Di malam satu Suro Sabtu Pahing, lahirlah Kusuma Magnolya, gadis istimewa yang terbungkus dalam kantong plasenta, seolah telah ditakdirkan untuk membawa nasibnya sendiri. Aroma darahnya, manis sekaligus menakutkan, bagaikan lilin yang menyala di kegelapan, menarik perhatian arwah jahat yang ingin memanfaatkan keistimewaannya untuk tujuan kelam.
Kejadian aneh dan menakutkan terus bermunculan di bangsal 13, tempat di mana Kusuma terperangkap dalam petualangan yang tidak ia pilih, seolah bangsal itu dipenuhi bisikan hantu-hantu yang tak ingin pergi. Kusuma, dengan jiwa penasaran yang tak terpadamkan, mencoba mengungkap setiap jejak yang mengantarkannya pada kebenaran.
Di tengah kegelisahan dan rasa takut, ia menyadari bahwa sahabatnya yang ia kira setia ternyata telah menumbalkan darah bayi, menjadikan bangsal itu tempat yang terkutuk. Apa yang harus Kusuma lakukan? mampukah ia menyelamatkan nyawa teman-temannya yang terjebak dalam kegelapan bangsal 13?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bobafc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesalahpahaman
Dokter Jashela adalah dokter saraf yang bekerja di rumah sakit Bunda, berusia dua puluh delapan tahun. Ia adalah wanita berusia 28 tahun dengan rambut panjang yang lurus. Bahkan Dokter Shaka, yang pernah tinggal di kampus bersamanya, pernah jatuh cinta padanya, walau cintanya bertepuk sebelah tangan.
Dia saat ini dipindah tugaskan ke rumah sakit lokal. Kepindahannya hanya sementara ia mengambil alih peran sahabatnya yang sedang melahirkan.
Jashela tak sendiri, Jesy salah seorang dokter umum ikut dipindah tugaskan. Selama perjalanan mereka diganggu jin penunggu hutan alas Pati.
Setelah tiba di rumah sakit, Jesy bingung karena kekasihnya tidak meneleponnya.
"Pasti ngelamunin Abdi."
Jesy tertawa kecil sambil berkata, "Kaya dukun aja kamu ini." Ia menyimpan banyak kesedihan dan luka dalam hatinya di balik senyumnya.
Sudah enam bulan lamanya Abdi tak memberi kabar semenjak berada di NTB, membuat Jesy gelisah. Mereka masih dalam fase penjajakan meskipun pacaran mereka baru berusia delapan bulan.
Suara nyamuk yang keras dan udara malam yang semakin dingin membuat Jashela langsung masuk ke rumah.
Sementara di tempat lain, Abdi masih berkemas..
"Dokter Abdi! Semua perlengkapan Anda telah kami siapkan."
"Terima kasih," balasnya.
Abdi akan pergi ke Yogyakarta malam ini setelah tugasnya di pulau itu selesai.
Selama beberapa hari ini, Abdi sengaja tinggal di kota Yogyakarta, selain liburan ia berniat menghindari Jesy. Ada penyesalan dalam diri Abdi ketika ia menerima cinta Jesy, la butuh waktu untuk memberitahu Jesy bahwa ia ingin memutuskan hubungan asmara mereka.
Jesy yang terlahir dari orang kaya membuat beban mental Abdi yang terlahir dari anak yatim piatu.
**
Kusuma yang tak suka dengan Shaka, meninggalkan pria itu dan masuk ke kamar. Setelah kekesalannya reda, Kusuma keluar dari kamar untuk memasak mie yang dia suka. Memakai daster hello Kitty, ia melihat ke arah ruang tamu, berharap Shaka sudah kembali ke kota asalnya.
Tak ada penampakan Shaka, Kusuma pun melantunkan lagu sambil sesekali ia bergoyang. Kebahagiaan itu hanya sementara, jantungnya berdetak dua kali lipat.. Kusuma terdiam ketika sebuah kelapa menggelinding tepat di kakinya. la bergidik ketakutan karena manusiawi, siapapun pasti akan terkejut kaget.
"Ah sial! Kukira gundul peringis ternyata kelapa!" kata Kusuma diikuti dengan tawa mengejek dari Shaka.
"Kusuma.. Kusuma! Kamu ini selalu bikin aku tertawa saja. ku enggan untuk pulang ke Surabaya rasanya."
"Dokter Shaka ini apa-apaan ya. Kayak Jelangkung saja datang nggak diundang!"
Sebuah kertas yang Shaka remas-remas hingga menjadi bola kertas, Shaka lemparkan ke Kusuma.
"Ada sesuatu yang menarik dari gadis ini!" batin Shaka.
Shaka meminta agar satu gelas kopi ditambah roti bakarnya.
"Punya tangan bikin sendiri!" ucap Kusuma datar sambil bernyanyi.
Sambil menatap Kusuma, Shaka mendekat dan mengolesi roti yang ada di meja dengan selai coklat secara bertahap.
"Kusuma,” panggil Shaka.
Setelah menoleh, wanita itu melihat ke arah Shaka yang mengulurkan roti kepadanya, dia segera mengambilnya dan membantu memanggangnya.
"Kamu tunggu di depan saja! Aku mau nyanyi sambil joget."
Shaka menyunggingkan bibirnya dan melangkah pergi menuju ruang tamu. Dari kejauhan terdengar suara merdu Kusuma yang bersenandung. Shaka pun senyam-senyum sendiri melihat tingkah laku Kusuma.
