Prolog;
Agen rahasia dengan segudang bakat meninggal karena tertembak musuh. Tapi malah bangun di tubuh menantu bodoh dan menggemparkan semua orang dengan perubahannya.
Kok bisa bahasa inggris? Eh bisa juga bahasa Prancis?!
Bagaimana cara dia mengambil hati direktur eksekutif dari Prancis?
"Gawat, dia jadi lebih pintar, bagaimana kalau rahasia itu terbongkar?"
Beberapa orang merasa terancam!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Viola menjemput Kirana
Kirana yang berada dalam sel pun terus bercerita dengan pria di sampingnya sampai tiba-tiba saja seorang polisi datang menghampiri mereka.
"Hei anak muda! Cepat berdiri dan ikuti aku!" Perintah polisi tersebut membuat anak muda yang duduk di samping Kirana langsung berdiri dan mengikuti sang polisi.
Kirana tidak melakukan apapun, perempuan itu Hanya berbaring dengan santai menunggu seseorang datang menjenguknya atau menunggu sampai waktu demi waktu berlalu.
Sementara itu di tempat lain, saat ini Tuan besar baru saja mendapat informasi yang mengejutkan dari asistennya.
"Kirana mendorong Luna ke laut?" Tanya tuan besar yang tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Benar sekali, semua orang menjadi saksi kejadian tersebut, dan saat itu para saksi melihat bagaimana Kirana memegang tangan Luna sebelum perempuan itu jatuh ke laut," ucap sang asisten.
"Itu tidak mungkin! Lalu di mana dia sekarang?" Tanya tuan besar.
"Nyonya muda sedang ada di penjara, tapi pengacara keluarga telah menemuinya dan Luna beserta keluarganya juga telah mencabut tuntutan mereka sehingga Nyonya muda Sudah bisa keluar hari ini," ucap sang asisten.
"Hanya pengacara yang pergi ke sana? Bagaimana dengan Christian?" Tanya Tuan besar.
"Tuan muda tidak menemui istrinya sama sekali, dan langsung pergi ke kantor untuk melanjutkan pekerjaannya Setelah turun dari kapal," ucap sang asisten.
"Apa?!" Tuan besar menggertakkan giginya, pria itu memegang erat pena di tangannya sambil berpikir.
Sang asisten yang ada di sana diam dalam rasa cemasnya sebelum akhirnya ia mendengar tuan besar berkata, "sepertinya aku harus kembali ke rumah itu! Atur keberangkatanku dalam minggu ini dan jangan beritahu siapapun!"
"Baik," jawab sang asisten sebelum keluar dari ruangan tuan besar.
Tuan besar pun mengambil ponsel miliknya lalu dengan cepat menghubungi cucunya.
Drrt... Drrtt... Drrtt...
Drrtt... Drrrtt.... Drrtt...
Christian yang ditelepon melihat ponselnya yang bergetar di atas meja, tetapi pria itu tidak memiliki niat untuk mengangkatnya karena dia sudah tahu apa yang akan dibahas oleh kakeknya.
Pria itu membiarkan ponselnya bergetar sampai panggilan telepon itu diakhiri oleh pihak yang menelpon.
Namun setelah panggilan telepon yang pertama itu, panggilan telepon yang kedua pun masuk ke ponselnya lalu disusul yang ketiga hingga membuat Christian mau tak mau akhirnya mengangkat panggilan telepon itu.
"Halo Kakek," ucap Christian pada kakeknya.
"Istrimu ada di kantor polisi dan kau sama sekali tidak menjenguknya di sana?!" Bentak pria dari seberang telepon.
Christian memijat keningnya, dia tidak suka kakeknya ketika membahas Kirana, dia pasti akan menjadi pihak yang disalahkan.
Meski kesal, Christian berusaha berbicara dengan tenang, katanya, "Aku sedang sibuk di kantor, Ada begitu banyak peker--"
"Apa pekerjaan itu jauh lebih penting daripada istrimu?! Pergi ke kantor polisi sekarang juga jemput istrimu!" Perintah tuan besar.
"Kakek, sebentar lagi aku ada rapat--"
"Kalau kau memperlakukan istrimu dengan baik maka kakek akan membiarkan kau tetap berada di posisimu sekarang! Jangan berpikir kakek tidak bisa menggantimu dengan orang lain untuk duduk di posisi CEO!" Tegas pria dari seberang telepon akhirnya membuat Christian tidak bisa membuat alasan apapun lagi.
"Baik, Aku berangkat sekarang," ucap Christian.
Maka pria itu dengan cepat mengambil jasnya dan keluar dari ruangannya dengan suasana hati yang begitu buruk.
