Celsi harus menjalankan misi yang mengharuskannya berhadapan dengan pria berhati iblis—gelap seperti malam dan dingin bak es. Namun, semakin jauh langkahnya, ia terseret dalam pusaran dilema antara sang protagonis yang menarik perhatian dan sang antagonis yang selalu bermain cantik dalam kepalsuan. Terjebak dalam permainan yang berbahaya, Celsi mulai kehilangan kendali atas pilihannya, dan kenyataan semakin buram di tengah kebohongan dan hasrat tersembunyi
#rekomendasi viral
#kamu adalah milikku!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwika Suci Tifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
muter-muter
" Tuan sampai kapan tuan akan menangis "
" Hiks...Hiks..."
" System sialan Lo nggak akan tau gimana hati gue hancur "
" Hiks...Hiks...."
" Tuan harusnya bahagia, karena tuan orang pertama dari seluruh pemain yang bisa keluar dari penjara penyiksaan itu dalam waktu dua hari dan sampai sekarang keadaan tubuh tuan masih baik - baik saja "
" So Lo kepengen gue di siksa gitu " sinis Celsi dan memukulnya dengan bantal yang berada di sebelahnya.
" Tidak tuan, sebenarnya cerita pertama dari sang penulis itu lebih rumit dari yang ini dan tuan mendapatkan bagian termudah dari semua orang jalani "
" Maksudnya " tanya Celsi menaikkan alisnya.
" Tuan dari sembilan puluh sembilan orang yang pernah main tuan lah pemain yang memiliki misi yang paling mudah, sebelumnya tidak ada kebahagiaan sedetik pun dari para pemain sampai ajal mereka menjemput "
" Gue juga belum ada kok "
" Kedepannya tidak akan tau kan, apa lagi tuan sudah banyak informasi yang diketahui dari buku yang terakhir tuan baca, sebelumnya para pemain lah yang mencari tau informasi itu dan system sudah dimodifikasi lebih canggih, dulu system hanya bisa sebagai penonton dan menyalin semua adegan di otak hingga menjadi sebuah buku"
Celsi cengo. Tidak bisa berkata apa-apa. Berarti Celsi orang yang paling lebay disini dong. Bahkan sampai sekarang belum ada satu informasi yang penting yang didapatkannya.
Celsi segera menghapus air matanya, setelah itu kembali berdiri dan bersemangat.
" Baiklah yang lain bisa kenapa gue nggak bisa "
Celsi dengan tekat kuat akan kembali merubah jalan cerita ini menjadikan akhir yang bahagia untuk pemeran utama.
" System tolong buka Brankas di lemari itu"
Celsi menunjuk lemari yang besar itu yang berada di pojok ruangan.
Jika ingin kabur harus ada uang kalau nggak bagaimana menjalani kehidupannya untuk kedepannya.
" Baik tuan "
Celsi mengambil dua gepok uang merah dengan hati berbunga-bunga. Setelah itu Celsi berlari keluar dari mansion ini melewati pintu yang berada di kamar mandi paling pojok.
Celsi membuka pintu dan terlihat lorong yang gelap dan panjang.
Celsi meneguk air ludahnya sungguh auranya sangat mencekam. Celsi melangkahkan kakinya dan bisa terdengar setiap langkah yang Celsi buat.
" Tuan apa anda yakin akan kabur ?"
" Yakin lah, tentang misi entar dulu, terus gue cari kebahagiaan untuk pemeran utama wanitanya dan untuk Xaviar anjing itu biarkan saja"
" Nggak semudah itu tuan, orang sebelum tuan aja telah melakukan berbagai cara walaupun ada yang sama kerena mereka hanya tau hasil dari perjalanan orang sebelum mereka "
" Jangan menyerah sebelum mencoba "
Setelah sekian lama berjalan melewati lorong yang gelap, akhirnya Celsi melihat pintu yang juga bewarna hitam tepat berada di depan Celsi.
Celsi mendorong pintu dan terlihat lah taman yang sangat luas tepat di depan Celsi.
Angin sejuk membelai pipi Celsi dan udara malam yang sangat sejuk membuat pikiran Celsi kembali damai.
Celsi melangkahkan kakinya kembali berjalan lurus melewati taman - taman indah dan bertemu berbagai macam bunga yang sangat indah dan terawat.
Celsi terus melangkah kan kakinya tanpa arah, jujur saja, Celsi tidak tau lagi arah jalan keluarnya.