"Kopi datang!" tidak seperti biasanya, Kusuma bersuara dengan senang hati tidak seperti biasanya yang selalu ribut jika mereka berdua bertemu.
"Kopi spesial buat kamu dan roti bakar yang paling spesial!" ucap Kusuma.
"Spesial banget rupa roti kaya kopinya!" Melihat roti bakar berwarna hitam, Shaka tertawa.
"Kapan lagi aku bikinin kamu, Dokter! Ups lupa aku.” Kusuma tiba-tiba menutup mulutnya karena ia lupa bahwa Bilqis masih salah paham dengannya.
"Lupa apa?" Shaka yang tadinya duduk di sofa pendek kini mendekati Kusuma dan duduk di sampingnya.
Kusuma pun kaget darahnya terasa berdesir. "Wah gila sih. Ini kenapa jadi merinding gini ya dekat dia?"
"Kusuma ikut kerja aku di Surabaya, yuk!" ajak Shaka sambil merangkulkan tangannya.
"Dokter Shaka! Apa-apaan sih ini?"
Kusuma mencoba melepas rangkulannya, tapi justru Shaka lebih kuat. "Ah sudahlah Bilqis juga masih bekerja!" batin Kusuma.
"Berani gaji aku berapa ngajak kerja di Surabaya?" tanya Kusuma bercanda.
"Oke! Nggak peduli berapa banyak yang kamu minta, aku butuh seseorang yang bisa menghapus hantu-hantu buruk itu!
"Kalau aku ikut ke Surabaya. Kamu harus menyediakan rumah untukku!"
"Rumah!?" tanya Shaka.
Shaka bercanda, "Rumahku akan aku kasih ke kamu! Atau kalau perlu kamu jadi istriku sekalian!" sambil tertawa.
Akhirnya, Kusuma melempar bantal yang ada di sofa dan melemparkannya begitu saja kepada Shaka setelah mendengar tawa Shaka.
"Jadi istrimu! Berani gaji berapa jadiin aku istrimu!" canda Kusuma.
Tanpa mereka sadari Bilqis yang pulang ke rumah bunga guna mengambil dompet yang tertinggal mendengar ucapan Kusuma
"Aku akan memberikan rumah, gaji, dan bahkan rumah sakit untukmu jika kamu menjadi istriku."
Ha-ha-ha!
Shaka tertawa keras, namun Kusuma tiba-tiba mematung melihat Bilqis yang sedang berdiri di pintu.
"Bilqis!" panggil Kusuma.
"Eh ada Bilqis! Bilqis kamu tahu nggak Kusuma bentar lagi mau jadi istriku!" seru Shaka, dan Kusuma dengan sigap menutup mulut Shaka dengan kedua tangannya.
Bilqis hanya terdiam, kesedihannya terpancar dari matanya yang nanar. Gadis itu keluar dari rumah bunga.
"Bilqis! Tunggu dulu. Kamu harus dengerin penjelasanku!" ucap Kusuma yang berlari mendekatinya.
"Jangan ganggu aku. Dan kamu nggak perlu jelasin apapun padaku. Apa yang aku lihat dengan mata kepalaku sendiri sudah mewakili semuanya." Bilqis menangis dan berlari meninggalkan Kusuma.
Kusuma kembali ke rumah bunga, ia menyesal telah membuat Bilqis bersedih.
"Kenapa dia begitu?" tanya Shaka.
"Gegara kamu nih!"
"Apa yang salahku?"
"Bilqis suka kamu sejak lama, dan dia masih berharap kamu mau menyukainya sampai sekarang!"
"Masa?"
"Tadi dia cemburu melihat kita!"
Shaka sekarang mengerti, kenapa tingkah Bilqis sangat aneh selama ini. la tak menyangka bahwa gadis itu jatuh cinta padanya.
Ponsel Shaka berdering, panggilan dari Surabaya harus memintanya segera pulang, la tak bisa terlalu lama meninggalkan pekerjaannya. Banyak pasien yang menunggu kedatangan Shaka.
"Sebenarnya aku belum puas dengan Dokter Lista. Tapi ia berjanji akan membantuku. Aku harap kamu mau menerima tawaranku Kusuma. Nanti biar aku yang bicara dengan Dokter Lista!”
"Tidak Dokter. Aku gak mau Bilqis salah paham lagi denganku." Ucap Kusuma
"Kusuma, aku dan Bilqis tidak memiliki hubungan apa pun. Dan yang tadi aku meminta kamu menjadi istriku, itu juga cuma bercanda."
"Aku paham itu! Tapi aku tidak akan menyakiti temanku sendiri dengan menjadi asistenmu. Bilqis sangat mencintaimu, Dok!"
"Dia adalah adik temanku, dan tidak mungkin bagi saya... ah sudahlah! Aku pergi dulu. Kapanpun kamu mau ke tempatku aku akan menerima dengan senang hati!"
Shaka menepuk bahu Kusuma dan berpamitan. Sementara Kusuma hanya terdiam dan duduk kembali sambil menikmati kopinya yang sudah dingin.
"Maafın aku Bilqis. Aku harap kamu tidak salah paham denganku!" batin Kusuma.
Siang telah berlalu sebentar lagi Bilqis akan pulang. Kusuma sedari tadi bingung memikirkan cara agar Bilqis tidak salah paham lagi.