NovelToon NovelToon
ANAKKU DIJUAL IBU MERTUA

ANAKKU DIJUAL IBU MERTUA

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Non Mey

Amira kira setelah menikah hidupnya akan bahagia tapi ternyata semua itu tak sesuai harapan. Ibu mertuanya tidak menyukai Amira, bukan hanya itu setiap hari Amira hanya dijadikan pembantu oleh mertua serta adik iparnya. Bahkan saat hamil Amira di tuduh selingkuh oleh mertuanya sendiri tidak hanya itu setelah melahirkan anak Amira pun dijual oleh ibu mertuanya kepada seorang pria kaya raya yang tidak memiliki istri. Perjuangan Amira begitu besar demi merebut kembali anaknya. Akankah Amira berhasil mengambil kembali anaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Non Mey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecemburuan

Pagi itu, Angga sudah menulis beberapa bahan yang harus dia beli, karena besok ia berniat ingin mulai menjual kue pukis dengan cara jualan keliling

Suasana pasar cukup ramai dengan orang-orang yang sibuk berbelanja. Angga, yang kini mencoba peruntungan dengan berjualan kue pukis, tengah membeli bahan-bahan di sebuah toko. Ketika hendak keluar, pandangannya tertumbuk pada Amira yang masuk bersama Bram. Mereka terlihat begitu akrab, bahkan Bram tengah mendorong kereta bayi Arka dengan senyuman yang tulus.

Angga berhenti sejenak, menatap mereka dari kejauhan. Dalam hati, ia merasa bahagia karena Amira dan Arka terlihat baik-baik saja. Namun, tak bisa ia pungkiri bahwa ada rasa pedih yang begitu dalam. Rasa bersalahnya terhadap Amira dan Arka semakin menggerogoti hatinya. Ia tahu bahwa ia telah menyia-nyiakan keluarga kecilnya dulu.

Amira tidak menyadari keberadaan Angga hingga ia selesai memilih beberapa pakaian dan aksesoris untuk Arka. Ketika ia hendak mendekati kasir, matanya menangkap sosok yang pernah ia kenal begitu dalam. Angga berdiri di depan toko, memandang mereka dengan senyuman kecil yang sarat dengan kesedihan.

Hati Amira mendadak bergetar. Ia mencoba mengendalikan dirinya, tetapi kenangan masa lalu menyeruak ke dalam pikirannya. Meski ia berusaha melupakan Angga, ada bagian kecil dari hatinya yang masih menyimpan rasa itu. Sayangnya, rasa sakit dan kekecewaan yang Angga berikan jauh lebih besar daripada rasa cinta yang tersisa.

Bram, yang sedari tadi memperhatikan, segera menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda dalam tatapan Amira. Ia tidak suka melihat Amira terganggu, terlebih karena kehadiran Angga.

“Amira, kamu baik-baik aja kan?” tanya Bram, suaranya terdengar lembut tetapi sarat dengan rasa protektif.

Amira tersentak dari lamunannya. Ia tersenyum tipis dan mengangguk. “Ah? Aku baik-baik aja kok. Aku udah selesai memilih bajunya.”

"Kalau masih kurang, ambil aja."

"Ah, ini juga sudah banyak, Mas. Baju Arka menumpuk dikontrakan bahkan yang baru kita beli minggu yang lalu masih ada yang belum sempat dipakai oleh Arka," jelas Amira.

"Ya udah kalau gitu," sahut Bram dengan senyuman. Namun, di balik senyumannya, Bram merasa ada sesuatu yang mengganggu hati Amira. Ia tidak bisa mengabaikan fakta bahwa Amira mungkin masih memiliki perasaan terhadap mantan suaminya itu.

Ketika Amira dan Bram hendak keluar dari toko, Angga memberanikan diri untuk mendekat. Dengan suara yang agak bergetar, ia menyapa, “Amira, apa kabar?”

Amira terkejut, tetapi ia tetap berusaha tenang. “Aku baik, Mas. Kamu ngapain disini?”

"Ini aku lagi beli bahan untuk membuat pukis, InsyaAllah besok mau jualan keliling," jelas Angga.

"Oh jualan pukis, moga laris manis ya, Mas?"

"Aamiin, oh iya kalian habis beliin Arka baju ya?"

"Iya, Mas. Mas Bram yang ngajakin."

Terlihat Bram hanya tersenyum kecil hampir tidak terlihat.

Angga kemudian menatap Arka yang tertidur lelap di dalam kereta bayi. “Arka kelihatannya sehat. Kamu memang Ibu yang baik.”

Amira hanya mengangguk, sementara Bram berdiri di sampingnya dengan tatapan waspada. Ia tidak suka bagaimana Angga mencoba mendekati Amira.

“Kalau nggak keberatan, aku ingin...” Angga menghentikan kalimatnya sejenak, lalu melanjutkan, “Aku ingin memberikan sesuatu untuk Arka. Mungkin nanti aku bisa menitipkannya lewat Loli.”