Di dalam novel Balck love hanya menceritakan jika pemeran utama wanitanya akhirnya keluar dari penjara penyiksaan itu setelah dua tahun dan saat itu pemeran utama laki - lakinya, menyuruh pemeran utama wanita membersihkan kamar pemeran utama laki - laki dan saat itu tidak sengaja menemukan pintu yang berada di kamar mandi setelah mengikuti jalan akhirnya bertemu pemandangan alam hal itu membuat pemeran utama wanitanya sangat bahagia namun sayang pemeran utama laki - lakinya lebih dulu menangkap pemeran utama wanitanya dan sejak saat itu pemeran utama wanitanya tidak lagi pernah bisa bertemu dengan alam.
Dilain tempat mansion digemparkan hilangnya Celsi dari mansion.
"It's no use " ucap Xaviar dengan dingin.
Semua pelayan yang berada di mansion tubuh mereka bergetar hebat.
Barang - barang berserakan bahkan ada yang sampai pecah dan ada beberapa mayat yang tubuhnya tidak lagi berbentuk. Ulah seorang Xaviar.
" Tuan nona tidak pernah keluar dari kamar utama "
Xaviar menyeringai, setelah itu berjalan melewati mayat - mayat tanpa rasa peduli.
Xaviar terus mencari keberadaan mainannya yang kabur dan berjalan melewati jejak rumput yang menampakkan jejak kaki seseorang hingga akhirnya silent matanya bertemu punggung perempuan yang berani keluar dari sangkarnya, ditambah mainannya saat ini sedang berbicara sendiri bersama orang yang bernama System.
Xaviar berjalan mendekat namun tidak disadari oleh Celsi hingga kini tepat berada di belakang Celsi yang saat ini sedang bicara sendiri.
" System ini gue udah jalan sampai kaki gue terasa mau copot tapi kenapa jalannya yang gue ditemui sama terus atau emang pemandangan nya sama " ucap Celsi yang kebingungan menatap sekitarnya.
Sungguh ini yang ke lima kalinya Celsi terus bertemu pemandangan seperti ini, apa lagi jalannya berliku-liku dan banyak arah dan ada juga yang buntu seperti labirin saja.
" Tuan ini emang labirin "
" Hah "
Celsi menghela nafas lelah lalu berhenti berjalan dan duduk lesehan di rerumputan yang bersih.
" System jalan keluarnya lewat mana nih " tanya Celsi sambil menghirup aroma bunga mawar yang berada di sampingnya.
" System..." Panggil Celsi lagi namun tidak ada sahutan.
" Mau kabur HM "
Celsi membulatkan matanya , langsung berdiri dan membolak arah ke belakang terlihat Xaviar yang menatapnya dengan dingin dengan kedua tangan berada di saku celananya. Di tambah baju Xaviar yang kini telah bercampur darah membuat kesan menyeramkan dimalam gelap ini.
" HM...it-u...."
Celsi gelagapan sendiri.
' Matilah gue, kanapa harus sampai ketahuan sih. Kabur aja deh '
'1'
'2'
'3'
Celsi berlari menghindari Xaviar dengan sekuat tenaga, bahkan kini matanya sudah tertutup.
Xaviar memperhatikan Celsi yang berlari kearah kiri berarti Celsi akan kembali ke sisi ini.
Xaviar menunggu Celsi dengan tetap diam berdiri dengan gaya cool nya.
Setelah melihat batang hidung Celsi, Xaviar menarik kerah belakang baju Celsi.
Menariknya dengan kasar hingga membentur dada bidang Xaviar.
Celsi sendiri kini matanya telah terpejam dan ditambah Xaviar yang menarik kerah baju belakang dengan kasar membuat Celsi tercekik.
" As... sakit...."
Xaviar menatap tajam Celsi lalu menarik rambut Celsi sambil berjalan kembali ke mansion.
"Ah..."
Celsi menahan sakit di kepalanya bahkan rambutnya berasa copot, Celsi berusaha melepaskan tangan Xaviar dari rambutnya sambil mengikuti langkah Xaviar.
" Lepas Xaviar anjing..."
"Ah..."
" Hiks...Lepas...."
Tangis Celsi pecah, sungguh kulit rambut Celsi berasa copot bahkan Celsi yakini rambutnya pasti banyak yang rontok.
Xaviar tidak mempedulikannya hingga sampai dikamar Xaviar menghempaskan tubuh Celsi keranjang.
" Ah..."
Celsi merintih kesakitan saat pinggangnya terbentur sisi ranjang.
Xaviar menindih tubuh Celsi dengan wajah datarnya.
Xaviar melepaskan dasinya lalu mengikatkannya di kedua pergelangan tangan Celsi.
tanpa perasaan merobek baju Celsi hingga memperlihatkan bahu mulus Celsi.
