Namaku Anabel Rista
Sejak sebulan lahir aku sudah di buang oleh Ayahku, ibuku meninggal setelah 3 Minggu melahirkan aku.
Aku di rawat oleh para pelayan di rumahku dan tinggal di bangunan khusus para pelayan dan tak sekalipun masuk ke bangunan utama.
aku hanya keluar jauh saat ke pasar bersama mbok Ijah, ketika berumur 6 tahun.
Aku tak di sekolah kan, tapi mbok Ijah dan para pelayan giat mengajariku membaca dan menulis serta berhitung.
Akupun tak tahu siapa ayahku dan ibuku, hingga saat umurku 11 tahun, mbok Ijah bercerita dan pelayan yang tau siapa aku pun membenarkan cerita mbok Ijah, ternyata mbok Ijah akan berhenti bekerja.
Sehari sebelum mbok Ijah berhenti, kami ke pasar, aku membantu membawa belanjaan, di dalam pasar, ada seorang nenek pengemis.
Nenek itu terlihat lapar, dan akhirnya aku dekati, dan memberikannya Sebungkus biskuit dan uang 5 ribu karena hanya itu uangku.
Terimakasih Nak, ambilah ini, nanti teteskan darahmu ke Cincin ini saat kamu tiba di rumah,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhon Dhoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.10. Amara vs Anabelle
"Saya senang mendengarnya, dia yang merawat ku sedari bayi, dan gara-gara saya di kehilangan pekerjaan, ucap Anabelle.
"Tenang saja, besok pagi beliau sudah tiba, jangan bersedih lagi, ucap Ayu menghibur Anabelle.
Hari ini terlihat sangat ramai di kediaman Anabelle, mereka makan bersama termasuk para Security, Anabelle menambahkan beberapa aturan.
"Kak Ayu, antar saya ke Mall, saya ingin jalan-jalan sebelum kak Ayu mulai mengajar Paman Harno, pinta Anabelle.
Ayu membawa Anabelle ke salah satu Mall besar dan berisi barang- barang branded, yang tentunya dengan harga yang membuat mata dan dompet berkelahi, sudah tentu barangnya berkualitas tinggi.
Anabelle hanya melihat-lihat saja, apalagi pakaian, dia tak berniat untuk membeli, di lemarinya berjejer pakaian branded, dalam cincinnya juga sama, nenek Arimbi memang sudah mempersiapkan untuk Anabelle, untuk aksesoris semua sudah lengkap, hanya saja di balik kekayaan segunung, dia kesepian.
Biasanya setiap hari dia akan bersama-sama dengan pelayan beraktivitas sepanjang hari untuk bekerja demi bisa makan.
"Nona Muda, apa ada yang inginkan? tanya Ayu.
"Belum ada, jujur saja, seumur hidup, dia baru kali ini dia ke Mall.
"Kalau ada yang ingin anda beli,kasih tau saja dan kita mampir, ucap Ayu.
"Nah itu kak, saya ingin tas yang itu, cocok buat jalan-jalan, ucap Anabelle.
Ayu membantu Anabelle mengambilnya, sepintas dia melihat harganya sekitar 70 juta, tas kulit berukuran sedang keluaran Brand Fendi memang sungguh sangat bagus.
Tapi sayang seorang remaja lebih tua sedikit dari Anabelle merampasnya dari tangan Anabelle, hingga lepas dari tangannya.
Tas tersebut di Indonesia hanya kebagian stok 10, dan saat tinggal 1 buah saja.
"Kamu tak akan mampu membayarnya, ucap anak gadis remaja itu meremehkan.
Anabelle mengalah dan memilih tas yang lain, dan meminta ayu mengambil tas yang model sedang namun merk lokal harganya 15 juta, dan menurutnya cukup bagus buat jalan-jalan bahkan ke sekolah pun masalah cocok.
Anak gadis yang merampas tas yang di pegang Anabelle, hanya tersenyum puas, kemudian datang suami istri bersama seorang anak laki-laki, sang suami terdiam saat melihat Anabelle.
"Ayah, ini yang ku bilang, temanku sudah memakai tas ini tadi di sekolah, ucap anak gadis itu.
"Heh.. ngapain anak buta huruf seperti mu ada disini, sambil menarik kasar bahu Anabelle.
"Hati-hati tanganmu nyonya, jangan menyentuh Nona Muda ku dengan sembarangan", ucap ayu menarik tangan wanita dewasa itu dan menghempasnya.
"Sudahlah kak, memang tabiatnya seperti itu, lihat saja anaknya, sekolah tapi tapi seperti tak didik", ucap Anabelle.
"Apa, Nona Muda mengenal mereka? Tanya Ayu.
"Tidak tau namanya, hanya saya ingat wajah mereka seperti psikopat, ucap Anabelle.
"Heh apa kamu bilang, kami psikopat ! ucap wanita itu lantang.
"Kalau bukan psikopat lantas apa, ada orang di siksa hingga di tendang, kamu tetap makan, Ucap Anabelle.
"Dasar anak tidak punya didikan! Bentak Amara
"Saya memang tidak sekolah tapi saya tau mana yang baik dan buruk, lalu kamu sudah tau orang disiksa, apa kamu punya hati menolongnya, Hay Nyonya besar Keluarga Gunawan.