Amira mengangguk kecil, tidak ingin memperpanjang percakapan. “Makasih sebelumnya,Mas Angga. Tapi aku rasa Arka sudah punya semua yang dia butuhkan.”

Bram segera mengambil alih situasi. Dengan suara tegas, ia berkata, “Amira, kita harus pergi sekarang. Ada banyak hal yang harus kita lakukan jangan lupa kita harus kedokter mengambil obat untuk mu.”

"Kamu sakit apa?" tanya Angga.

"Aku hanya sering kecapean aja,Mas."

"Oh begitu, kamu jaga kesehatan ya?"

Amira hanya mengangguk pelan sementara itu Bram terlihat masam. Sebelum benar-benar pergi Angga hanya bisa tersenyum pahit.

Setelah mereka kembali ke mobil, Bram tidak bisa menyembunyikan rasa tidak sukanya terhadap Angga.

“Amira, entah kenapa aku tidak suka melihat dia mencoba mendekatimu lagi. Dia seperti orang yang pura-pura lupa kalau dirinya begitu jahat padamu. Kenapa kamu masih mau berbicara dengannya?” tanya Bram dengan nada yang sedikit tajam.

Amira menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. “Bram, dia adalah ayah kandung Arka. Aku nggak bisa sepenuhnya melarang Angga, meskipun aku udah nggak punya hubungan apa-apa sama dia.”

Bram mengangguk, meskipun hatinya masih terasa berat. Ia tidak ingin melihat Amira dekat dengan Angga. Sejak kehadiran Amira dan Arka dalam hidupnya, ia merasa menemukan harapan baru setelah kehilangan istri dan anaknya dulu.

Bram tahu bahwa perasaannya terhadap Amira lebih dari sekadar teman biasa. Ia menyukai Amira. Bahkan, ia mulai membayangkan hidup bersama mereka sebagai keluarga. Tetapi, ia takut mengungkapkan perasaannya karena tidak ingin merusak hubungan yang sudah mereka bangun selama ini sejak bertemu atas peristiwa ditemukannya Arka.

Di sisi lain, Amira hanya menganggap Bram sebagai teman baik. Ia bersyukur karena Bram selalu ada untuk membantunya melewati masa-masa sulit, tetapi ia belum berpikir untuk membuka hati lagi. Luka yang ditinggalkan Angga masih terlalu dalam, dan Amira belum siap untuk memulai hubungan baru.

Tapi, Amira menyadari bahwa Bram sering memberikan perhatian yang lebih terhadapnya. Ia merasa bersalah karena tidak bisa membalas perasaan itu. Tapi perasaannya lebih penting ia tak ingin salah pilih lagi.

“Bram, aku tahu kamu ingin melindungi aku dan Arka. Aku benar-benar berterima kasih untuk itu,” ujar Amira saat berada didalam. mobil.

Bram tersenyum tipis. “Aku hanya ingin melihat kalian bahagia, Amira.”

Amira mengangguk pelan. Ia berharap semuanya tetap berjalan seperti sekarang tanpa ada tekanan dari siapa pun.

Setelah selesai membeli bahan untuk membuat pukis, di rumah, Angga duduk termenung di depan meja kecil di kontrakannya. Ia memandangi sebuah mainan bayi yang sebenarnya ingin ia berikan kepada Arka.

“Hidupku benar-benar berantakan,” gumamnya sambil mengusap wajahnya.

Ratna, yang melihat putranya murung, justru menyindir. “Kamu itu harusnya fokus bangkit, bukan mikirin Amira dan anak itu. Mereka udah bahagia tanpa kamu.”

Namun, kali ini Angga tidak membalas. Ia tahu ibunya tidak akan pernah mengerti penyesalannya.

Angga hanya bisa berharap bahwa suatu hari ia bisa menebus kesalahannya, meskipun ia tahu bahwa kesempatan untuk memperbaiki semuanya sudah sangat tipis.

"Angga, kalau kamu udah punya uang lebih kita segera pindah dari sini ya? Ibu udah nggak kuat. Tetangga disini pada julid sama Ibu, ingin rasanya Ibu cabein mulut mereka satu-satu."

"Udahlah, Bu. Jangan hiraukan mereka lagian Ibu kenapa sih suka bikin masalah sama mereka, kemarin aku dengar Ibu buang sampah dihalaman rumah orang itu?"

"Iya, tapi bukan Ibu yang mulai duluan, dia yang duluan, Nyindir Ibu suka jahat sama menantu sampe udah punya dua mantan menantu," jelas Ratna dengan muka masam. Angga hanya bisa menghela nafas panjang mendengarkannya.

1
Aini Qu
Lumayan
Sri Wahyuni
bagus karya ini,.... ini realisasi kehidupan nyata
Non Mey: Makasih Kakak 🩷
total 1 replies
karya yang bagus, semoga kedepannya Amira punya keberanian untuk melawan mertuanya.gedek juga lihatnya
sangat keren
lanjutkan kakak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!