" Hiks...hiks..."
Celsi meronta - ronta berusaha melepaskan dirinya dari cengkraman Xaviar dengan air mata yang membasahi pipinya.
" prak..."
" Prak..."
Xaviar menampar pipi Celsi dengan keras di kedua pipinya itu.
Setelah itu Xaviar beranjak dari tubuh Celsi, berjalan dengan seringai dibibir seksinya itu kearah lemari berisi alat - alat mainannya Mengambil cambuk berjeruji dan kembali berjalan kearah Celsi dengan senyum yang sangat menyeramkan.
" Play Game " ucap Xaviar yang kini telah berada dekat dengan Celsi.
Tubuh Celsi bergetar hebat saat melihat cambukan berduri itu.
" System buat gue pingsan " gumam Celsi.
Xaviar yang mendengar gumaman Celsi menggertakkan giginya.
" Berani pingsan, maka siap - siap saat membuka mata besok tubuh Lo telanjang dan dilihat seluruh orang "
" Hiks....hiks...jangan..."
Tubuh Celsi tambah bergetar hebat dengan Isak tangis yang semakin keras terdengar.
" Hiks...hiks..."
" Pilihan...
Telanjang
Cambuk " ucap Xaviar dengan seringai nya .
"Ah..."
" Jawab "
" No hiks..."
Celsi menggelengkan kepalanya dengan air mata yang terus keluar.
" Oh kedua - duanya "
Xaviar srimk kembali mengangkat tangannya dan meraba bagian bawah Celsi hingga naik keatas menuju bra Celsi.
Xaviar menarik kasar bra Celsi hingga bagian atas Celsi kini terpampang jelas.
" Don't...hiks....."
Celsi terus meronta - ronta bahkan berusaha melepaskan ikatan ditangan ya bahkan kedua kaki Celsi telah diikat.
" Ow...jadi jalang cocok deh " ejek Xaviar yang melihat bagian atas Celsi.
" Iblis..." Teriak Celsi dengan wajah yang memerah saking marahnya.
" Cetar...."
" Ah...hiks.."
Xaviar mencambuk bagian atas tubuh Celsi mengunakan cambuk berjeruji.
Xaviar kembali tersenyum melihat karyanya.
" Good " ucap Xaviar dengan senyum puasnya.
Kini Xaviar kembali berjalan menuju lemari yang berisi alat permainannya. Xaviar kembali meletakkan cambukan itu dan kini berganti mengambil belati kecil.
Xaviar memainkannya sambil berjalan kearah Celsi, namun dering handphone kembali mengganggunya.
Xaviar mengambil Handphone dan menekan tombol hijau, masih menatap Celsi dengan senyum yang sungguh menyeramkan.
" ...... "
" HM "
Setelah itu Xaviar menutup telepon kembali menyimpan handphone di kantung celananya.
" Selamat untuk hari ini " ucap Xaviar setelah itu meninggalkan kamar, menuju kamar mandi dan membiarkan Celsi dengan kedua tangan dan kakinya yang masih terikat.
" Hiks.... system bantu gue lepasin ini "
" Baik tuan "
" Hiks...hiks...."
Setelah terlepas dari ikatan itu Celsi menutupi tubuhnya dengan selimut dan meringkuk kan badan. Menangis dalam diam.
" Hiks...hiks...mau balik "
" Hiks...system apa nggak ada cara lain ?" Tanya Celsi dengan tangis tersedu - sedu.
" No tuan "
" Hiks...kenapa gue harus alami ini, padahal gue hanya membaca dan berkomentar doang hiks....hiks..."
" Gue juga selama ini nggak pernah buat ulah terus kenapa gue harus merasakan ini..."
" Itu juga Xaviar anjing, nggak punya hati benget sih "
" Untuk apa ada system kalau nggak bisa bantu gue dalam keadaan seperti ini "
" KAPOK GUE "
" Nggak akan lagi baca novel, so keluarin gue dari dunia ini. "
" Woy penulis edan Lo lebih nggak berhati dari si iblis itu, Lo mengorbankan banyak orang dan memberikan penderitaan pada para pembaca. Mati saja sana penulis edan "
" Gue mau balik hiks...."
" Penulis iblis... "
" Xaviar anjing "
" System sialan "
Celsi terus berteriak - teriak sendiri dan mengumpat dan sampai akhirnya tertidur dengan mata bengkak dan air mata yang masih membasahi pipinya.
tanpa disadari Celsi ada se sosok orang yang sejak tadi melihatnya dan mendengar semua keluh kesah Celsi.
" Sorry " ucap sosok itu.