Menceritakan seorang pemuda kampung yang bernama Daniel yang pergi ke kota untuk mengejar cita citanya menjadi seorang penyanyi solo di audisi pencari bakat, dan saat dia menemukan tempat tinggal barunya dia memiliki seorang tetangga wanita yang sangat bar bar, dikarenakan ruangan mereka hanya terhalang oleh dinding sangat tipis mereka seakan terganggu oleh kegiatan mereka masing masing, mereka pun mulai menganggu satu sama lain. seiring berjalannya waktu mereka pun mulai akrab dan timbul rasa nyaman di keduanya, walaupun tanpa mengetahui nama dan wajah satu sama lain mereka mencoba untuk menjalani hubungan yang cukup unik diantara mereka berdua, bagaimana ceritanya Yuk coba ikuti semoga Kalian suka ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 kerumah bela
" sayang kamu sudah punya pacar belum?" Tanya Gisel tiba tiba pada Amanda
" Kenapa emangnya?" Tanya Amanda bingung dengan pertanyaan ibunya yang tiba tiba itu.
" Itu ibu cuma nanya, jika belum mungkin ibu bisa mencarikan jodoh buat kamu" ujar Gisel sembari mengelus rambut lurus putrinya itu.
" Mah, daripada mamah repot repot nyari jodoh buat aku, mending buat kak susi aja, lagian kak susi udah waktunya menikah" ujar Amanda
" Tapi sayang anak teman mamah sukanya sama kamu" ceplos Gisel yang kelepasan
" Maksud mamah?" Tanya Amanda dengan wajah menatap wajah ibunya
Tetapi sang ibu hanya gugup dikarenakan dia sudah keceplosan ngomong sama Amanda.
" Jangan bilang mamah sudah menjodohkan aku tanpa sepengetahuan aku?" Tanya Amanda memastikan
" Maafin mamah sayang, mamah hanya ingin kamu tidak sendirian lagi" ujar gisel
" Mah dengar ya, aku itu sudah dewasa, aku bisa mencari pasangan hidup aku sendiri, jadi jangan jodoh jodohin lagi ok" tegas Amanda dan diapun langsung meninggalkan ibunya yang sedang duduk terdiam.
" Huhhh sepertinya gak akan berjalan lancar" gumam Gisel dikarenakan dia tahu akan sifat keras kepala putrinya itu, jika dia terlalu memaksa mungkin Amanda akan pergi dari rumah lagi..
Didalam kamar Amanda sedang duduk di tepi ranjangnya.
" Mamah apa apa sih, main jodoh jodohin aja tanpa bilang bilang lagi" kesal amanda yang sembari memeluk boneka kucing besarnya.
Dan diapun menoleh ke arah ponselnya yang tergeletak di meja riasnya, dan diapun mengambilnya.
" Daniel hari ini tidak ada kabar sama sekali" cemberut Amanda
Tetapi saat ia hendak meletakkan kembali ponselnya, seketika berdering menandakan ada seseorang yang menelponnya.
Amanda pun melihatnya dan tertera nama Daniel disana, seketika wajahnya tersenyum mengembang.
" Baru aja di omongin" gumam Amanda
Dan diapun mengangkatnya.
" Hallo " ujar Amanda
" Hallo apa kabar kamu?" Tanya Daniel di sebrang telpon
" Aku baik" Jawa Amanda tersenyum
" Maaf ya aku tidak menelponmu seharian ini, aku sekarang di kampung ibuku sakit" ujar Daniel menjelaskan
" Eh benarkah, terus gimana keadaan ibu kamu?" Tanya Amanda terkejut
" Ibu sudah baik kok" jawab Daniel
" Syukurlah" lega Amanda
Dan malam itupun mereka menghabiskan waktunya untuk mengobrol di telpon..
Sedangkan di rumah bela mereka sedang makan malam bersama.
" Bel, kamu mau papah jodohkan dengan danile?" Tanya Budi memastikan
Bela yang sedang makan pun seketika terbatuk dikarenakan terkejut dengan ucapan papahnya.
" Maksudnya pah?" Tanya bela yang belum ngeh
" Maksud papah kamu mau papah nikahkan dengan danile, anaknya ibu Mala" ujar Budi menjelaskan
" Aku mau pah" ujar bela antusias sembari tersenyum manis
" Bagus kalo begitu, dikarenakan kalian statusnya sudah putus hubungan kami harus bisa merebut kembali hati danile, mengerti?" Tanya Budi
" Aku mengerti pah, tapi papah tau darimana aku sudah putus hubungan sama danile
" Papah tahu dari mamahmu" ujar Budi
Dan bela pun langsung menatap wajah ibunya meminta penjelasan.
" Mamah juga tau dari sahabat mamah, dan dia tau dari anaknya danile" ujar Niken yang paham akan tatapan anaknya itu.
" Apakah Daniel sudah tidak mencintaiku ya, sampai bilang kami sudah putus hubungan sama ibunya" ujar bela dalam hatinya.
" Tenang aja perjodohan kalian itu adalah amanah dari almarhum ayahnya Danie, jadi perjodohan ini akan tetap berlangsung" ujar Budi yang menatap wajah anaknya yang sedang menunduk.
" Terimakasih pah" ujar bela tersenyum manis sambil memeluk papahnya itu.
" Andai saja adikmu masih ada, mungkin papah bakal di peluk oleh kedua putri papah" ujar Budi
" Papah yang sabar ya, selama ini kita terus mencari adik tetapi tidak ditemukan, kita berdoa semoga suatu saat kita berkumpul dengan keluarga kita semua" ujar bela yang kembali memeluk papahnya .
