jawab Rey.
" Lagi kerja, makanya aku ajak kalian. " ucap Jillian.
" Gas!!! kita akan kemana? " tanya Rey semangat.
" Ke Mall? aku mau cari baju soalnya banyak yang gak muat sudah. " keluh Jillian.
" Oke deh, kita bakal jemput kamu. " ucap Gebrian memutuskan sambungan telepon nya.
" Aku mau siap-siap dulu, ku matikan ya. " ucap Rey.
" Eh!! tunggu Rey!!! " pekik Jillian.
" Ada apa? "tanya Rey.
" Sebenarnya, aku punya rencana kenapa mau ngajak kalian jalan-jalan. tapi kamu jangan marah emang aku mau jalan juga sebenarnya suntuk dirumah terus. " ucap Jillian.
" Rencana apa? mau buat suami mu cemburu gitu? "tanya Rey telak.
" Nah, itu kamu sudah tahu. " jawab JIllian.
" Rencana apaan dulu? " tanya Rey lagi.