Sambil berjalan, Christian menggerutu dalam hati, 'Kenapa Kirana harus membuat masalah? Sekarang aku juga jadi terseret ke masalahnya. Hanya karena dia sudah menyelamatkan nyawa kakek, bukan berarti harus memperlakukannya dengan sangat istimewa.'
"Putraku!!" Seruan seorang perempuan menghentikan lamunan Christian.
'satu orang lagi yang datang mengganggu hidupku,' ucap Christian dalam hati sambil menatap ibunya yang berlari dengan heels.
"Ada apa Bu?" Tanya Christian berusaha menahan emosinya.
"Kita harus ke rumah sakit sekarang! Luna sangat terpukul atas apa yang dilakukan oleh istrimu yang bodoh itu, jadi kau harus menghiburnya! Ibu berusaha keras untuk membujuk dia dan keluarganya agar tidak mempermalukan keluarga kita dengan memenjarakan perempuan bodoh itu, jadi kau harus berterima kasih pada mereka," ucap Viola.
"Baiklah, aku akan ke kantor polisi dulu," ucap Christian kembali melanjutkan langkahnya membuat sang Ibu mengerutkan keningnya.
"Kenapa kau harus ke kantor polisi? Biarkan saja perempuan itu!" Ucap Viola sambil menyusul putranya yang hampir mendekati lift.
"Kakek menelponku," kata Christian dengan singkat sambil menekan tombol open pada lift.
"Apa?!" Viola merasa kesal, "Kau tidak perlu menemui perempuan itu, biar ibu yang pergi menjemputnya. Kau pergilah ke rumah sakit!" Tegas Viola.
Christian memasuki lift diikuti oleh ibunya, pria itu memikirkan kata-kata ibunya selama beberapa saat sebelum dia berkata, "jemput perempuan itu."
"Tentu saja! Tapi kau harus menemui Luna, kau harus menenangkan perempuan itu! Hatinya sangat terluka dan dia menjadi trauma gara-gara kelakuan perempuan bodoh itu!" Ucap sang ibu.
"Baik, Bu," kata Christian.
Maka mereka segera tiba di lobby dan Christian membukakan pintu mobil untuk ibunya sebelum membiarkan ibunya pergi dari sana, sementara Christian, dia kembali memasuki perusahaan.
Tidak ada niatan sedikitpun untuk pergi menjenguk Luna, lagi pula Luna hanya menyusahkan saja, perempuan itu terlalu manja dan terlalu merasa harus diperhatikan setiap saat.
Tetapi saat Christian hendak memasuki lift, ponsel yang ada di sakunya tiba-tiba berdering yang memperlihatkan nama pemanggil adalah ibunya.
'astaga, ada apa lagi ini?' Gerutu Christian sambil menerima panggilan telepon itu.
"Ya, Bu," kata Christian pada perempuan di seberang telepon.
"Ibu sudah menelpon Luna, dan dia sangat senang setelah mengetahui kau akan datang. Jangan lupa bawakan dia karangan bunga atau akan lebih baik Kalau kau membawakan dia bunga hidup yang bisa ia rawat," kata perempuan dari seberang telepon sangat memancing emosi Christian.
"Baiklah," kata Christian sebelum menutup panggilan telepon itu Dan pada akhirnya dia harus pergi menjenguk Luna.
Sementara sang ibu yang selesai berteleponan dengan putranya, perempuan itu merasa sangat senang hingga dia bersenandung dalam mobil sampai ia tiba di kantor polisi.
Clek!
"Selamat datang," kata seorang polisi menyambut kedatangan perempuan yang datang bersama dua orang pengawal.
"Aku ingin menjemput perempuan bernama Kirana," ucap Viola tanpa basa-basi.
"Maaf, anda siapa?" Tanya sang polisi yang merasa heran bahwa baru saja pengacara Kirana berkata kalau perempuan itu baru boleh dibebaskan besok pagi, tapi sekarang seorang perempuan lain yang terlihat seperti orang kaya datang untuk membebaskannya.
Pengawal Viola langsung menundukkan kepalanya berbisik di telinga sang polisi hingga membuat sang polisi sangat terkejut dan langsung membungkuk pada Viola.
"Saya akan segera membawanya kemari, silakan duduk," ucap polisi tersebut sambil menunjukkan sebuah kursi pada Viola.
Viola Hanya melirik kursi yang ditunjukkan itu, dia tahu benar kalau kursi seperti itu pasti memiliki banyak kuman sebab telah diduduki oleh sembarang orang bahkan para gelandangan juga bebas untuk duduk di sana.
Maaf baru kembali dan telat baca ending nya.. 🙏🙏
sukses terus dengan karya karya nya..
Atooo anak buahnya si Yuwen?
Btw jangan2 itu anak asisten kan dah lama nikah ga bs hamil…