Sedangkan sang ibu hanya mengangguk menjawab ucapan bela dengan matanya yang mulai ber air teringat dengan kejadian dulu, dia melahirkan kedua bayi perempuan kembar tidak identik, saat di rumah sakit bela dan adiknya di simpan di ruangan khusus bayi, tetapi saat itu salah satu orang yang sangat membenci keluarga Budi menculik salah satu anaknya dan disaat itulah bela kehilangan adiknya,.
" Mungkin adikmu sudah seperti dirimu sekarang" ujar Niken yang menatap wajah bela.
" Mamah kenapa nangis" celetuk bocah laki laki adiknya bela
Mereka pun menoleh ke arah anak laki-laki itu, dan langsung kembali tersenyum.
" Tidak mamah tadi makan yang pedes banget" bohong Niken
" Iya Kaka juga pedes banget Hua hah" ujar bela menirukan orang yang sedang kepedasan.
" Ini minum mah" ujar bocah itu memberikan segelas susu miliknya pada ibunya.
" Mamah nggak minum susu sayang, itu buat kamu biar cepat besar ya, mamah minum air putih saja" ujar Niken yang menunjukkan gelas berisi air pada putranya
Bocah itu hanya mengangguk menjawab ucapan ibunya.
Dan mereka pun melanjutkan makannya..
" Danile?" Panggil Mala pada anaknya itu
" Iya Bu!" Jawab Daniel
Dan danile pun keluar kamarnya
" Ada apa Bu?" Tanya danile yang menghampiri ibunya
" Kamu bisa antarkan ini tidak ke rumahnya pak Budi ayahnya bela " ujar Mala yang menunjukkan sebuah map berwarna kuning.
" Ini apa Bu" tanya Daniel menerima map itu.
" Oh itu berkas berkas penjualan kelapa sawit nak, pak Budi membutuhkannya sekarang, tadi dia telpon jadi ibu ingin kamu mengantarkannya" ujar Mala menjelaskan
" Baiklah Bu aku antarkan sekarang " jawab Daniel mengangguk
" Baiklah nak, ibu ke kamar dulu ya" ujar mala yang berbalik menuju kamarnya
Sedangkan danile langsung kembali ke kamarnya untuk mengambil Hoodie miliknya.
Dan setelah itu dia mengunakan motornya.
" Yosh berangkat" ujar danile dan dia pun mulai berangkat menggunakan sepeda motornya.
Danie menelusuri jalan perkampungan itu, terlihat beberapa orang masih lalu lajang di jalan, dikarenakan waktu masih menunjukkan pukul 7 malam.
" Ternyata masih ada yang jualan ya" gumam Danie saat melihat beberapa pedagang kecil di pinggir jalan kampung itu.
Dan setelah beberapa menit akhirnya Danie sampai di rumah bela, terlihat Daniel sedang menatap rumah Bela yang terlihat sangat mewah di bandingkan dengan warga kampung lainnya.
" Sudah lama gak kesini, makin terlihat mewah rumah bela" gumam danile yang mendekati pintu rumah bela, dan diapun langsung memencet belnya.
Setelah beberapa saat danile memencet bel, terlihat pintu sedang di buka seseorang, saat terbuka terlihat bela yang mengunakan baju tidur yang cukup lucu bagi danile.
Di depan tubuhnya ada sebuah gambar beruang berwarna merah muda.
" Danile kamu kesini?" Tanya bela tersenyum
" Iya aku mau bertemu dengan papah kamu, mau memberikan ini" ujar danile menunjukan sebuah map berwarna kuning.
" Ooh gitu ayo masuk" ajak bela
Dan danile pun mengangguk mengikuti bela memasuki rumahnya.
" Aku panggil papa dulunya" ujar bela tersenyum
Danie hanya mengangguk menjawab ucapan bela.
Setelah beberapa saat papanya bela keluar bersama bela.
" Daniel ada apa nak?" Tanya Budi
" Malam om, ini aku Mau mengantarkan ini pada om dari ibu" ujar Daniel memberikan sebuah map berwarna kuning.
" Oh ini, kira om mau ngajak bela main" goda Budi tertawa.
Bela hanya tersenyum malu. Sedangkan Daniel hanya tertawa canggung.
" Nggak om aku mau nganter itu aja kok" ujar Daniel
" Oh emang kamu mau kemana setelah ini?" Tanya Budi
" Ah, aku mungkin langsung pulang " jawab Daniel jujur
" Kenapa Kalian nggak main dulu, biasanya anak muda sering nongkrong kan" ujar Budi yang menatap ke arah putrinya
Sedangkan bela yang mengerti dengan tatapan ayahnya langsung mengangguk.
" Iya danile kamu mau gak temenin aku keluar, aku mau cari sesuatu" ujar bela dengan harap
Sedangkan danile yang mendapatkan tatapan dari bela dan Budi hanya bisa mengangguk pasrah, tidak mungkin kan dia menolak ajakannya bela, ditambah keluarga bela sangat dekat dan sudah baik pada keluarganya.
" Baiklah aku ganti baju dulu ya" ujar bela senang dan diapun langsung pergi dari sana.
" Baiklah danile ada yang ingin om bicara padamu" ujar Budi dan mereka berdua pun mengobrol bersama di rumah tamu itu sambil menunggu bela ganti baju.