Menjadi bahan taruhan untuk dijadikan mainan oleh pria terpopuler di kampusnya membuat Naina terperangkap dalam cinta palsu yang ditawarkan oleh Daniel.
Rasa cinta yang semakin berkembang di hatinya setiap harinya membuat Naina semakin terbuai akan perhatian dan kasih sayang yang pria itu berikan hingga Naina dengan suka rela memberikan kehormatannya pada pria itu.
Nasib buruk pun datang kepada Naina setelah ia mengetahui niat buruk pria itu menjadikannya kekasihnya hanya untuk barang taruhan semata. Karena setelah itu Naina pun dinyatakan hamil. Dan untuk menutupi aib anaknya, orang tua Naina pun beralih untuk megalihkan fakta jika anak Naina adalah anak mereka dan adik dari Naina.
Ikuti cerita lengkapnya di sini, yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sesuatu yang bergejolak
Malam itu di kediaman orang tuanya. Ayah dan Ibu Naina mengadakan acara syukuran kecil-kecilan atas keberhasilan sidang skripsi Naina dengan mengundang kerabat dan tetangga di dekat rumahnya untuk makan bersama. Senyuman Ayah dan Ibu tidak pernah luntur dari wajah mereka saat acara berlangsung. Ayah dan Ibu benar-benar merasa bangga atas pencapaian putri sulung mereka.
Setelah para kerabat dan tetangga mereka pulang, Naina pun berpamitan pada Ayah dan Ibunya untuk masuk lebih dulu ke dalam kamar karena merasa tubuhnya sangat lelah.
Di dalam kamarnya, Naina mengambil ponselnya yang ia letakkan di dalam laci lemari pakaiannya. Naina pun menghidupkan ponselnya yang sudah ia matikan sejak kemarin sore.
Beberapa panggilan telefon tak terjawab dan belasan pesan masuk dari Daniel nampak masuk di aplikasi pesannya. Tanpa berniat membalas ataupun membuka pesan dari Daniel, Naina pun menghapus seluruh pesan masuk dari Daniel. Tak lupa Naina juga memblokir kontak pria yang sudah merusak mental dan tubuhnya.
Naina menghela nafasnya yang kian memberat. Rasa sesak itu kembali masuk ke relung hatinya saat mengingat semua perkataan Daniel yang benar-benar membuat hatinya terluka. Raut wajah Naina pun berubah sendu. Bagaimana jika ayah dan ibunya mengetahui jika dirinya tidak bisa menjaga kehormatannya sebagai seorang wanita. Rasa bersalah yang teramat menusuk ke dalam relung hatinya.
Naina menangis. Merutuki kebodohannya yang terbuai akan kata cinta. Harga dirinya sebagai seorang wanita telah diambil oleh pria badjingan yang hanya menjadikannya bahan taruhan. Mentalnya sudah rusak bersamaan dengan tubuhnya yang ikut dirusak.
"Kau jahat, Niel... Aku sungguh membencimu..." Isakan kecil pun keluar dari bibir mungilnya. Naina memukul kepalanya. "Seandainya kau bisa berpikir lebih panjang saat menerima cintanya, Nai... Tidak mungkin Daniel yang populer itu dengan mudahnya menjadikanmu yang culun ini menjadi kekasihnya..." Raung Naina merutuki sedalam-dalamnya kebodohannya.
Hari-hari berikutnya Naina lalui dengan penyesalan yang teramat. Dan setelah hari itu Daniel memang tak lagi menghubunginya bahkan berupaya untuk menemuinya. Naina merasa sedikit lega. Karena saat ia berada di kampus Daniel tidak pernah lagi terlihat di penglihatannya. Hanya sesekali ia bertemu dengan Dio dan Marvel. Namun Naina selalu membuang pandangan pada mereka. Entah kemana perginya Daniel. Naina pun berusaha untuk tidak memikirkannya.
Satu bulan pun Naina lalui dengan sedikit ketenangan karena Daniel benar-benar lenyap dari pandangannya. Mengurus revisi skripsi dan menyelesaikan persyaratan untuk wisuda sudah Naina selesaikan dengan baik. Naina merasa lega. Karena setelah ini ia bisa tidak lagi datang ke kampus dan bisa berdiam diri di rumah untuk memperbaiki dirinya.
Walau terkadang rasa takut sering menghantui pemikirannya. Apakah esok hari akan ada seorang pria yang menerima dirinya yang sudah tidak suci lagi atau tidak? Naina meragu. Dan yang paling Naina takutkan adalah jika ayah dan ibunya mengetahui kebenaran itu. Naina sungguh tidak akan sanggup melihat raut kekecewaan dari ayah dan ibunya.
Kaki mungilnya berjalan dengan lunglai melewati koridor kampus yang sedang banyak dilalui mahasiswa lainnya. Kepala Naina terus menunduk tanpa berniat memberi sapaan pada orang-orang yang ia kenali. Lagi pula percuma saja ia menyapa mereka. Tak sedikit pun niat dari mereka untuk membalas sapaannya seperti biasanya. Bahkan beberapa diantara temannya itu nampak bingung siapakah dirinya? Agh, mengingat itu batin Naina merasa miris!
Hingga saat seorang pria bertubuh gempal melewatinya dengan aroma menyengat dari tubuhnya membuat Naina merasa gejolak yang teramat di dalam perutnya. Naina menutup mulutnya. Tak kuat menahan rasa mualnya, Naina pun segera berlari ke arah toilet yang untung saja berada tidak jauh darinya.
***
Untuk mendukung karya author yang baru. Mohon berikan dukungan dengan cara...
Like
Komen
Votenya
Agar author semakin semangat melanjutkan ceritanya. Terimakasih😊😊
sini tak bikin pusing beneran....
Aku getok kepala mu pake palu gada.. hhuuhhh....
DASAR KUDANIL
tan tadi tatanya beli boneta telinci.. tok tetalang dadi boneta bel uang? 🤣🤣🤣
merelakan cintanya demi anak Daniel dan Naina
Naina begitu tulusnya dia padamu,
tapi kau menghinanya dan menganggap nya bodoh
hanya karena dia tidak membalas pesan mu waktu itu
kau merasa bahwa kau paling tersakiti disini.
nyatanya kau yang memberi Naina Luka.
entar nanti gara-gara Aga jadi jahat