Dan bagaimana dengan anakmu, apa kamu mendidik nya dengan baik, tas yang sudah pegang di rampas nya, apa itu didik kamu? ucap Anabelle menohok.
Para pengunjung yang melihat tingkah anaknya Amara di buat geram, apalagi mendengar Amara bicara soal mendidik.
Nyonya besar Gunawan yang terhormat, jika saya berprilaku seperti anakmu, itu wajar karena saya tidak sekolah dari TK hingga sekarang, lalu anakmu, sekolah di sekolah mahal otomatis sekolah nya bermutu tinggi, tapi tingkahnya lebih buruk dari anak-anak yang sekolah di kampung, apa sala ucapakan ku Nyonya Besar Gunawan.
"Oh jadi kamu akui kalau kamu buat huruf, ucap Amara tidak nyambung.
"Hahahaha, aku pikir karena saya tidak sekolah, maka saya orang bodoh, ternyata masih ada orang yang lebih bodoh, sopan santun itu perilaku dan tidak ada kaitannya dengan buta huruf, dari awal kamu bilang saya buta huruf apakah saya membantahnya, hal sederhana ini saja kamu gak ingat, itu namanya orang bodoh, berlagak pintar, ejek Anabelle.
"Ayo ma kita pulang, ayah masih ada pekerjaan, ajak suami Amara.
"Halo Tuan menantu keluarga Gunawan, apakah anda pura-pura lupa dengan saya, atau anda ingin menjaga image karena banyak orang, berarti anda pengecut, istri anda lebih berani mengejek orang di tempat umum, ejek Anabelle.
"Sudahlah, apa yang sudah lewat jangan di ungkit, nanti kamu menyesal sendiri, ucap suami Amara.
"Anda mengancam saya, jika aku mau keluarga kamu dan keluarga Gunawan bersekutu tak akan bisa mengalahkan saya, kalau berani buatlah tantangan terbuka, kita beradu keterampilan bagaimana? apa kamu berani? Lantang Anabelle.
"Pa, bukankah dia yang bikin ribut acara paman? tanya anak gadis polos.
"Sudah ayo pulang, kamu jangan ikut seperti Dia, dia itu tidak sekolah, makanya bodoh, bisik Amara.
'Baik ma, singkat gadis itu.
"Daripada kamu sekolah tinggi tapi goblok, salam buat Samuel dan istrinya, biasannya di medsos selalu upload makanan dengan harga selangit, apa sudah bangkrut dia atau belum? kayaknya dia akan turun dari jabatan nya', ucap Anabelle
"Kamu pikir keluarga kami akan segampang itu, di hancurkan, ucap Amara.
"Oh, berarti keluarga anda sungguh hebat, Dan kamu bagaimana, berita yang ku dengar ada yang mau menarik uang nya di perusahaan kamu, bahkan seluruh keluarga Gunawan, ejek Anabelle.
Amara dan suaminya tertegun, mereka penasaran darimana Anabelle tahu masalah mereka
"Darimana berita hoax itu kamu dapatkan, biar saya tuntut? Ucap Amara.
"Hahahaha, Hoax katamu, kalau begitu buktikan Minggu depan omongan mu", ucap Anabelle.
"Kak Ayu tolong bayar tas Saya, ini kartunya, ucap Anabelle memberikan Kartu Hitam dari Amex.
"Baik Nona Muda, jawab ayu.
Kembali Amara dan suaminya tertegun melihat Kartu milikinya, walaupun mereka juga punya tapi mereka adalah pengusaha jadi wajar, lantas Anabelle, yang baru berumur 11 tahun dan tidak sekolah memiliki Kartu Hitam dari Amex.
"Sudah Nona Muda, dan ini kartu anda, lain kali pakai kartu yang lain saja, biar tidak di tatap orang seperti itu, ucap Ayu menyindir Amara dan suaminya.
"Oh begitu ya, jadi bagusnya pakai yang mana ? ucap Anabelle sambil mengeluarkan 5 kartu miliknya yang sengaja dia perlihatkan agar Amara makin sakit hati.
"Pakai ini saja kalau belanja hanya seperti tadi, tapi kalau 25 juta di atasnya, pakai yang ini atau yang ini ucap ayu menunjuk Kartu Mandiri world dan BCA prioritas.
"Baiklah, ayo kita cari makan, tadi mengoceh terus, hingga aku lapar, ucap Anabelle lalu keluar dari Toko itu.
"Halo Bu Amara, jangan lupa hari Senin semua sudah harusnya selesai, harusnya anda berhemat, dan memanjakan anak Anda dengan harga 70 juta, ucap perwakilan dari Perusahaan Anabelle.
"Baik Bu, terimakasih nasehatnya, jawab Amara berpura-pura sopan.
"ingatkan kepada seluruh saudaramu, jika telat, maka perusahaan kami akan mengeluarkan kalian dari Bursa Saham, anda sudah tau bukan, berapa banyak perusahaan bangkrut setelah keluar dari Bursa Saham, ancam perwakilan perusahaan Anabelle.
"Baik pak, terimakasih sudah mengingatkan, jawab Amara
"
rupa-rupanya.........